21

876 128 12
                                    

SURPRISE! Hahaha! Pembaharuan lagi..










..

Ketika Jennie membuka mata, dia menyadari bahwa dia sedang berbaring di tempat tidur di sebuah kamar kecil.

Segalanya tampak familier, mulai dari bantal empuk di belakang lehernya hingga selimut lembut di sekujur tubuhnya.

Dia seketika tahu ada di kamar siapa.

Dia melihat sekeliling dan melihat seseorang berdiri di dekat jendela. Meski di lihat dari belakang, Jennie tahu siapa orang itu.

Rosé terlalu sibuk memandang ke luar jendela dan dia tidak menyadari gadis yang tidak sadarkan diri di tempat tidurnya sudah bangun.

Melihat Rosé membuat Jennie gugup.
Jantungnya berdetak tidak terkendali karena lebih dari satu alasan, alasannya hanya dia yang tahu.

Jennie tiba-tiba merasakan keinginan untuk bangkit dan mendekati gadis lain, apapun kondisinya.

Dia mengerahkan kekuatannya dan mendorong dirinya menggunakan sikunya. Yah, dia mencoba.

"Ah."

Hal itu menarik perhatian Rosé.

"Jennie, kamu sudah bangun?" dia bertanya sambil bergegas ke sisinya.

Jennie menyandarkan punggungnya ke kepala tempat tidur dan terengah-engah seolah dia baru saja berlari jauh. Rosé berbalik dan mengambil segelas air yang dia siapkan di atas meja dan segera menyerahkannya pada Jennie.

"Ini, minumlah" katanya.

Dia duduk di samping Jennie dan membantunya mendekatkan gelas ke mulutnya untuk menyesap airnya. Dan tidak lama kemudian dia mengosongkan gelasnya hanya dalam hitungan detik, itu menunjukkan betapa hausnya dia. Setelah mengosongkan air gelasnya, dia tampak sedikit lebih baik daripada sebelumnya.

Beberapa saat setelah mengatur napas, Jennie menoleh ke arah Rosé yang duduk dekat di sampingnya. Mata mereka bertemu, dan Rosé tidak membuang muka. Jennie merasa sedikit lebih bahagia di dalam hatinya.

"Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Rosé lembut.

Jennie hanya bisa tersenyum, "Lebih baik. Jauh lebih baik."

"Kamu dari mana saja selama 2 minggu ini? Aku sudah mencari-carimu tapi tidak menemukanmu. Kupikir kamu sudah pergi..." tanya Rosé terus menerus.

Jennie bisa merasakan kekhawatiran dalam nada bicaranya yang tulus.
Dia tersentuh. Gadis yang dia perlakukan dengan sangat buruk masih peduli padanya. Tapi dia tahu dia tidak pantas mendapatkan kebaikan
Rosé lagi.

Perasaannya meluap-luap dan tiba-tiba air mata menggenang lagi. Itu datang tanpa peringatan. Dia berharap dia bisa mengendalikan kelenjar air matanya. Itu sudah terlalu banyak bocor selama dua minggu terakhir.

"Ke-Kemana lagi aku bisa pergi.." katanya, sedikit tergagap.

"Aku sudah berada di sini sepanjang waktu."

Rosé terkejut, "Apa?"

"Tidak ada yang bisa melihatku... bahkan kamu pun tidak. Aku tidak tahu apa yang terjadi..."

Dia berkedip dan air mata mengalir di pipinya.

"Aku pikir kamu hanya mengabaikanku karena kamu marah padaku, tapi bukan itu masalahnya. Aku bahkan mencoba menghalangimu saat kamu berjalan, tapi... kamu berjalan melewatiku."

Rosé menelan ludahnya, "Apa katamu?"

"Seolah-olah aku hanya makhluk hampa. Aku bahkan tidak bisa menyentuh atau meraih sesuatu seperti yang biasa kulakukan dan aku bahkan tidak merasa lapar atau mengantuk.."
tambahnya sambil terisak.

Antara Ada Dan TiadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang