✷ 2 ✷

602 26 0
                                    

🌻🌻

*
*
*
*
*
HAPPY READING

*anatsya jingga spinex*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*anatsya jingga spinex*

*flashback anatasya

"maaf ayah, tolong jangan bunuh bayiku"

"dasar manusia tak berguna, mau di letak di mana wajah ayah, seorang putri dari keluarga yang terhormat di negara ini hamil tanpa seorang suami, akan ku bunuh bayi mu, dan kau bisa hidup seperti mau mu"

"tidak ayah, aku mencintai bayi ini, jika ayah ingin membunuhnya maka bunuh lah aku juga"

"cih kau tau apa kata orang orang jika aku membunuhmu , bisa bisa aku diturunkan dari pangkatku, masuklah kau ke kamarmu dan jangan keluar sampai aku menyuruhmu keluar, dengar itu!, pengawal bawa dia kekamarnya dan kunci jangan ada yang berani membukanya jika bukan aku yang menyuru!!"

"baik tuan"

aku di seret ke kamarku,aku di kunci dari luar, ntah lah aku juga tak tau kenapa aku mempertahankan bayi ini, yang entah berantah siapa ayahnya, benar aku di perkosa saat acara minum teh ke kota sebrang, saat itu kami berangkat akan pulang ke rumah ternyata ada beberapa orang yang langsung menyerang kami, tanpa pengawalku sadari aku di bawa pergi, aku juga bingung nyah kenapa aku tak sadar saat itu.

saat pagi aku sudah berada di kamarku, dan yang buat ku bingung di leherku ada tanda kepemilikan seeorang dan benar saat ku berjalan rasanya sakit, tentu bukan hal yang bodoh aku tak mengetahuinya, aku menangis, merasa diriku menjijikan dan berdosa.

"maaf yah sayang kita harus begini, hiduplah dengan baik di perut ibu, ibu berjanji tak akan ada yang menyakitimu"

kataku sambil mengelus perut ku yang sedikit membuncit.

***

"maksud ayah apa?, ayah tega menjual ku dengan tuan Jakson?"

"aku tak menjualmu, kau tau tuan Jakson yang meminta mu menjadi istrinya, seharusnya kau bersyukur dia Mau menerima mu walaupun kau hamil begini, aku tak tau pelet apa yang kau berikan pada tuan Jakson"

"jadi maksud ayah, dia mau menjadikanku istrinya?"

"ah larat maksudku tadi selirnya, kau tau dia sangat mencintai istrinya, aku juga heran kenapa dia mau menjadikanmu selir nya, setauku dia sangat mencintai istrinya"

"jadi kapan aku akan ke kastilnya?"

"ahh ternyata kau sudah tak sabar yah menjadi selirnya, pantas sekali kau kan murahan, katanya besok akan ada kereta kuda yang menjemputmu, bersiaplah malam ini, Karna dia membayar mahal untuk mengambil mu maka aku mengizinkan pelayan membantu mu"

"apa kau tak merasa sedih aku pergi ayah?"

"untuk apa aku sedih, kau tau ha?, aku sudah malu Karna ulahmu, pergilah bersiap dan pergi"

"baik ayah"

aku sedih sekali padahal ayahku tak begitu, dia sangat menyayangi ku dulu, tapi sejak ibuku meninggal dia berubah menjadi pria yang tamak dan menang sendiri, siapa yang tak berduka atas kepergian istrinya,tapi dia berubah, aku saja sampai tak mengenalinya.

***

"ayah aku pamit, tolong jagalah kesehatanmu, kapan kapan aku kemari untuk melihatmu"

"ya putriku, kau juga jagalah kesehatanmu dan cucuku"

lalu dia memeluku sambil berkata di telingaku "pergilah dan jangan datang lagi"

aku sedih tapi harus pura pura tersenyum, tuan Jakson berjabat tangan dengan ayahku, dan kami pergi, ayahku melambaikan tangannya sambil menangis, walaupun hanya kepura puraan, tak apa aku senang ayahku melambaikan tangannya begitu.

"ekhem nyonya anatsya, baik perkenalkan nama saya Jakson, yah seperti yang anda tau saya yang meminta anda kepada ayah anda, baik akan saya jelaskan, saya meminta anda menjadi selir saya, karna saya tau anda sedang hamil, kau tau istriku tak bisa hamil, dia meminta anda untuk menjadi selirku agar dia mempunyai teman di sana, dan tenang saja istriku tak meminta anak mu, rawatlah dia bersama istriku"

"emm baiklah tuan, saya tau anda dan nyonya sangat menyayangi, saya akan berperilaku baik terhadap nyonya"

"ya tentu"

kereta kuda kami sampai di depan kastil, wajah istrinya tuan Jakson sangat cantik, bagimana dia tak mencintai wanita itu.

"anatsya syukurlah kau datang dengan selamat, apakah kau mabuk perjalan tadi?"

"tidak nyonya, aku sangat menikmati perjalanan ku"

"ah begitu baiklah silahkan masuk dan kau bisa beristirahat dengan baik di dalam, aku sudah menyiapkan kamar mu istirahatlah anatsya"

"terimakasih nyonya"

" tentu"


ʘ⁠‿⁠ʘ


sraddah (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang