Wriothesley bosan.
15 tahun hidup menderita sebagai budak dan bekerja keras siang dan malam membuat Wriothesley merasa hidup di penjara sangat membosankan. Awalnya mungkin ia antusias dengan "kebebasan" yang baru saja ia dapatkan. Tapi begitu memasuki bulan kedua, semuanya menjadi serba monoton. Kamar, ruang kerja, kantin, ruang kerja, kamar, begitu saja seterusnya.
Sebenarnya terkadang ada juga drama-drama penjara yang secara acak terjadi. Para narapidana bertengkar-lah, sipir yang merundung tahanan baru-lah, atau para senior yang mencoba kabur melalui saluran air dan berenang ke lautan bebas.
Bahkan, bisa dibilang Wriothesley mulai menjadi koran perundungan kepala penjara. Berkat ulahnya Neuvillette, Severin memutus hubungan bisnis penyelundupan mekanik dengan kepala sipir. Untuk melampiaskan amarah, Wriothesley "dihukum" dengan kerja yang lebih berat tanpa mendapat makanan yang layak.
Tapi karena Wriothesley tidak berminat melawan atau terlibat dalam hal-hal bodoh seperti drama, ia memilih untuk diam dan menjalani perundungan semampunya. Di waktu luang, ia lebih suka berpura-pura sakit dan menghabiskan waktu bersama Sigewinne di klinik. Melalui sang perawat, ia terhubung dengan dunia luar dan mendapatkan kebahagiaannya tersendiri.
Pertanyaan pertama yang selalu ia lontarkan setiap Sigewinne kembali dari permukaan adalah, "Bagaimana kabar Monsieur Neuvillette?"
Kemudian, Sigewinne akan menjawab, "Seperti biasa. Sibuk dengan kasus-kasus di Fontaine."
Setelah itu Wriothesley akan mendengus. "Hhh, apa Hakim Agung tidak punya waktu libur? Kita bahkan belum membuat pesta untuk merayakan selesainya kasusku."
Terakhir, Sigewinne akan tertawa. "Haha. Tidakkah pembicaraan kita ini selalu terulang setiap minggunya? Apa kau tidak bosan menanyakan hal yang sama setiap aku kembali?"
"Justru karena aku bosan mangkanya aku berbicara denganmu tentang hal ini. Aku tidak punya siapapun di luar sana kecuali Neuvillette. Wajar jika aku hanya bisa menanyakannya."
"Hmm, kalau begitu sudah waktunya untukmu bersosialisasi dengan yang lain. Kau punya waktu 15 tahun untuk tinggal di sini. Buatlah kenangan yang indah bersama teman sekamarmu atau para sipir," ujar Sigewinne sembali menarik-narik lengan pakaian Wriothesley berharap pria itu bergerak dari ranjang klinik. "Sana pergi. Ini tempat tidur untuk pasien. Kau sudah tidak sakit lagi dan tidak perlu sering-sering ke klinik."
Wriothesley memasang wajah cemberut. "Kau sendiri mengapa masih di sini? Padahal aku sudah sembuh. Tidakkah sebaiknya kau pergi menemani Monsieur Neuvillette?"
Sang perawat menggeleng. "Meskipun Monsieur Neuvillette yang membesarkanku, aku tidak hidup untuk melayaninya. Aku belajar ilmu kesehatan, aku suka mengobati orang, dan aku merasa penjara ini lebih membutuhkanku dari pada dunia di luar sana. Aku tinggal untuk seluruh penghuni Benteng Meropide."
"Wow, didikan Monsieur Neuvillette memang beda," ujar Wriothesley terpana. "Baiklah, baiklah. Aku pergi. Aku akan mencari teman dan melupakanmu. Selamat tinggal, Sigewinne. Racuni saja makananku jika kau ingin aku ke klinik dan buang aku jika kau merasa bosan denganku."
"Apa?!" Sigewinne menggembungkan pipinya karena kesal. "Bukan seperti itu maksudku."
Wriothesley tertawa karena berhasil menggoda sang perawat kecil.
Meski sudah di koridor sel tahanan, ia terus menerus tertawa sampai tidak menyadari bahwa seseorang sengaja menjulurkan kaki di hadapannya dan membuatnya jatuh terjungkal.
"Aw!" Wriothesley jatuh tengkurap dengan pantat yang menungging di udara. Ketika ia mendongak, ia melihat seorang wanita dengan riasan wajah tebal dan rambut yang dikeriting secara tidak normal sedang menyeringai padanya. Wriothesley tebak keluarga bangsawan menyuap para sipir agar membiarkan wanita itu hidup mewah meski sudah dipenjara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cruel World with You in It [Wriolette]
FanficDibanding Wriothesley, anjing jalanan bahkan lebih tahu cara bertahan hidup. Mencabik tanpa belas kasih, mengais tanpa harapan pasti. Kriminal itu begitu menjijikkan sampai-sampai air tersuci di dunia tak akan mampu membersihkan noda di hatinya. "Ka...