12|| Healing jama'ah

45 17 37
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya teman²!
Biar aku tambah semangat lagi lanjutin ceritanya...





Jangan lupa vote dan komennya ya teman²!Biar aku tambah semangat lagi lanjutin ceritanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari kedatangan Ghani kemarin di rumah Hana memang untuk menjemput sang adik pulang. Tapi tak hanya itu, Ghani mengajak Hana juga Bella untuk ikut dengannya dan keluarga berlibur di pantai atau taman yang belum pernah mereka kunjungi.

Tentu saja, hal itu mampu membuat Bella bahagia hingga tak melunturkan senyum di wajah ayunya meski sudah tak muda lagi. Berbeda dengan Hana yang berusaha merespon biasa sana ajakan Ghani. Katakanlah jika Hana terlalu gengsi untuk mengekspresikannya.

Pagi-pagi sekali, Bella sudah heboh menyiapkan keperluan yang akan di bawa untuk liburan. Wanita itu juga membangunkan sang putri sebelum waktu subuh menjelang, hingga Hana bolak-balik menguap karena masih mengantuk.

Seperti kali ini, Bella menyuruh Hana untuk segera mandi dan berdandan cantik. Padahal masih ada waktu 2 jam untuk berangkat.

Tanpa ada bantahan sekali pun, Hana melangkahkan kakinya masuk ke kamar mandi. Usai membersihkan diri dan berdandan natural seperti biasa, Hana keluar menemui ibunya di ruang tamu.

"Bu, ini masih lama loh," kata Hana.

"Enggak apa, nanti kalo Ghani datang tinggal angkat kaki aja," sahut Bella santai tak peduli dengan ekspresi sang anak yang tampak murung.

"Hana masih ngantuk, Bu," rengek Hana mendaratkan tubuhnya di sebelah Bella.

"Ya, tinggal tidur aja, Han," balas Bella sembari mengotak-atik ponselnya. "Nanti biar Ghani yang bawa kamu ke mobil."

"Ibu... ih, jangan ngaco deh," kesal Hana. Dari pada ia meladeni ucapan sang ibu, Hana memilih merebahkan tubuhnya di sofa. "Jangan lupa bangunin ya, Bu." Bella hanya mengangguk.

• • •

"Ghani...! Cepetan kamu mandi, jangan senyum-senyum terus!" teriakkan Delia menyadarkan Ghani dari lamunannya.

"Kak Ghani pasti lagi bayangin wajah seseorang. Kalo Vina bener, traktir Vina pake nasi padang seminggu," celetuk Vina tiba-tiba berada di sebelah Ghani.

"Itu kemauan kamu aja. Kamu juga cari jodoh sana, biar gak ganggu Kakak kamu itu!" omel Delia dengan menatap Vina sengit.

"Vina masih kecil, Ma," bela Vina.

"Kata siapa kamu kecil?! Kamu sama Hana umurnya masih lebih tua kamu ya, Vina!" Gadis berkerudung instan itu meringis kecil.

"Udah sana mandi kalian! Umma tunggu di ruang tamu aja," titah Delia sebelum beranjak dari posisinya.

KisahanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang