IV

106 25 9
                                    

🎶🎶🎶🎶

Rasa kecewa tentu saja Sojung rasakan. Ia benar-benar merasa lebih rugi dari pada penggemar Seokjin. Walau pun hubungan mereka masih ditolerir oleh menejer Seokjin, tapi tetap saja Sojung tidak bisa mengekspresikan rasa bahagianya saat bertemu.

Sojung masih tetap datang saat ada acara fanmeet atau dimanapun Seokjin mengisi acara, walaupun ia tak lagi di beri tiket gratis oleh Seokjin. Bagi Sojung tak masalah membeli tiket sendiri, selagi mereka masih bisa bertemu. Tapi ada hal yang membuat Sojung kesal. Ia tak bisa bersikap seperti para penggemar Seokjin, yang bebas tersenyum dan memegang tangan Seokjin. Sojung harus bersikap sewajarnya. Bagi Sojung itu sangat tidak wajar. Mana ada seorang penggemar yang bersikap pasif saat bertemu idolanya.

Tidak hanya Sojung, Seokjin pun diperintah menejernya untuk tidak bersikap berlebihan pada Sojung. Pria itu harus menahan sikapnya saat bertemu Sojung, sehingga sikap mereka justru terlihat kaku. Tidak bebas seperti biasa.

Seokjin

"Maaf, aku tidak bisa sehangat sebelumnya. Aku mohon, bersabarlah."

Sojung menghela nafasnya,setelah membaca pesan singkat dari Seokjin.

Sojung sendiri merasa bersalah, jika ia marah pada Seokjin. Bagaimana pun, Seokjin sedang menggapai cita-citanya. Mana mungkin ia bersikap egois, hanya karena ingin perhatian lebih.

"Sojung, apa sebaiknya hubungan kalian  istirahat dulu?"

Sojung menatap Yerin.

"Kenapa harus putus?"

"Biarkan Seokjin menjalani karirnya tanpa ada keterlibatan percintaan. Kau juga bisa fokus dengan kuliahmu. Suatu hari nanti, kalian bisa bertemu kembali setelah beban berat ini berakhir," saran Yerin. Ia sendiri merasa kasihan melihat Sojung yang malah terlihat murung, setelah bertemu Seokjin.

"Lagi pula tidak ada bedanya kan, aku putus atau tidak. Kami tetap akan jarang berkomunikasi. Aku takut, jika kami putus, akan ada orang lain yang hadir," sahut Sojung dengan ekspresi sendu.

"Jika kau memutuskan untuk tetap mempertahankan hubungan kalian. Aku harap kau tidak terus-terusan murung. Mau sampai kapan kau seperti ini?"

"Aku mengerti. Aku hanya butuh waktu. Lagi pula, aku dan Seokjin masih bisa saling bertukar kabar. Dia masih sering memberiku kabar kegiatannya, walau pun tidak sering," Sojung tersenyum pada Yerin.

"Sungguh. Kalau begitu, kau tidak perlu bersedih lagi. Kau hanya perlu tetap semangat dan yakin, kalau kalian akan bisa bersama suatu hari nanti," Yerin memberi semangat pada Sojung, walau pun ia tahu jika Sojung hanya berusaha bahagia.

.

.

****

Tahun telah berganti. Masa kejayaan Seokjin semakin tinggi. Penjualan albumnya selalu meningkat setiap comeback. Wajahnya selalu menghasilkan layar kaca. Tidak hanya di acara musik, Seokjin selalu ada dalam layar kaca. Entah itu iklan, drama, bahkan variety show.

Padatnya jadwal syuting, membuat Seokjin semakin jarang mengabari Sojung. Jika biasanya Sojung akan tahu jadwal Seokjin selanjutnya, kini wanita itu justru tak tahu jika Seokjin mengadakan fanmeet di sebuah Mall besar di Seoul.

"Aku pikir ini hanya iklan, ternyata Seokjin di sini," Yerin menunjuk sebuah poster yang terpajang pada pintu masuk sebuah Mall. Awalnya ia mengira hanya iklan biasa, ternyata poster itu tentang fanmeet.

"Benar. Ayo kita lihat," Sojung pun sama terkejutnya seperti Yerin. Ia tak tahu jika Seokjin ada di mall ini.

"Kau tahu?" Yerin mengikuti langkah Sojung.

My IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang