(un)Expected || Nomin

Chapter 18

" Kau tahu'kan, bulan ini lipcreamku harus rilis?."

" Arro. Keureom?."

" Aku tidak mungkin menggunakan Kim Doyeon sebagai BA lagi."

" Kau mau kucarikan model lain?."

" Anhi." Haechan terlihat ragu. " Apa kau mau menjadi BA kami?."

" MWO??!!."

Chapter 18

" MWO??!!." Jaemin terduduk. Sheet mask terlepas dari wajahnya dan jatuh di pangkuannya.

" Kau bercanda?."

Haechan bangun dan melepas sheet masknya. " Apa aku terlihat bercanda?."

" Tapi kau tahu sendiri aku tidak punya pengalaman apapun dalam modeling."

" Percaya padaku Na. Kau pasti bisa. Kau punya wajah cantik, kulitmu bagus, bentuk tubuhmu juga ideal. Apa yang kau khawatirkan?."

" Aku takut Haechanie." Jaemin menunduk. Memainkan jari diatas pangkuannya.

" Mereka tidak akan tahu kalau kau Nakamoto." Haechan menggenggam tangan Jaemin. Meyakinkan sahabatnya.

" Lagipula kau bisa belajar menghadapi publik. Kau tidak akan selamanya bersembunyi'kan?."

Jaemin memandang Haechan dengan ragu. " Beri aku waktu ya Haechanie? Aku akan rundingkan ini dengan Papa, Mama, Dejun Hyung dan Jeno Hyung."

" Arra. Jika kau sudah bisa memutuskan hubungi aku, okay?."
Jaemin mengangguk. Mereka saling bertatapan dan tertawa setelahnya.

" Renjun tadi menghubungiku. Dia bilang, dia merasa tidak pantas menceritakan ini padamu. Tapi kurasa kau perlu tahu." Haechan menatap Jaemin penasaran.

" Mwondae?."

" Renjun dilamar Guanlin Hyung."

Mata Haechan membola. Kedua sudut bibirnya terangkat. " Jinjja? Kajja kita hubungi Renjun sekarang."

Dan akhirnya malam itu dihabiskan dengan menggoda Renjun lewat video call. Bahkan Guanlin juga ikut muncul dan berbincang sebentar dengan para submissive.

Bukankah mereka teman yang supportive?

#####
Doyeon's Apartement
Seoul, South Korea
11.00 KST

Doyeon melempar ponselnya ke sofa yang ia duduki. Rahangnya mengetat.

" Seo Haechan sialan."