Chap. 4. Salah

32 1 0
                                    

"Tolong tetap di sisiku Fan, jangan pergi..."

Ucapan Kak Rendra barusan sukses membuatku membeku. Aku tak percaya dg apa yg Ku dengar.

'Gak usah Ge-er dehh Fan, Lo tuh cuma salah denger, tuh kalimat cuma buat Kak Alice, bukan buat Lo!' bathinku seakan menyadarkanku bahwa kalimat itu benar - benar bukan untukku.

"Tenang ya Kak." hanya kata itu yg bisa Aku loloskan untuk Kak Rendra sekarang. Tenang.

Sepuluh Menit berlalu, Kak Rendra melepasku, dg sisa - sisa Air mata yg Ia tumpahkan. Aku masih belum percaya bahwa pria di hadapanku ini betul Kak Rendra.

Kak Rendra yg selalu tersenyum, dan humoris.

Tak ku temukan dirinya di hari ini.

"Maaf Fan, Bajumu jadi basah karena Air mataku." sesalnya, seraya menghapus sisa buliran bening di wajah tampannya.

Aku yg tak tahu jika bajuku basah pun refleks melihat kearah bagian perutku. Oh Ya ampun, benar saja, jika baju yg ku kenakan kini sudah basah, walau tak begitu kuyup.

Aku hanya tersenyum dan duduk disamping Kak Rendra. Mengusap lembut bagian bahunya.

"Tak apa, nanti juga kering,"

Kak Rendra menoleh ke arahku, dg seutas senyum yg ku rasa agak menyakitkan. Ok! Aku paham apa yg Kak Ren rasakan sekarang.

Kak Ren meraih tanganku yg masih setia di bahunya, mengelus lembut dan mengenggamnya. Tentu...perlakuan manis Kak Ren kali ini membuatku menepis rasa baper yg hinggap di jiwa ini.

"Aku harap bisa mencintaimu Fan, dan Aku harap Kamulah orang terakhir."

Jleb.

Lagi dan lagi, ucapan Kak Rendra bagai mantra, membuatku tak berkutik. Aku menarik tanganku yg ada di genggamannya.

"Apa sih Kak? Udah deh, gak usah ngawur." sahutku salah tingkah. 'Apa - apaan Aku ini? Pakek salah tingkah segala, sadar Fan! Lo gak boleh baper sama ucapan - ucapan Dia,'

"Kenapa? Salah ya Aku jika berusaha untuk mencintai calon tunangan sendiri?"

What? Calon tunangan? Oh My God! Apa benar Dia setuju dg perjodohan ini?

"Maaf sebelumnya, Tidak seharusnya Aku menangis di pelukanmu hanya karena putus sama pacar sendiri." Perkataan Kak Rendra yg satu ini sontak membuatku langsung gelagapan. Menggelengkan kepala.

"Ehh... gak usah minta maaf, gak papa kok Kak, Lagian Gua gak keberat-"
"Bisa ubah tata-cara katanya gak ?"
"Eh..? Maksudnya?"
"Iya, tata-cara katanya, jangan pake Gua-Lo sama Kakak, pakek Aku-Kamu gitu."

Sumpah demi apa?! Ya Allah... ada apa di hari ini?

Kak Rendra lagi - lagi sukses membuatku terdiam. Ah, ya! Baru sadar, jika dari tadi Kak Rendra sudah mengubah tata-cara katanya menjadi Aku-Kamu terhadapku.

"Ke-ke... napa emangnya?" Tanyaku tergagap,
"Kita harus biasain, kan udah hampir tunangan." Pernyataan Kak Rendra membuatku memelototkan mata. Tak percaya jika Ia mengatakan hal itu.

"Jadi... Kakak nerima perjodohan ini?" Aku hanya ingin memastikan saja, Ya... seperti apapun jawabannya Aku harus pasrah.

Kini, Aku sudah yakin jika Kak Rendra tidak menolak perjodohan ini.

Dan terkaanku yg takut Kak Rendra menolak, salah!

"Kenapa? Apa Kau keberatan?" Kerutan penasaran muncul di wajahnya. Pandangan matanya yg tak lepas ke arahku semakin membuatku salah tingkah, mengunci mataku untuk tidak memandanginya.

A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang