24

925 129 10
                                    

..

Jennie berada di penthouse-nya sendirian malam itu.

Dia berhasil menghindari semua pertemuan dengan orang-orang dari agensinya dengan mengatakan bahwa dia sakit.

Orang-orang terkemuka di agensi tersebut sibuk mendiskusikan masalah-masalahnya, arah kariernya, proyek selanjutnya, dan cara-cara untuk menyelamatkan situasinya setelah skandal tersebut.

Jisoo adalah salah satunya.

Tapi Jennie tidak mau bergabung. Dia tahu meskipun dia ada di sana, mereka tidak akan mempertimbangkan pendapatnya.

Dia adalah aset bagi perusahaannya, oleh karena itu mereka akan menangani permasalahannya dengan cara yang mereka anggap terbaik, apapun pendapat Jennie.

Selalu seperti itu.

Saat itu hampir tengah malam tetapi dia belum merasa mengantuk. Dia berkeliaran di rumahnya dan pergi ke dapur.

Merasa haus, dia membuka lemari es untuk mencari sesuatu untuk menghilangkan dahaganya.

Matanya tertuju pada sebotol vodka.
Mungkin itu akan menjadi obat terbaik saat ini. Jika dia meminumnya maka itu bisa membantunya melupakan penderitaannya.

Rasa sakitnya

Kesedihannya

Dan Patah hatinya.

Tapi melupakan rasa sakit berarti melupakan Rosie.

Dan dia tidak ingin melupakannya.

Maka dia lebih memilih menanggung rasa sakit itu daripada melupakannya, meski hanya satu menit.

Tangannya mengambil sebotol air dan menutup pintu lemari es.


Tiba-tiba bel depan berbunyi.

Jennie mengerutkan alisnya bingung.
Siapa yang datang selarut ini?

Dia memeriksa layar yang ada di dinding. Wajah seseorang muncul.

"Lisa?"

"Apa yang kamu lakukan di sini selarut ini?"

Wajah Lisa memerah, dia jelas-jelas habis minum. Tapi dia masih bisa berdiri sendiri dan tidak melontarkan kata-katanya.

"Apa kamu minum?"

Dia menggelengkan kepalanya, "Unnie, ayo kita bicara."

"Bicara? Apa yang perlu dibicarakan?"

Lisa mengejek, "Oke, baiklah! Aku tidak akan menyangkalnya. Aku pernah berkencan dengan Kim Jisoo. Tapi itu hanya sebentar! Kita tidak akan bertemu di belakangmu- "

"Maksudmu tidak lagi" sela Jennie.

Lisa menggigit bibirnya, "Tadinya aku akan menjaga harga diriku dan tidak bertingkah seperti pecundang, tapi apa yang kamu lakukan padaku tidak adil. Tidak adil bagimu untuk mengakhiri hubungan denganku menggunakan alasan itu. Kenapa kamu melakukan ini padaku? Yang kulakukan hanyalah berusaha membantumu! Kenapa-"
Dia berhenti saat air mata mengalir di matanya. "Kenapa harus gadis wisma itu?"

"Kenapa dia? Apa istimewanya dia? Katakan padaku agar aku tidak merasa begitu menyedihkan pada diriku sendiri" lanjut Lisa.

Jennie menatapnya, menatap matanya. "Orang itu mengubahku."

"Dia mengajariku bagaimana bersyukur. Bersikap baik, dan rendah hati."

"Dia memunculkan sisi lain diriku yang tidak pernah kukira ada sebelumnya"

"Dia membuatku menjadi orang yang lebih baik."

"Aku merasa lengkap saat bersamanya."

"Itu adalah sesuatu yang belum pernah aku rasakan pada orang lain."


Antara Ada Dan TiadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang