11

716 91 0
                                    

..

Seorang wanita muda dengan kulit sangat putih berjalan sendirian di sepanjang jalan sambil menguap beberapa kali.

Dia tampak mengantuk dan lelah tetapi dia terus berjalan. Terkadang dia tersenyum, mendengus dan menghela nafas, dan terkadang dia tertawa lalu menampar udara.

Dia berjalan sampai mencapai bangku di tepi taman. Itu di bawah pohon tempat bunga sakura bermekaran.

Pemandangan yang sangat indah.

Dia menyandarkan punggungnya ke bangku dan kemudian berbalik untuk melihat ruang kosong di sebelahnya dan menyeringai.

Ada seorang gadis kecil, berumur tidak lebih dari 4 tahun lewat. Dia sedang berjalan-jalan pagi bersama ibunya. Namun langkah mereka terhenti saat melihat wanita muda di bangku itu tersenyum sendirian.

"Bu, kenapa unnie itu tertawa sendirian?" dia bertanya sambil menarik tangan ibunya.

Ibunya menelan ludah, "Unnie itu sedang sakit. Ayo kita pergi dan tinggalkan dia sendiri."

"Maksudmu dia gila? kasihan sekali unnie itu."

Kemudian ibunya menariknya menjauh, namun dia tidak bisa berhenti melihat ke arah wanita yang duduk di bangku itu. Mata mereka bertemu dan dia segera membuang muka.

"Hahahaha! Mereka mengira kamu gila!" seru Jennie sambil tertawa terbahak-bahak.

Rosé mendengus, "Makanya aku bilang aku gak mau jalan sama kamu! Tapi kamu menyeretku!"

Jennie tidak bisa berhenti tertawa. Dia tertawa terbahak-bahak bahkan air matanya pun keluar.

"Oke! Kamu bisa melanjutkan melihat bunga sakura. Aku akan kembali!" ucap Rosé sebelum dia berdiri dari bangku taman.

Jennie meraih tangannya. "Hei tunggu!"

"Apa sekarang?"

"Oh ayolah, wajah pucat, siapa yang peduli dengan apa yang mereka pikirkan tentangmu? Kamu tidak gila, kamu hanya berbicara dengan selebriti yang tidak kasat mata..."

Rosé menghela napas, "Lihat? Pernyataanmu sendiri terdengar gila."

"Oh benar! Ada cara bagimu untuk menikmati hari bersamaku tanpa takut dihakimi."

"Bagaimana?"

Jennie mengangkat kedua tangannya di depan Rosé sambil nyengir.

"Kita bisa menggunakan ini."

"Tanganmu?"

Jika aku memegangmu dengan kedua tanganku, aku bisa membuatmu tidak terlihat. Sama seperti yang kita lakukan di rumahku dulu."

Dia berdiri dari tempatnya dan berdiri di samping Rosé, lalu tiba-tiba dia mengaitkan lengan mereka.

Dia memegang erat lengan Rosé dengan kedua tangannya. Mereka tampak seperti pasangan yang sedang berkencan.

Pasangan yang tidak terlihat.

Wajah Rosé memanas saat merasakan cengkeraman kuat Jennie di lengan kirinya. Jennie menoleh ke arahnya, dan mata mereka bertemu.

Rosé membeku.

Jennie terkekeh, "Wah lihat, kamu tidak begitu pucat hari ini. Pipimu... merah. Ya ampun, kamu merona?"

Rosé menggelengkan kepalanya kuat-kuat, "Ini hanya karena matahari!"

..

Jennie dengan kuat menggenggam lengan kanan Rosé saat mereka berjalan bersama. Rosé sama sekali tidak merasa mengantuk lagi karena gadis di sebelahnya. Dia berdiri begitu dekat sampai dia bisa merasakan kehangatan memancar dari tubuhnya. Atau mungkin dirinya sendiri yang tersipu.

Antara Ada Dan TiadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang