Chap. 6. Setuju

31 1 0
                                    

Drrrtt... drrrt... drrrtt...

Siapa pula yg menghubungiku di malam ini?

Baru saja selesai sesi pembersihan diri, untuk cepat-cepat bersiap pergi, kemana lagi? Acara pertemuan antara dua keluarga. Keluargaku dengan Keluarga Kak Rendra.

Ku hampiri ponselku di atas meja belajar, melihat siapa yang sedang menghubungiku.

Kak Renan📌

Lantas, ku kernyitkan keningku, padahal bentar lagi Kita bakal ketemu, ngapain nelfon?. Tentu saja itu hanya gumaman dalam hati.

Tak banyak mikir, Aku langsung mengangkat HandPondku, niat untuk menjawab telfon dari Kak Rendra.

"Halo Kak? Kenapa?" Aku hanya tak ingin basa-basi.

"Fan... bisa ketemu nggak?" Aku semakin mengernyitkan kening, heran.

"Tiga puluh menit lagi Kita bakal ketemu kan Kak?"

"Iya Aku tahu, Tapi Aku maunya Kamu berangkatnya bareng Aku aja, ada yang harus Aku bahas terlebih dulu denganmu." Jelas Kak Rendra dari seberang sana.

Aku diam, 'apalagi yang harus di bahas? Sepenting itu yah? Sampek nggk bisa di bahas nanti aja?' Lagi-lagi Aku bergumam tanpa di utarakan.

"Aku tunggu ya... di depan Rumahmu !" Aku membelalakkan mata mendengarnya, di depan Rumah? Apa Kak Ren menjemputku?

Aku langsung berlari ke arah jendela, memastikan bahwa Kak Rendra masih belum ada di sana. Tapi...

"Sejak Kapan Kakak udah nunggu di sana?" Ya, Aku melihat sosoknya yang bersandar santai di pintu mobilnya. Menghadap ke arah kamarku berada.

Ku lihat Kak Ren tersenyum melihatku, salting? Ya iyalah! Siapa coba yang gak salting di kek gituin? Emang kalian nggak?

"Cepet siap-siap! Aku tunggu-in." titahnya, Aku mengangguk saja. Menolak untuk ikut Kak Ren? Namun Aku seakan perlu bertemu dulu dengannya, membahas sesuatu yang Kak Ren ingin bahas.

Aku mengangguk dan beranjak pergi untuk siap-siap.

Tak butuh waktu lama untuk Aku bersiap, Sepuluh menit, itupun sudah dengan make up tipis dan dress warna soft blue se lutut, di tambah rambut yang emang sengaja Aku gelung, dengan pernik kalung berwarna putih berliontin hati di leher.

Baiklah, Bagaimanapun Aku harus tampil maksimal, agar tidak terlihat terpaksa menerima perjodohan ini.

Ting....

Aku meraih ponsel yangg emang sengaja ku letakkan di atas nakas, melihat notif dari siapa barusan. Siapa tahu penting.

'Masih lama?' Ternyata dan lagi-lagi dari Kak Ren.

'Ini udah siap, bentar lagi On the way kok Kak.' Balasku dalam chat.

Aku masih begitu kaku untuk mengubah gaya bahasaku, Aku-Kamu... Ah, intinya Aku masih butuh beradaptasi dengan segalanya.

Ku raih tas GG marmont mini shoulder putihku, dengan memakai High-heels Vaia yg terinspirasi dari karakter Disney Frozen. Elsa.

Terlalu glamor kah? Tentu, ini yg memang Aku siapkan untuk malam ini, bukan apa-apa, Aku hanya ingin Mereka merasa Aku benar-benar menikmati acara ini tanpa terpaksa. Ya, lagi-lagi itu adalah alasan salah satunya.

Baik, sekarang Aku siap, dan beranjak turun menemui Kak Rendra.

Sebelum itu, tentunya Aku harus pamit dulu pada ke-dua orang tuaku.

A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang