Step brother

9K 156 3
                                    

"ni-chan" Suara melengking menganggu seorang laki-laki tampan yang tengah fokus pada ponselnya.

"Bisakah kau mengecilkan suara cemprengmu itu naru" Ucapnya sedikit kesal

"Hehe, maaf" Balasnya "ni~ anter naru ke perpustakaan kota" Lanjutnya yang kini sudah mendudukan bokongnya di pinggir sang kaka.

"Males, pergi sendiri aja" ucapnya, mengundang decak sebal dari bilah bibir naruto.

"Ishhh ayolah, anter naru ya, ya, ya~" rengeknya menggoyangkan tangan sang kaka.

"Shhh, ya sudah tunggu nii bersiap dulu" ucapnya.

Naruto bersorak bahagia, dan ketika sang kaka beranjak dari atas ranjangnya dan menuju ruang ganti, naruto mengambil telpon genggam sang Kaka

Mengotak-atiknya, membuka galeri dan video.

Ketika membuka file video Naruto merasa penasan dengan isinya, lantas si cantik membukanya sembari menunggu sang kaka selesai bersiap.

Naruto kira itu hanya video tentang sang kaka tau video apapun.

Namun ternyata itu video dewasa yang entah untuk apa kaka nya menyimpan hal itu.

Naruto menonton denganbegitu fokus hingga tanpa terasa area bawahnya basah dan lembab, membuatnya tak nyaman.

Ketika suara pintu terdengar, naruto buru-buru menaruh kembali telpon genggam sang kaka setelah mengeluarkannya dari file yang tadi ia lihat.

"Ayo berangkat" Ucap sang kaka sembari meraih telpon genggamnya.

Naruto mengangguk kaku, wajah nya memerah, mungkin karna menonton video tadi.

"Kau sakit?" Tanya sang kaka yang melihat wajah memerah naruto.

"A-ah tidak, ayo ni~ kita pergi" ucapnya langsung melompat dari atas ranjang, dan berjalan keluar dengan terburu

Sang kaka yang melihat kelakuan aneh naruto hanya mengendikan bahu dan mengecek hp nya sebentar lalu langsung memasukannya kedalam saku celana.

Skip.

Di perjalanan, Suasa hening begitu mendominasi mobil putih mewah itu.

Naruto yang biasanya bawel, kini hanya diam dengan pandangan yang fokus ke jalanan, sedangkan laki-laki di samping nya fokus pada jalanan di depan.

"Naru mau makan dulu?" Tawar sang kaka yang tak enak juga jika di dalam mobil hening bak kuburan.

"Ku-nii lapar?" Tanya naru pada sang kaka.

"Tidak, barangkali saja kau lapar karna sedari tadi hanya diam" Cetusnya.

"Tidak kok, naru tidak lapar, kita langsung saja ke perpustakaan kota" Ucap naruto.

Wajah nya kembali memerah ketika kilasan-kilasan Vidio tak senonoh di hp sang kaka kembali berputar di fikirannya.

Kepolosan bocah cantik itu kini sudah tercemar.

Fikiran'nya menjadi melanglang buana kemana saja, apalagi ketika melihat wajah tampan sang kaka.

Naruto mencuri-curi tatap pada sang kaka melalui ekor matanya, lalu pandangannya turun ke bawah tepat di selangkangan sang kaka.

Wajah nya semakin memerah ketika melihat gundukan besar di area selatan sang kaka, dan buru-buru mengalihkan pandangannya kembali.

Skip.

Kini keduanya sudah sampai di perpustakaan kota, dan naruto tengah memilih buku yang di carinya di antara banyak nya rak buku.

Naruto yang hanya memakia crop top over size dengn celana pendek di atas paha, membuat baju bocah itu tersingkap ketika mengambil buku yang letaknya berada di atas, dan hal itu sukses membuat sang kaka yang sedari tadi mengikutinya sukses tak berkedip melihat pinggang mulus naruto yang terekspos

Menelan ludah dengan susah payah, dan kejadian itu terulanh berkali-kali hingga membuat Laki-laki tampan itu menggeram, juga merasakan bagian selatannya yang bangun.

"Naru, nii~ menunggu di bangku pojok sana" Ucap nya pada naruto.

Naruto yang tengah asik memilih, menoleh pada sang kaka dan damn shit wajah naruto terlihat menggoda dan menggairahkan, entah karna fikiran laki-laki tampan itu yang sudah tak bisa berfikir jernih atau memang wajah naruto yang mengundang.

Entahlah fikirnya, Dan langsung pergi begitu saja tanpa menunggu naruto menjawab.

"Ku-nii~ kenapa" gumam naruto pada dirinya sendiri, di rasa tak mendapat jawaban, bocah cantik itu mengendikan bahu dan kembali memilih buku.

Kurama tengah melamun entah memikirkan apa, bahkan laki-laki tampan itu tak menyadari kehdiran naruto yang mendekatinya.

"Nii~" panggil naruto, namun tak mendapatkan respon "Ku-nii~"panggilnya sedikit keras dan sukses menarik kesadaran laki-laki tampan itu.

"A-ahh ya, ada apa ,kau sudah selesai" tanya nya pada naruto.

"Ku-nii~ baik-baik saja?" Tanya naruto khawatir melihat sang kaka yang tak fokus.

"Heum, aku baik-baik, ayo bayar" ajak kurama mengalihkan ucapannya.

"Heum" Gumam naruto mengikuti langkah sang kaka.

Setelah selesai membeli buku, keduanya kini berjalan menuju parkiran dan memasuki mobil.

Di perjalanan tak ada yang membuka percakapan, Hening mendominasi, hingga mereka sampai di mansion namikaze.

Kurama keluar lebih dulu meninggalkan naruto yang keheranan.

Naruto yang tak mengerti hanya bisa menampilkan raut bingungnya ketika berjalan masuk kedalam mansion.

"Maa, ku-nii dimana?" Tanya naruto pada sang ibu.

"Mungkin langsung ke kamar sayang, mama panggil saja tak di gubris" Jawab sang ibu.

"Ohh okee, kalo gitu naru mau istrahat saja" ucapnya yang di angguki sang mama, Sebelum beranjak menaiki tangga naruto lebih dulu menyempatkan mengecup pipi sang ibu, lalu berlalu dari sana menuju kamarnya

Ingin melihat keadaan sang kaka, namun naruto takut menggangu karna mungkin mood sang kaka yang sedang tidak baik-baik saja, jadi ia urungkan niatnya dan memilih membersihkan diri sebelum beristrahat.

Di dalam kamar, kurama mengumpati dirinya sendiri ketika fikiran kotor tentang sang adik terus berseliweran di kepalanya.

"Ishh sialan, kau sudah gila kurama"umpatnya pada diri sendiri, bahkan kejantanannya menegang hanya dengan membayangkan pinggang ramping naruto.

Tbc

Naru-Chan(Bp/Bxb✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang