Kudeta merupakan sebuah rencana yang sangat besar, terlebih lagi yang melakukan adalah seorang narapidana. Wriothesley sadar akan bahayanya. Ia bisa mati di tengah jalan dan meninggalkan orang-orang lemah tanpa dirinya. Itu sebabnya ia tidak boleh gegabah. Itu sebabnya ia membutuhkan bantuan dari berbagai pihak.
Rencana pertama Wriothesley adalah membuat sekutu.
Sigewinnie sudah jelas di pihaknya. Perawat itu akan menjadi penghubungnya dengan para penjaga penjara ketika dibutuhkan. Sekarang, Wriothesley tinggal mencari kekuatan dari sesama narapidana. Semakin banyak yang bergabung akan semakin besar pengaruh mereka dalam menggulingkan sipir-sipir busuk Benteng Meropide.
Pertama, Wriothesley menghimpun rekan tahanan yang selama ini dibantunya. Ia memberikan sudut pandang baru, keyakinan bahwa rencana mereka akan berhasil, dan tidak perlu adanya kekhawatiran karena jika terjadi kegagalan, Wriothesley bersumpah akan menanggung akibatnya tanpa melibatkan yang lain.
Proses ini syukurnya cukup mudah dilakukan. Kabar kematian seorang narapidana yang terjadi beberapa waktu lalu membuat para tahanan ingin menjadi bagian dari pemberontakan. Semboyan mereka adalah: "Dari pada mati disiksa, lebih baik mati memperjuangkan kebebasan."
Saat itu mereka berkumpul di zona terbengkalai ruang produksi. Itu adalah zona yang berada di level terendah Benteng Meropide. Berbatasan langsung dengan penambangan yang telah ditutup, zona tersebut tidak lagi dikunjungi dan sangat cocok untuk dijadikan ruang diskusi gerakan yang dicetuskan Wriothesley. Terlebih lagi, Camden, sipir penjaga yang bertugas di sana selalu tertidur. Setelah jam kerja selesai, para tahanan dapat dengan mudah diam-diam melewatinya dan masuk ke sana.
Di dalam ruangan, seorang gadis pemberani berkulit sawo matang yang biasa dipanggil Tanina berkata, "Jadi, apa rencanamu, Wriothesley? Bukannya pesimis. Hanya saja kita semua tahu kalau kita tidak punya apa-apa untuk melawan mereka."
Itu benar. Wriothesley hanya bermodal tekad untuk membentuk perkumpulan mereka. Ia tidak punya harta bahkan kekuasaan apa-apa yang bisa digunakan untuk memberikan pengaruh pada Benteng Meropide.
Namun, bukan Wriothesley namanya kalau menyerah begitu saja. Ia sudah memikirkan sebuah rencana besar matang-matang dan siap untuk merealisasikannya. Ia pun menjawab, "Kalau kita tidak punya apa-apa, kita bisa rekrut orang yang bisa memberi apa yang kita butuhkan."
"Maksudmu?" Kali ini yang bertanya adalah Aldric, pria bertubuh kekar yang telah dipenjara 10 tahun. Meski usianya masih terbilang muda, semua orang menaruh hormat padanya.
Wriothesley menerangkan, "Kita berencana untuk menggulingkan kepala sipir Benteng Meropide. Untuk melakukannya, kita hanya perlu mencari penggantinya. Kita pastikan pengganti itu berada di pihak kita dan mau melawan kepala sipir."
Usulan itu mendapatkan respon positif dari para tahanan. Mereka mendiskusikannya dalam kelompok-kelompok kecil sebelum membawa pendapat mereka ke dalam tim.
"Lalu, siapa orang yang cocok untuk menjadi kepala sipir selanjutnya?" tanya seorang kakek yang duduk di atas kotak kayu usang. "Kita harus pastikan juga kalau dia akan mengubah kebijakan Meropide menjadi lebih baik di masa depan."
"Karena aku orang baru, aku serahkan pada kalian. Menurut kalian, sipir mana yang selama ini memiliki jabatan cukup tinggi di Meropide dan memiliki pandangan yang bertentangan dengan kepala sipir?" tanya Wriothesley mengajak rekan-rekannya berpikir.
Semua orang lagi-lagi berdiskusi. Nama-nama para sipir sesekali terdengar dalam pembicaraan mereka sampai seorang pemuda kurus bernama Kharel berceletuk, "Bagaimana kalau Sipir Isaac? Dia yang berjaga di gerbang benteng. Aku pernah melihatnya berseteru dengan kepala sipir saat pertama kali tiba di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cruel World with You in It [Wriolette]
FanficDibanding Wriothesley, anjing jalanan bahkan lebih tahu cara bertahan hidup. Mencabik tanpa belas kasih, mengais tanpa harapan pasti. Kriminal itu begitu menjijikkan sampai-sampai air tersuci di dunia tak akan mampu membersihkan noda di hatinya. "Ka...