✷ 10 ✷

327 19 1
                                    

🌻🌻

*
*
*
*
*
HAPPY READING

*****HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*laris manis*

Sampai di pasar, aku langsung memilih Bahan bahan yang di perlukan untuk membuat donat tepung, telur, kentang,dll.

setelah berbelanja di pasar aku langsung berjalan pulang, di jalan aku melihat El yang Masi bermain, sepertinya dia sangat bersemangat bermain bersama teman temannya.

sampai dirumah aku langsung menyiapkan bahan dan alat yang digunakan, di zaman ini belum ada mixer, jadi harus mengaduk secara manual. (aku kurang paham juga nama alatnya)

Selesai dengan adonan aku langsung mengoreng donat yang sudah di bentuk, setelah semua donat di gereng baru di taburkan dengan gula yang sudah di haluskan, nah jadi lah donat tepung.

"hemm, jual di depan rumah ajah deh lagi rame juga anak anak di luar, kita kira jual berapa yah"

Aku mengeluarkan meja dan juga kursi untuk berjualan di depan, dan mengeluarkan donat yang Masi anget ke depan.

"Donat tepung manis, ayo di cicipi" begitulah kata ku sedikit teriak.

anak anak yang penasaran langsung menghampiri ku, mereka melihat lihat dan bingung, makanan seperti apa itu.

"bibi ini apa?, bentuk nya unik"

"nah silahkan cicipi, nama nya donat tepung" aku memberikan sedikit donat yang sudah ku potong potong untuk di cicipi.

"Emm enak sekali bibi aku mau satu" kata nya, yang membuat orang orang tertarik, dan penasaran, tanpa pikir panjang mereka langsung mendekat dan membeli donat ku.

"Bibi besok aku mau lima yah wah ini enak sekali bibi"

"Baik, nanti bibi buat yang banyak yah" kataku sambil tersenyum

"Iya bibi aku juga mau deh" kata mereka beramai ramai.

"Iya nanti bibi buat yang banyak yah"

Seorang pria mendekat ke arah jualan ku, dia tinggi dan tampan, walaupun wajah nya tertutup kain, dengan baju yang menurut ku beda sekali dengan kota ini, mungkin dia hanya singgah di kota ini.

"Ekhem, aku mau 2 sepertinya ini enak, ramai sekali peminatnya" kata nya sambil menatap ku

"Ahh baik tuan" kataku mengambil donat itu,Setelah nya dia tak ada berbicara dan meletak 2 koin emas di meja itu dan pergi.

"Tuan tuan maaf, ini terlalu banyak, tuan ini terlalu banyak 5 koin perak saja sudah cukup" aku teriak memangil pria itu, dan berusaha mengejar nya, tetapi pria itu menghilang.

"Aduh inimah kebanyaan, fiks itu bukan orang biasa, yaudahlah lumayan rejeki" aku berbalik pulang.

"Ibu kenapa ramai sekali di rumah, El takut Bu" El baru pulang bermain dan terheran heran dengan rumah nya yang ramai.

"Udah pulang nak, ini ibu jualan donat tepung, laris manis"

"donat tepung?, apa itu Bu?"

"Ahh... Ini sayang ibu sudah menyisahkan untuk kamu, dan juga teman teman kamu, silahkan di coba" kataku memberi kan satu persatu donat tepung yang Masi tersisah.

"Wah bibi enak sekali, aku mau 2 bibi mau di bawa pulang untuk ibu dan ayah" Brayan memberikan 3 koin perak kepada ku.

"Bibi bibi aku juga aku juga" kata Mona fona serentak.

"Aku juga bibi"

"Aku juga bibi" Kata mereka bersemangat.

"Sebentar yah anak anak, jika Masi ada tersisah" aku langsung membungkukkan donat yang Masi tersisah dan memberikan kepada mereka.

"Terimakasih banyak bibi, El bibi kami pulang yah" kata mereka serempak.

"Nah sekarang bantuin ibu untuk membersihkan meja yah El"kata ku mengelus kepala El lembut.

"Siap Bu"

Aku langsung bergegas ke dalam dan membersihkan barang barang yang kotor, mencuci dan merapikan barang barang yang sudah aku gunakan, setelahnya aku langsung bersih bersih.

Selesai bersih bersih aku menghitung hasil jualan hari ini ternyata lumayan sekali berjualan donat ini, tapi aku juga berterima kasih kepada pria tadi.

berjalan ke arah dapur aku melihat  El yang duduk di ruang tamu sambil membawa buku untuk belajar, aku berjalan menghampiri El dan memberikan soal untuk El kerjakan, sedangkan aku memasak di dapur.

Setelah memasak kami makan di meja makan dengan khitmat, El juga menyantap makanan nya, aku tersenyum menatap El yang sedang makan.

Setelah makan aku duduk di ruang tamu melihat El yang sedang menulis dan mengajari nya membaca.

"Ibu teman teman El bilang sekolah sangat mengasikan Bu"

"El inggin sekolah?"

"Iya Bu" kata El sambil mengerjakan soalnya.

"Nanti yah nak, ibu akan berusaha jualan yang banyak, biar El bisa sekolah, gapapakan nak bersabar sebentar" kataku sedih, sejujurnya aku ada uang untuk menyekolahkan El, cuman aku memerlukan untuk berjualan, karna tuan Jakson pasti tak pernah mengirimkan koin lagi.

"Iya Bu, El tak memaksa kok"

"Makasih yah nak" aku mengelus rambut El sambil menatap nya.

TOK TOK TOK
"nyonya nyonya permisi" aku terkejut mendengar gedoran di pintu.

"Iya sebentar"

Aku berjalan membuka pintu rumah, ternyata bibi yang berjualan di pinggir pasar.

"Ada apa nyonya datang kerumah saya?" Tanyaku halus.

"Begini, tadi saya melihat orang orang memakan makanan aneh, saya tanya ternyata namnya donat tepung, jika tidak keberatan saya inggin donat tepung itu berada di tempat saya apa bisa" tanya nya

"Wah tentu saja bisa nyonya, besok saya akan mengantar donat ke tempat anda terima kasih banyak nyonya" aku senang sekali ada yang mau memesan donat buatan ku.

"Iya nanti antar saja yah ke tempat saya, saya permisi" setelahnya dia pamit, dan pergi.

"Yessss laris manis, emm apa gue buat parian rasa lain kali yah, boleh deh" kataku sambil tersenyum bangga.

Sedangkan di ujung sana seorang pria menatap gemas ke arah wanita nya, dia dari tadi melihat, memandang wanita nya.

"Tunggu sebentar lagi, aku akan menjemputmu walaupun telat....."


ʘ⁠‿⁠ʘ


sraddah (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang