Chapter 8

10K 946 22
                                    

Jung’s Mansion
Seoul, South Korea
20.50 KST

Jeno baru saja turun dari mobil. Dia menyerahkan kunci mobilnya pada Koo Ahjussi untuk diparkirkan.

“ Koo Ahjussi tolong parkirkan ya.”

“ Baik Tuan Muda.”

Koo Ahjussi membungkuk menunggu Jeno memasuki rumah. Didalam dia langsung disambut oleh Kim Ahjumma.

“ Selamat datang Tuan Muda. Biar saya bawakan tas Anda.”

Khamsahamnida.” Jeno menyerahakan tasnya pada Kim Ahjumma.

“ Dimana Eomma?.”

“ Ada diruang kerja Tuan Besar. Mau saya panggilkan, Tuan?.”

Anhiyo. Cukup beritahu Eomma aku sudah pulang. Aku akan ke kamar dulu Ahjumma, tolong buatkan aku teh lemon.”

“ Baik Tuan.” Kim Ahjumma berlalu kedapur untuk membuatkan pesanan Tuan Mudanya.

Jeno segera ke kamarnya. Didepan kamarnya dia bertemu salah satu maid. Jeno meminta maid tersebut untuk menyiapkan air hangat untuknya mandi. Sambil menunggu, Jeno merebahkan dirinya ditempat tidur.

“ Airnya sudah siap Tuan. Permisi.”

Gomapda. Tolong tutup pintunya sekalian.” Segera saja dia memasuki kamar mandi. Dia butuh mandi.

Taeyong memasuki kamar Jeno dengan nampan berisi teko teh dan cangkir. Tidak medapati Jeno didalam kamar, ibu 2 anak itu menyimpulkan jika Jeno tengah mandi karena terdengar percikan air. Dia meletakkan nampan tersebut dimeja nakas. Tangannya meraih tas Jeno yang baru saja diantarkan oleh maid untuk dia rapikan.

Ceklek!

Terlihat Jeno keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggangnya dan mengusak rambutnya yang basah.

Terlihat Jeno keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggangnya dan mengusak rambutnya yang basah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“ Sudah malam Jeno. Jangan mencuci rambut pada malam hari apalagi ini musim dingin.”

“ Kepalaku berkeringat Eomma.” Jeno meletakkan handuk basah itu di atas tempat tidurnya membuat Taeyong melotot.

“ Kenapa Eomma yang membawa tehnya?.”

Eomma ingin melihatmu. Jangan letakkan handuk basah di atas kasur Jeno.” Tangannya meraih handuk basah tersebut untuk ia singkirkan. “ Sana ganti bajumu. Eomma akan ambilkan hairdryer dikamar Eomma.”

Jeno tersenyum kecil. Eommanya itu tidak lagi muda namun masih sangat menggemaskan. Pantas saja Appanya cinta mati.

Jeno membuka pintu disamping kamar mandi, yang ternyata adalah walk in closet. Semua pakaian dan sepatunya berjajar rapi di lemari kaca. Etalase besar ditengah ruangan berisi koleksi jam tangan, dasi, pin, gesper serta aksesoris pendukung lainnya.

(un)Expected || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang