Kurasakan pantulan pada permukaan kasur ketika Ben kembali naik dan dia bergerak mendekatiku dan mulai mendorong dirinya mendekati bagian bawah tubuhku. Aku bisa merasakan batang kerasnya saat dia mulai menempel dan menggumuliku dari belakang. Tom mulai memberikan seluruh batangnya keluar masuk pada liangku dan itu mulai terasa sangat, sangat nikmat. Aku tidak percaya betapa nikmatnya merasakan dirinya di dalam sana, memenuhi seluruh ronggaku yang semula kesepian. Ben masih di belakangku dan mengusap bokongku dengan telapak tangannya selama aku menghantam balik ke arah Tom. Kurasakan tangannya bergerak ke arah celah bokongku dan aku tahu dia berencana menyentuhku di sana, tempat yang sama yang disentuh oleh Tom kemarin.
Aku mencoba untuk fokus pada kemaluan Tom yang terus bergerak keluar masuk pada tubuhku, menyentuhku tepat di tempat yang sangat nikmat. Tiba-tiba saja aku merasakan sesuatu yang dingin pada kuntumku di belakang sana dan menyadari bahwa Ben baru saja mengoleskan sesuatu di celahnya. Saat aku menarik diriku dari batang Tom, Ben menyelipkan jarinya ke dalam celah sempit kuntumku itu. Aku mendorong ke jemari itu datang saat menyadari bahwa aku menyukainya. Dia mengganti jarinya setelah sekitar tiga kali hantaman berikutnya dan aku merasakan dia mengoleskan sesuatu lebih banyak pada sekitar kuntumku. Aku tidak menyadari apa itu sampai ketika aku merasakan ujung batang Ben berusaha mendorong masuk dan bertekad untuk memekarkan kuntum sempitku secara paksa.
Kemaluan Tom terasa sangat nikmat ketika bergerak keluar masuk di liangku, tetapi tiba-tiba saja aku merasa panik. Aku belum pernah, seumur hidupku, bahkan sekalipun hanya membayangkan untuk mengizinkan pria mana pun untuk memasuki kuntum belakangku dan bahkan tidak pernah terbayang di benakku aku akan melakukannya.
Sampai kemudian, Ben berbisik di telingaku, "Santai saja. Ini akan baik-baik saja. Kamu akan menyukainya." Aku mencoba untuk santai dan fokus pada betapa nikmatnya batang Tom yang terus keluar masuk di liang depan dan aku merasakan Ben mulai berusaha mendorong batangnya ke dalam celahku yang terlalu sempit untuknya. Setelah tidak ada lagi celah untuknya masuk lebih dalam karena rasanya mustahil untuk memasukkan apa pun ke sana apalagi yang lebih besar dari sebuku jari.
Saat tiba-tiba aku merasakan sebuah "pop" dan mataku langsung melebar dan mulutku membentuk huruf "O" kecil, dan aku menyadari bahwa ujung kepala dari kemaluannya sudah masuk melewati kuntum terluar dan sekarang dirinya berada di dalam liangku yang sempit itu. Dia menahan dirinya agar tetap berada di tempat yang sama ketika aku mulai bergerak lagi untuk menyambut hantaman yang diberikan oleh Tom di liang depanku. Sensasinya sungguh berbeda; tetapi bukan berarti tidak menyenangkan. Aku merasa sangat dipenuhi oleh Tom ketika batangnya dijejalkan masuk semua pada liang depanku dan batang Ben di liang belakang. Dia pun akhirnya mulai bergerak bersamaan dengan aku dan Tom, berusaha menjaga kemaluannya tetap berada di titik yang sama.
"Santai," bisiknya lagi, dan aku melakukannya. Kubiarkan tubuhku untuk menjadi lemas dan saat itulah kurasakan batangnya menyodok masuk lebih dalam. Aku meraih Tom dan menahannya tetap berada di dekatku, batangnya melesak sedalam mungkin ketika kurasakan batang Tom mulai bergerak keluar masuk di belakang sana. Dalam waktu singkat, aku merasakan kedua batang mereka tertanam pada liang depan dan belakangku pada saat bersamaan. Aku berusaha tetap diam untuk sejenak, kemudian mendesah dan melepaskan pelukanku pada Tom.
Tom mulai menghantamku lagi dan Ben kembali bergerak sesuai dengan irama kami berdua, menahan dirinya agar tetap berada di belakang sana. Aku mulai merasakan nikmatnya diisi dari depan dan belakang, dipenuhi oleh dua batang kemaluan besar pada waktu yang bersamaan. Saat Ben mulai untuk bergerak berlawanan dengan Tom, sehingga ketika batang Tim bergerak keluar, miliknya akan mendorong masuk, aku merasakan jatuh cinta karena bisa merasakan mereka berdua pada saat yang bersamaan. Bahkan di dalam imajinasi paling liar sekalipun aku tidak pernah membayangkan diriku dihantam oleh dua batang kemaluan pada saat yang bersamaan pada kedua liangku dan merasakan sensasi di mana aku tidak ingin semua ini berhenti.
"Ohhhhhhh..." aku mengerang ketika batang keras itu menghajarku semakin dalam. "Ohhhhhhh..." Aku mendengking ketika kenikmatan itu semakin memuncak. "Ohhhhhhhhhhhhh..." aku berteriak ketika dua batang keras yang mengisi tubuhku mulai membawaku ke titik tertinggi dari rasa puas. "Unnnngggggh..." Aku tersedak oleh napasku sendiri saat aku mulai meledakkan puncak gairahku lagi dan lagi dan lagi dan lagi. Aku kehilangan kemampuan menghitung sebanyak apa puncak itu akhirnya kudapatkan karena isi kepalaku sepenuhnya kabur akibat puncak orgasme yang datang bagai kresendo, kemudian mereda, sebelum akhirnya memuncak kembali.
"Hantam aku sekeras mungkin!" pekikku pada mereka berdua yang masih mendorong masuk ke dalam tubuhku. "Hantam aku, hantam aku, hantam aku, hantam aku!" Aku nyaris menangis, orgasme yang tanpa henti itu rasanya nyaris terlalu berlebihan untuk diterima oleh semua indraku.
Tom meneriakkan sesuatu yang tidak bisa kupahami lalu menembakkan benihnya ke dalam liang depanku yang banjir. Aku menyambar wajahnya dan mulai menciumnya ketika dia terus menembaki rahimku dengan benihnya, kulingkupi wajahnya dengan liur dari ciuman basahku selama dia terus mengerang dan melenguh keras selama dilanda orgasmenya sendiri. Kemudian aku mendengar erangan Ben di belakangku disusul dengan batangnya yang berkedut kuat di liang belakangku, memompa keluar masuk bagian belakangku yang kini penuh dengan benihnya. Aku meraih ke belakang untuk menahan bokongnya tetap di tempat selama dia mengosongkan seluruh benihnya di liang belakangku yang tidak lagi perawan karenanya.
Pada saat itu, aku tidak lagi peduli pada apa pun selain dua pria yang baru saja membawaku ke tempat yang tidak pernah kusangka ada di dunia ini. Pada saat itu pula rasanya aku bisa merelakan segalanya; menyetujui apa pun; hanya agar mereka bisa membawaku kembali ke tempat itu lagi.
*****
TAMAT

KAMU SEDANG MEMBACA
DOBEL
Acak[TAMAT - KHUSUS 21+] Tom dan Ben segera menyusulku dan kami pun bersenang-senang dengan saling memercikan air pada satu sama lain, hingga akhirnya aku menyadari bahwa aku baru saja melewati garis batas yang berbahaya. Aku terbayang-bayang betapa nik...