KEADAAN berbanding terbalik. Sebelumnya Dhea yang tidak percaya dengan pernyataan Prila, tetapi kini Prila lah yang tidak percaya dengan ungkapan Dhea saat gadis itu mengaku melihat sosok Lex. Mereka terus berdebat perihal tersebut dibarengi melakukan aktivitas sehari-hari. Dhea sempat putus asa menyakinkan teman sekamarnya itu, tetapi Prila justru tak henti menuntutnya berkata jujur.
“Sekarang gini, deh, kalau kamu emang bisa liat Lex, kamu pasti tau dia pake baju warna apa.” Prila berupaya menguji.
Dhea terdiam sejenak guna mengingat lebih detail. “Hoodie putih sama celana jeans abu-abu.”
Prila yang sedang menatap cermin dan memakai krim wajah itu sontak terbelalak lalu berbalik badan menatap Dhea yang tengah menyisir rambut. Ingin rasanya Prila mencari titik kebohongan dari seorang Dhea, tetapi untuk apa jika jawabannya tersebut seribu persen benar dan tepat?
“Kenapa? Masih mau bilang kalau aku ini ngarang cerita?” tukas Dhea yang puas melihat ekspresi temannya itu.
“Oke, sekarang gini.” Prila kembali menatap cermin dan melanjutkan kegiatannya memakai krim wajah. “Kenapa kamu bisa liatnya cuma sebentar? Padahal waktu itu Lex masih berdiri di sebelahku, enggak pergi ke mana-mana.”
“Ya kamu salah nanya gitu ke aku, La. Aku mana tau.”
“Aduh ... nambah lagi teka-teki tentang Lex.”
Dhea meletakkan sisir di tempat semula lalu mengambil tasnya. “Udah, ayo cepetan. Kamu lama banget ngolesin salep doang.”
“Ini krim untuk perawatan wajah, Dhe, bukan salep!”
Dhea tak menghiraukan koreksi itu dan kembali menuntut Prila agar segera bergegas. Pasalnya terhitung sudah hampir setengah jam Prila memakai krim wajah dan tak kunjung selesai. Tentu saja. Sebab Prila mengoleskannya dengan gerakan lambat seperti siput.
•••
Sesuai rencana, malam ini Leo, Dhea, dan Prila kembali melakukan pertemuan untuk mencari titik terang tentang kematian Lex sekaligus mengungkap teka-teki bagaimana Dhea bisa melihat sosok tak kasat mata itu. Sebelumnya Leo dan Dhea telah sepakat membantu Prila mengupas misteri tersebut. Karena hingga detik ini, orang-orang masih menyakini bahwa Lex hilang entah ke mana.
“Apa Lex ada di sini?” tanya Leo pada Prila sambil menatap ke sekitar. Sejak menunggu kedatangan dua gadis itu di lobi asrama, ia merasa bulu kuduknya berdiri seperti ada makhluk tak kasat mata yang berada di dekatnya.
“Iya. Dia berdiri di sebelah kamu.” Jawaban yang membuat pupil mata Leo sontak melebar dan spontan menatap ke samping. “Kamu bisa liat, nggak, Dhe?”
Gadis itu menggeleng. “Kalau liat aku pasti udah shock.”
“Kok aneh, ya?” Prila memandang tak tentu arah. “Apa coba yang buat kamu tadi bisa liat Lex?”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Same Thing • Lex (렉스)
FanficKenyataan yang tak sejalan dengan ekspetasi membuat Prila sempat merasa frustrasi. Lex yang dia kenal manis dan humoris, rupanya cerminan misteri berbalut teka-teki diri sendiri. [ᴍʏsᴛᴇʀʏ, ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ, ᴅᴀʀᴋ] sᴛᴀʀᴛ : 16 ᴍᴇɪ 2023 ғɪɴɪsʜ : ᴄᴏᴠᴇʀ ʙʏ : @nadh...