Chapter 34

3.8K 243 6
                                    

Perempuan itu berbalik menatap dua yang lebih muda.

“ Setelah keluar dari sini. Kalian harus berlari kearah kanan. Jangan melihat kebelakang. Diujung jalan sana akan ada minimarket. Aku akan mengikuti dari belakang.”

Jaemin dan Haechan mengikuti Minju. Mereka bertiga menuruni tangga dengan hati-hati. Mereka telah sampai dipertengahan tangga dan pintu keluar. Hingga…

“ Mau kemana anak-anak manis?.”

Deg!

Chapter 34


Tubuh mereka bertiga menegang. Dengan perlahan mereka bertiga membalikaan badan. Dibalik dinding dekat tangga Dongyoung tengah bersandar dengan tangan terlipat di dada. Dengan wajah menyebalkan pria itu mengangkat kunci ditangannya.

“ Kalian pasti membutuhkan ini untuk berlari keluar.”

Pria itu berjalan pelan menedekati mereka.

“ Minju-ya. Kau pikir aku bodoh tetap mempercayaimu setelah rencana bodohmu itu gagal?.”

“ Aku juga tahu, pada akhirnya kau akan berkhianat padaku.”

Minju berbicara dengan suara lirih.

“ Lari. Kalian harus sembunyi. Jangan sampai terpisah.”

Noona.”

“ Jangan pikirkan aku. Kubilang pergi!!!.”

Tanpa banyak kata Haechan segera menarik pergelangan tangan Jaemin. Mereka berdua melewati Dongyoung membuat pria itu berbalik ingin menangkap salah satu dari Jaemin dan Haechan, namun Minju dengan cepat menubruk dan manaiki punggung Dongyoung.

Haechan menarik Jaemin menaiki tangga. Hingga dilantai 3 mereka memasuki sebuah ruangan. Dengan cepat Haechan mengunci pintanya dan membiarkan kuncinya tersangkut disana.

“ Cepat hubungi Jeno Hyung.”

Dengan gemetar Jaemin meraih ponsel dari dalam tasnya, segera ia menekan id Jeno, panggilan itu langsung diterima oleh tunangannya.

“ Nana!.”

Hyung! Dowajusseyo.” Suara Jaemin lirih dengan getaran yang tidak dapat disembunyikan.

Jangan takut. Aku akan segera sampai di sana. Jangan matikan teleponmu okay?.”

Ne Hyu-.”

YA!.”

Brak!

Brak!

Brak!

Haechan segera mundur, ia mendekat pada Jaemin. Tanpa sadar tangan mereka bertautan saling menguatkan.

“ Kita akan selamat’kan Haechanie?.”

“ Pasti.”

“ BUKA PINTUNYA!.”

Brak!

Brak!

Brak!

Haechan merasakan tangan yang berada digenggamannya itu dingin dan gemetar. Ia alihkan pandangannya pada Jaemin yang hanya menatap kosong kearah pintu.

“ Jaemin-ah?.”

Tidak mendapatkan respon dari sahabatnya membuat Haechan mengguncang bahu Jaemin dengan cukup kuat.

(un)Expected || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang