Bab 7 - Narasumber

731 112 3
                                    

Di klinik Benteng Meropide, Wriothesley tersenyum lebar. Setelah kembali dari permukaan, Sigewinne membawa oleh-oleh sekotak daun teh pesanannya dan perawat itu segera menyeduhkan secangkir teh untuknya.

"Hehehe. Terima kasih, Sigewinne," ucap Wriothesley seraya berbaring di atas tempat tidur dengan teh yang mengepul di tangannya.

Sejak mengetahui Neuvillette tidak memiliki niatan buruk padanya, ia jadi sangat menyesal tidak menerima kebaikan hati pria itu saat di Opera Epiclese. Setiap nama sang Hakim Agung disebut, benaknya jadi melayang-layang kembali pada hari di mana ia menghirup aroma manis dan harum dari teko teh yang diabaikannya selama persidangan berlangsung.

Wriothesley ingin tahu seperti apa rasa teh itu. Pasti sangat manis, penuh kehangatan, dan memiliki aroma yang menenangkan. Begitu Sigewinne mengatakan akan menemui Neuvillette, ia semalaman memohon pada sang perawat agar membawakan teh buatan Neuvillette untuknya.

Sekarang, setelah Sigewinne memberi secangkir pada Wriothesley, perawat itu berkata, "Mana mungkin aku membawa teh yang sudah diseduh jauh-jauh dari atas untuk kau minum di sini? Yang ada tehnya sudah dingin. Aku hanya bisa membawakan daun teh kami dari rumah. Kau bisa ke klinik jika ingin aku menyeduhkannya untukmu lagi."

Wriothesley tidak memerhatikan sebagian besar yang dikatakan Sigewinne dan memilih untuk menikmati minumannya.

"Ah, selera Neuvillette sungguh luar biasa. Sangat berkelas, sangat elegan. Aku jadi iri dengan gadis yang akan menjadi istrinya nanti. Gadis itu akan menjadi gadis yang paling beruntung di dunia."

Mengingat Neuvillette adalah seekor naga yang sudah hidup selama 400 tahun, Sigewinne tertawa. "Seorang gadis? Aku rasa Monsieur Neuvillette bukan tipe orang yang akan berkencan, menikah, dan membangun keluarga." Ia berpikir sejenak sebelum melanjutkan, "Tapi kalau pasangannya seorang Dewi atau makhluk spiritual, mungkin bisa saja."

"Hmm, benar juga. Seorang gadis biasa tidak cocok untuknya." Wriothesley membayangkan pasangan seperti apa yang bisa bersanding dengan tubuh tinggi Neuvillette dan wajah dingin yang rupawan itu. Memang jelas baru cocok dengan Dewi dari langit dengan rambut panjang berkilau dan tubuh yang berpendar penuh kekuatan. Ia lalu bertanya, "Hmm, apa menurutmu Neuvillette memiliki hubungan dengan Nona Furina?"

"NONA FURINA?" Sigewinne terbelalak. "Imajinasimu terlalu liar, Wriothesley. Sebaiknya segera habiskan tehmu dan kembali ke kamar. Ini sudah malam dan kau harus bekerja lagi besok."

Wriothesley tersenyum lebar seperti anjing bodoh dan juga mengangguk. "Baiklah, baiklah, nona perawat. Jaga dirimu baik-baik selagi aku pergi. Seperti biasa, besok malam aku akan datang ke sini. Jangan lupa seduhkan lagi teh untukku, oke?"

"Iya! Cepat sana pergi sebelum sipir patroli malam dan memergokimu berpiknik di sini."

Sembari bersenandung, Wriothesley kembali ke kamarnya. Ia begitu senang hari itu. Ia sangat senang sampai-sampai senyum tak bisa berhenti ia layangkan.

Setibanya di ruang tahanan saja salah satu teman sekamarnya sampai bertanya, "Apa kau gila?"

"Hmm?" Wriothesley tertawa. "Hahaha. Bagaimana bisa aku gila? Dulu mungkin iya, tapi sekarang tidak."

Sang penanya melirik tahanan lain yang berbaring di tingkat bawah tempat tidurnya dan keduanya sama-sama menggelengkan kepala.

"Dia memang gila. Abaikan saja," ujar tahanan di kasur bawah. Mereka berdua pun memutuskan untuk tidur dan meninggalkan Wriothesley seorang diri bersama tahanan lain yang masih terjaga.

Wriothesley tidak merasa tersinggung. Ia justru mengucapkan harapan agar mereka mendapat mimpi indah sebelum memanjat tempat tidurnya untuk turut memejamkan mata.

Cruel World with You in It [Wriolette]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang