5. MAIN UNO

168 127 72
                                    

**Sebelum aku mulai menyantumkan beberapa picture di part-part selanjutnya, aku mau kasih disclaimer dulu ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*
*
Sebelum aku mulai menyantumkan beberapa picture di part-part selanjutnya, aku mau kasih disclaimer dulu ya!

- Kalo ini FIKSI! jangan dihubungkan dengan real life.

- Ada beberapa kalimat kasar.

- Aku udah nentuin main castnya, tapi kalo kalian tipe orang yang lebih suka berimajinasi sendiri. Kalian boleh baca tanpa liat main cast yang aku kasih.

- Feedback author dengan vote dan komen.

Pokoknya senyaman kalian aja! aku harap kalian bijak dalam membaca yaa. Aku sebagai author juga akan berusaha menjaga tulisanku.

- Happy reading guys.
*
*

Malam minggu biasanya menjadi malam terindah bagi anak muda untuk menghirup udara malam tanpa beban. Menikmati berbagai kegiatan bersama teman, kekasih ataupun keluarga.

Dan kali ini anggota Salvatore memilih menghabiskan malam spesial itu dengan berkumpul di rumah ajun.

"nih, kartu" milan melempar sekotak kartu uno ke tengah tengah karpet merah bermotif harimau itu yang baru saja mereka gelar di tengah ruang tamu. Memang rencananya mereka akan bermain uno malam ini.

"cemilannya mana?" tanya radar.

"di sini!" raka masuk dengan menenteng dua kresek penuh cemilan. Ia pun menaruhnya ke tengah karpet.

"widihh dapet hidayah dari mana lo tumbenan mau beliin, mana banyak lagi" bima mengeluarkan cemilan itu satu persatu.

"dia mah bawain doang yang beli tetep aja si milan" sahut agip sambil melemparkan tiga bungkus pewarna rambut merk garnier.

"anjir ini kita seriusan pake beginian?" bima memegang jijik benda itu "warnanya ngejreng banget cokk" ucapnya histeris.

"gue sih b aja soalnya udah cakep gini mau warna warni juga gue tetep cakep" raka menyugar rambutnya ke belakang.

"serius ya kalo lo kalah gue warnain kaya pelangi pala lo" celetuk ajun baru tiba dari dapur membawa gelas kosong.

"wah nantangin lo jun? kalo lo yang kalah gue warnain ijo dah"

"oke siapa takut" sahut ajun.

Tirta datang membawa sebotol coca cola jumbo dingin, minuman bersoda itu memang menjadi favorit mereka "geser dar" radar yang sedang mengupas kuaci itu pun menggeser sedikit duduknya untuk tirta. Radar memisahkan kulit kuaci dan isinya yang ia kumpulkan di sebuah mangkok, untuk ia makan sambil bermain uno nanti. Dibantu oleh agip.

"Nah udah lengkap, sok atuh bim ngocok" suruh raka.

"halus banget bahasanya" bima mulai mengocok kartu di tangannya. Kemudian membagi tujuh kartu perorang.

SALVATORE (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang