IX

101 22 1
                                    

🎶🎶🎶🎶

"Hey, Sojung, mengapa aku cuma dapat dompet?" protes Taehyung, saat Sojung memberikan oleh-oleh dari Paris, yang sebagian besar adalah produk hasil desainnya.

"Ooh... tadi aku berikan pada Yoongi. Nanti aku bawakan yang baru untukmu," sahut Sojung, sambil membantu Yerin membuka bungkusan yang ia bawa.

"Yoongi? Yoongi siapa? Kekasihmu?" Taehyung mengerutkan keningnya.

"Kau tidak kenal Yoongi?" Sojung menatap Taehyung tak percaya.

"Yoongi mana?" Taehyung masih bingung.

"Astaga. Rapper itu loh. Kau tidak tahu?" Sojung tak percaya melihat Taehyung yang tidak mengenal Yoongi.

"Rapper?" Taehyung terlihat berpikir.

"Yoongi? Rapper? Maksudmu Suga?" Yerin mencoba menebak.

"Hmm.. betul sekali."

"Hah?! Suga?" kini Taehyung terlihat shock.

"Kau serius?" Yerin juga tak kalah terkejut.

"Iya. Suga. Tadi aku bertemu dengannya di atap."

"Di atap? Maksudmu di atas?" Yerin menunjuk ke arah atas, karena ia cukup terkejut dan ada rasa tak percaya.

Sojung menanggapi Yerin dengan mengangguk.

"Kenapa tidak bilang dari tadi?" Yerin bergegas untuk keluar, dan berniat ke rooftop.

"Yak! Dia sudah pergi," cegah Sojung.

"Ah, Sojung. Kenapa kau tidak bilang dari tadi? Atau, kau bisa meneleponku, dan mengatakan kau bertemu Suga."

"Setahuku, kau tidak suka musik yang berbau rapp."

"Lalu, karena itu kau tidak mengatakan padaku? Sojung... aku suka atau tidak musiknya, tapi dia cukup terkenal. Setidaknya aku tahu beberapa lagunya," Yerin mendengus kesal.

"Ya, mana aku tahu," Sojung hanya mengangkat bahunya.

.

.

****

Suga baru saja sampai di apartemennya, setelah meminta menejernya untuk menjemputnya.

"Bagaimana? Masih mau berkeliaran sendiri?" Menejer Suga mengomeli Suga, sejak ia menjemputnya.

"Aku hanya kurang beruntung," sahutnya.

"Bersiaplah. Kau akan menjadi bintang tamu di sebuah radio."

Suga tak menyahut. Ia mengambil handuknya, dan masuk ke kamar mandi.

Sekitar lima menit, ia sudah keluar, dengan rambut basahnya.

"Kau tidak butuh hair stylish kan?" Menejer Hong, menatap Suga yang mengambil baju dari lemari.

"Tidak butuh. Lagi pula, aku bukan tampil di layar kaca."

"Tapi, kau harus tetap mengenakan pakaian yang bagus. Para reporter pasti sedang menunggu di luar gedung stasiun radio."

Suga lagi-lagi mengangguk. Pria itu memilih baju kaos putih sebagai dalaman, dan memakai kemeja sebagai outernya.

"Ganti. Pakai ini," menejer Hong menyodorkan kemeja yang lain. Tidak hanya kemeja, ia juga menyiapkan celana, dan tas.

Tak banyak membantah, Suga mengganti kemejanya. Ia sudah tahu, bahwa semua yang disediakan merupakan sponsor dari sebuah brand fashion. Hal itu tentu saja merupakan trik marketing, agar produk mereka akan menjadi incaran bagi kaum yang tertarik dengan Suga.

My IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang