Chapter 17

7.9K 874 88
                                    

“ Renjun-ah.”

“ Hm?.” Renjun menoleh pada kekasihnya.

“ Dimana Mamamu tinggal?.”

“ Hongkong. Bersama keluarga barunya. Wae?.”

“ Anhi.” Guanlin menggeleng, lalu menatap Renjun dengan serius.

“ Liburan nanti bisa kosongkan waktu? Kita ke Hongkong.”

Renjun mengernyitkan dahi. “ Untuk apa Hyung?.”

“ Melamarmu.”

BRUK!

Chapter 17

Guanlin mengambil toples snack yang terjatuh. Untung saja toples itu berbahan plastik. Ia mendongak menemukan kekasihnya yang melotot lucu.

Hyung serius?.”

“ Tentu. Apa kau belum siap?.”

Keugae anhiya Hyung.” Renjun menunduk.

“ Aku masih terlalu muda. Aku takut tidak bisa menjadi istri yang baik.”

Guanlin tersenyum. Menyentuh dagu Renjun untuk membuat Renjun menatapnya.

“ Aku tahu hubungan kita belum lama. Tapi aku serius mencintaimu. Dan aku sudah bertekad untuk menikahimu.”

Guanlin mengeluarkan kotak cincin dari sakunya. “ So, Huang Renjun will you marry me?.”

Renjun tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Dia tidak sanggup berkata-kata.

Hanya anggukan yakin yang ia berikan sebagai jawaban. Dan itu cukup membuat Guanlin mengerti.

*****
Jung’s Mansion
Seoul, South Korea
11.30 KST

Siang itu Mark dan Doyeon berkunjung ke kediaman Jung atas undangan Taeyong.

Mereka bergandengan tangan dengan bahagia. Mereka yakin, mereka telah direstui dan akan segera menikah.

Kim Ahjumma membimbing mereka menuju ruang tamu. Disana Taeyong telah menunggu. Dengan anggun Taeyong menyesap tehnya.

Annyeonghasseyo Eommeonim.”

Tak!

Cangkir itu diletakkan dengan cukup keras. Sengaja. Mata Taeyong bergulir pada dua orang dihadapannya.

“ Duduklah.”

Para maid mulai menyiapkan teh dan kudapan untuk tamunya.

“ Buatkan aku jus. Aku tidak suka teh. Semua kudapan ini membuatku gendut. Potongkan buah untukku.”

Dengan angkuh Doyeon memerintah. Tanpa ia tahu Taeyong tengah memperhatikan perilakunya.

Para maid hanya diam tidak berkutik. Taeyong memotong cake dipiringnya dengan garpu.

“ Kenapa kalian diam saja? Apa masih kurang jelas?.”

“ Lakukan apa yang dia minta.” Mark menimpali komplain Doyeon.

Tak!

Lagi-lagi Taeyong sengaja meletakkan benda berbahan keramik itu dengan keras.

“ Untuk seukuran tamu. Kau sangat lancang.”

Sindir Taeyong. Matanya memandang datar pada Doyeon yang mengalihkan tatapannya pada Mark meminta bantuan.

Eomma. Sebentar lagi dia akan menjadi menantu Jung. Dia juga Nyonya dirumah ini.”

(un)Expected || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang