Sekarang kelas kiara sedang pelajaran olahraga dan materi nya adalah basket. Guru olahraga sudah membagi tim untuk bermain. Satu tim berisi 3 orang. Tapi tim cewe dan cowo di bedakan. Sekarang giliran tim kiara melawan tim axel. Axel terlihat biasa saja.
Axel dan kiara berdiri di tengah lapangan basket dan wasit di antara mereka berdua yg siap melempar bola ke atas.
3
2
1
Prittt
Saat bola di lempar, secepat kilat axel mengambil bola itu lalu mendrible nya. Kiara dan tim nya berusaha merebut bola itu. Axel dan tim nya mengoper ke sana dan ke sini, membuat kiara kesal. Saat axel mendrible bola, kiara langsung menghadang nya dengan merentangkan kedua tangan nya. Axel tersenyum smirk melihat itu. Saat Kiara ingin merebut bola di tangam Axel, dengan cepat axel mengangkat bola itu.
"Eitss, ga bisa" ledek axel
Kiara yg kesal berusaha merebut bola itu dengan melompat-lompat tapi tetap saja tidak bisa. Tinggi axel 170cm dan kiara 165cm.
"Isss" kesal kiara sambil mengerucutkan bibirnya.
"Ajg gemes bgt pen gue cium nih anak" batin axel
"Kalian bantuin dong" keluh kiara pada teman setim nya, tapi tetap saja axel dengan lincah menghindar.
"Awsh" ringis kiara pura-pura memegang perutnya.
"Eh lo gapapa?" Khawatir axel lalu mendekati kiara.
Kiara yg melihat axel di depannya, langsung merebut bola itu.
"Boong, wlee" ledek kiara sambil menjulurkan lidahnya.
Ia mendrible dan melempar bola ke ring basket sambil melompat. Dan ya...bola itu masuk ke ring nya.
"Yeyy point" teriak kiara lalu bertos dengan teman se tim nya.
Axel tersenyum smirk melihat itu. Mereka kembali bermain. Dengan secepat kilat axel bergerak mendrible bola itu, ia bahkan dengan mudah melewati tim kiara. Sampai point kiara 1 dan point axel 10. Bahkan tim axel melongo melihat itu karena axel bermain sendiri sampai mencetak 10 point.
Di pinggir lapangan banyak yg murid yg bersorak.
Axel keren banget
Axel jadi pacar ku aja
Axel jago banget basket ternyata
Iya sampe sampe lawan nya point nya cuma 1
Pelajaran olahraga pun selesai. Mendengar pujian-pujian dari murid lain kiara menjadi kesal lalu pergi ke kantin sambil mengentak hentakkan kaki nya. Axel terkekeh melihat itu.
Axel yg melihat arley juga di kantin langsung menuju ke sana sambil membawa makanan yg ia pesan.
Brakk
"Eh kenapa nih? Kok ditekuk gitu muka nya?" Ucap arley
"GAPAPA" ketus kiara lalu memakan nasi gorengnya
"Dihhh? Ga usah gitu muka lo, lo lucu kek gitu" ucap arley terkekeh sambil menyantap minuman nya.
Kiara tiba-tiba menunda makan nya dan menatap tajam arley di depan nya. Kiara mencondongkan badan nya ke arley.
"Lo kenapa si? Liatin gue gitu amat, gue tau gue cantik" ucap arley
"Tadi lo bilang gue lucu, jangan-jangan lo suka ya sama gue?" Ucap kiara sinis
"Dih kepedean bgt, gue memang belok tapi gue juga pilih-pilih kali" sarkas arley
Kiara memutar bola matanya malas lalu kembali menyantap makanan nya.
Tiba-tiba ada seseorang yg duduk di samping kiara. Orang itu menopang dagu nya sambil menatap kiara.
"Ngapain lo ke sini" ketus kiara tanpa melihat orang di samping nya itu.
"Emang ga boleh?" Ucap axel
"Tempat lain masi banyak yg kosong" ketus kiara
"Terserah gue dong, kan sekolah punya gue" ucap axel sombong
"Kiara bener-bener ye, berani bgt ngomong gitu" batin arley sedikit ketakutan
"Suapin dong" sahut Axel
"Lo punya tangan kan?" Ketus kiara
Axel langsung menatap tajam kiara sambil tersenyum miring.
gawat nih
"Emm ra yok ke kelas, ada yg mau gue omongin" ucap arley sambil menarik tangan kiara keluar dari kantin dan meninggalkan axel.
"Apasi ley ga usah di tarik-tarik juga dong" kesal kiara lalu menghempaskan kasar tangan nya.
"Lo kok gitu si ngomong nya ke axel? Ntar lo di apa-apain gimana?" Ucap arley marah
"Dia tuh ngeselin ley" sahut kiara
"Yaudah lo jauh-jauh aja, ntar dia nyulik lo gimana" khawatir arley
"Gausah lebay deh, ga bakalan juga" ucap kiara memutar bola matanya malas
"Dia ga main-main sama omongan nya raa"
"Udah-udah lo ga usah khawatir ah" ucap kiara lalu meninggalkan arley
Sekarang adalah pelajaran matematika. Kiara nampak fokus pada guru di depan. Sedangkan orang di samping nya hanya menatap kosong. Hening, hanya suara guru yg menjelaskan. Tiba-tiba Axel berdiri dari tempatnya, semua murid kelas 11 ipa 3 menatap heran axel.
"Kenapa axel?" Tanya bu sri
Axel hanya diam dengan tatapan kosong nya. Kiara tidak peduli dan hanya membaringkan kepalanya di atas meja. Tiba-tiba axel memukul jendela kelasnya dan menghamburkan barang-barang. Semua sontak kaget dan panik, tidak ada yg berani menghentikan axel jika sudah begini. Kiara tersentak dan langsung melihat axel yg nampak kacau. Dia bahkan membenturkan kepala nya di meja nya sendiri.
"AXELL" teriak kiara ingin menenangkan axel tapi axel seperti nya tidak menghiraukan itu.
"Axel stop it, kepala lo bisa sakit" ucap kiara lalu memegang kedua tangan axel erat.
Mata axel sangat merah dengan nafas yg memburu. Ia menepis tangan kiara lalu mengambil penggaris besi punya kiara. Ia hendak menusuk lengan nya tapi kiara dengan sigap menahan nya.
"AXEL JANGAN GILA" teriak kiara menahan tangan axel dan penggris besi itu terlepas dari tangan nya.
"Gue harus mati, ini semua salah gue" gumam axel yg hanya dapat di dengar oleh kiara. Axel mendorong kiara lalu mencari benda yg dapat melukai dirinya. Kiara merogoh tas nya mencari benda yg di berikan om max. benda ini semacam pulpen tapi ujung nya jarum. Kiara berlari ke arah axel lalu menusuk ujung jari telunjuk axel. Setelah mencium bau amis darah,axel langsung terduduk lemas dan kembali tenang. Terlihat mata nya sudah tidak memerah.
"Udah ya? Itu bukan salah kamu" ucap kiara sambil memeluk axel
"Huftt axel harus di bawa ke psikolog" batin kiara
Segitu aja wir
