𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝟐

242 88 102
                                    

𝐀𝐬𝐬𝐚𝐥𝐚𝐦𝐮'𝐚𝐥𝐚𝐢𝐤𝐮𝐦 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬 👋👋
𝐁𝐚𝐧𝐭𝐮 𝐯𝐨𝐭𝐞, 𝐜𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭 𝐚𝐧𝐝 𝐬𝐡𝐚𝐫𝐞 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐦𝐞𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐲𝐚 ☺☺

𝐒𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐤𝐚 🥰


𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐡𝐨𝐥𝐚𝐭 𝟓 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮,𝐝𝐚𝐧 𝐣𝐚𝐝𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐥-𝐪𝐮𝐫𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐛𝐚𝐜𝐚𝐚𝐧 𝐮𝐭𝐚𝐦𝐚 , 𝐨𝐤𝐞𝐲 ?? 👌👌

𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐭𝐞𝐧𝐠𝐠𝐞𝐥𝐚𝐦 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐢 ☺☺

𝐓𝐚𝐧𝐝𝐚𝐢 𝐤𝐚𝐥𝐨 𝐭𝐲𝐩𝐨 👌

______________________________________

"𝑊𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎 𝑖𝑡𝑢 𝑑𝑖 𝑛𝑖𝑘𝑎ℎ𝑖 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑎𝑟𝑎, 𝑦𝑎𝑖𝑡𝑢 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑛𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎, 𝑘𝑒𝑡𝑢𝑟𝑢𝑛𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎, 𝑘𝑒𝑘𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑔𝑎𝑚𝑎𝑛𝑦𝑎. 𝑀𝑎𝑘𝑎 𝑛𝑖𝑘𝑎ℎ𝑖𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑢𝑎𝑡 𝑎𝑔𝑎𝑚𝑎𝑛𝑦𝑎, 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑘𝑎𝑢 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑎ℎ𝑎𝑔𝑖𝑎𝑎𝑛"
~𝑁𝑎𝑖𝑙𝑎 𝑁𝑢𝑟𝑎𝑖𝑛𝑖~

______________________________________

" Kedatangan kami sekeluarga, ingin menlanjutkan rencana yang sudah pernah kita bahas sebelumnya, yaitu untuk menjodohkan Putra dan putri kita," kata Abraham.

Kahfa yang duduk di samping Ayahnya terlihat gagah dan tampan, raut wajahnya terlihat santai, tapi ketahuilah sebenarnya dirinya sangat gugup, karena baru pertama kali nya datang dengan niat serius, apalagi mereka belum saling mengenal.

"Formal banget, Ham, kaya sama siapa aja, " kata Husni, Ayah dari Aisyah.

Sekelebat info, Husni dan Abraham sudah bersahabat sejak zaman SMP, sedangkan Zahra, Umi dari Aisyah dan Nadia, bersahabat sejak SMA.

"Sama calon besan, ni, takutnya perjodohannya di batalkan," jawab Abraham.

"Nggak mungkin lah, keluarga besar saya udah setuju semua, putri saya juga gak nolak. "

Kahfa yang mendengar penuturan Abi Husni diam-diam tersenyum tipis.

"Bener Aisyah gak nolak?" tanya Bunda Nadia.

"Iya, Nad. Tunggu aja jawabanya nanti, pasti gak nolak kog," jelas Umi Zahra. "Bentar lagi pasti dia turun," lanjutnya.

Pembicaraan basa-basi tersebut terus berlangsung, mulai dari membicarakan bisnis keluarga, kenangan masa lalu, sampai-sampai Kahfa tiba-tiba di tanya tentang ingin punya anak berapa kedepannya.

Ayolah nikah saja belum tapi sudah ditanya seperti itu.

Sampai pada saatnya pembicaraan serius pun dimulai, Kahfa dan Aisyah sudah seperti kepiting rebus karena sama-sama sangat malu.

Sedari tadi, sejak Aisyah ikut berkumpul, gadis itu tak pernah mengangkat pandangannya, dia terlalu malu sekarang. Mengenai calon suaminya,dia terlihat tampan dan berwibawa walau ia hanya melihat sekilas saja tadi.

Imam Dan Makmum [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang