Lokasi pisau taring kedua

26 4 0
                                    

Di sebuah padang pasir lebih tepatnya di sebuah Piramida tua terlihat para alien memasuki piramida itu untuk mengambil pisau taring kedua karena peta menuntun mereka ke piramida tua itu. Saat para alien berjalan menyusuri jalan piramida itu tiba tiba saja Ejojo memerintahkan anak buahnya untuk berhenti yah kecuali untuk tom, dia terlalu fokus pada peta sampai dia tidak mendengar apa yang Ejojo perintahkan dan berakhir dia pun menabrak Ejojo.

"Perhatikan jalanmu!" Marah Ejojo

"Kenapa kita harus berhenti ketika pisau taring berikutnya sudah ada di hadapan kita?" Tanya tom

Ejojo yang mendengar itu pun lalu mengambil sebuah batu yang kebetulan ada di dekatnya dan melemparnya ke arah jalan yang akan mereka lalui dan seketika jalan itu pun roboh

"Apa bagusnya membebaskan sang big slayer agung dengan keempat pisau taring kalau kita tidak bisa melihat langsung! Bawa bocah itu!" Ucap Ejojo menyuruh bawahannya untuk membawa gempa yang saat ini masih menjadi sandera mereka

"Kamu ingin aku melakukan apa?" Tanya gempa karena tiba tiba saja rantai yang mengikatnya di lepas

"Hanya untuk mengambilkanku sesuatu bocah kecil, jadi berjalanlah hati hati" ucap Ejojo

Ejojo pun menyuruh gempa untuk pergi mengambilkannya pisau taring kedua dengan imbalan gempa akan di bebaskan, dan karena mereka ada di dalam Piramida tentu saja banyak jebakan yang di pasang tapi untungnya gempa berhasil lewat dengan selamat dan sekarang sudah berada di ruangan di mana pisau taring kedua di sembunyikan.

"Sudah hilang!!" Teriak gempa

"Sudah hilang?!" Ucap Ejojo

"Di mana pedang itu?" Ucap tom

"Apa aku masih bisa di bebaskan?" Tanya gempa

"Tentu saja tidak!!!" Jawab Ejojo

Sementara itu di markas para Hero terlihat mereka sedang berpikir bagaimana cara mereka bisa mendahului para alien menemukan pisau taring perak jika mereka gak punya peta dan para alien punya petanya.

"Meski mereka mendapatkan pedang yang pertama masih ada tiga lagi dan kita hanya perlu menghentikan Ejojo. Mereka punya peta dan kita enggak, jadi bagaimana bisa kita menemukan pisaunya lebih dulu?" Ucap maripos

"Aku masih gak percaya kalau kamu adalah samurai misterius itu, kamu benar benar sangat hebat loh" ucap taufan memuji maripos

"Tunggu sebentar! Aku juga samurai loh!" Ucap ice tak terima hanya maripos yang di bilang hebat

"Ssssssttttt, untuk ukuran laki laki itu biasa saja tapi samurai wanita.... itu keren banget" ucap taufan

"Baiklah kami sudah percaya! Apa kita bisa lanjut?!" Ucap blaze kesal

"Kenapa kau malah marah blaze, kau cemburu ya?" Ucap taufan

"Apa katamu?!" Ucap blaze marah tapi untungnya dia berhasil di tenangkan oleh ice

"Ku pikir blaze hanya gak sabar karena belum menemukan kedamaian dalam dirinya dan membuka potensi penuhnya seperti kau dan aku, fan" ucap thorn

"Pengamatan yang hebat tuan robot! Tapi hali juga belum membukanya!" Ucap blaze

"Oh, aku tau!" Ucap halilintar

"Kau sudah menemukannya?! Arghh!! Jadi cuma aku yang belum menemukannya!!" Ucap blaze mengerang marah

"Bukan itu blaze, tapi aku ingat di mana aku pernah melihat pisau taring itu" ucap halilintar lalu berlari menuju kamarnya dan kembali sambil membawa sesuatu

"Ouh... jadi soal itu, baguslah" ucap blaze lega karena bukan dia satu satunya yang belum menemukan potensinya yang sebenarnya

"Lihat ini" ucap halilintar lalu menunjukkan sebuah album ke teman temannya dan di dalam album itu terdapat foto pedang taring kedua yang di jadikan sebuah piala

"Wow! Ini dia" ucap taufan

"Di tempat aku di besarkan ada kompetisi lumayan besar, dimana setiap tahunnya pemenang akan mendapatkan piala pedang. Ayahku sudah pernah menang berkali kali" ucap halilintar

"Kau gak pernah cerita pada kami kalau ayahmu atlit yang berbakat, olahraga apa?" Tanya thorn

"Eum.... dia itu seorang pandai besi" jawab halilintar

"Tidak ada yang salah dengan itu, ayahku dan ice juga seorang pandai besi tapi aku tidak pernah dengar kompetisi tentang..." ucap blaze

"Dia bukan... pandai besi biasa, dia itu seorang pandai besi kerajaan" ucap halilintar lalu membalik halaman kedua album itu yang di sana terdapat foto ayahnya halilintar tengah membawa trophy pedang

"Hihihi.... apa itu ayahmu?" Ucap taufan

"Tapi bagaimana bisa pisau taring menjadi trophy?" Tanya blaze

"Ya kalau tidak salah... piala pedang di buat oleh seorang pria yang mengumpulkan artefak bernilai tinggi, namanya kalau tidak salah Asher. Pokoknya piala itu di gilir setiap tahun pada pemenangnya" ucap halilintar

"Piala itu ada di mana sekarang?" Tanya thorn"

"Maaf... aku gak tau, sudah bertahun tahun aku gak bicara dengan ayahku" ucap halilintar

"Kalau begitu ayo kita telfon dia" usul blaze

"Tidak bisa! Dia pikir aku ke pulau rintis untuk berlatih sekolah seni pertunjukan. Hah... dia ingin aku mengikuti jejaknya, tapi karena aku tidak bisa menyanyi atau menari akhirnya aku melarikan diri. Kalau ayahku tau kalau aku tidak bisa menari dia akan tau kalau selama ini aku bohong" ucap halilintar

"Dia gak tau kamu seorang Hero?" Tanya thorn

"Kenapa?! Kalian mau bilang kalau ayahku memakai rok balet begitu?!" Ucap halilintar

"Tidak, tapi kalau kita ingin mendapatkan pisau taring itu sebelum para alien sebaiknya kita buat rencana sekarang" usul blaze

"Hah.... baiklah, ayo buat rencana" ucap halilintar

Sementara itu di dunia kegelapan terlihat hang kasa dan earthquake hampir sampai ke tempat tujuan mereka. Mereka kali ini saling membantu untuk mencapai tujuan mereka agar mereka bisa pulang dan menyelamatkan gempa kecil

"Ku harap kita bisa sampai puncak sebelum bulan muncul, monster batu tidak akan melewatkan camilan makan malamnya" ucap earthquake

"Monster batu? Tempat apa ini? Apa benar lewat sini bisa kembali ke pulau rintis?" Tanya hang kasa

"Mereka gerombolan yang tidak pernah kau lihat, mereka tidak ada di sembarang tempat saudaraku. Terkadang seseorang harus meraba dalam kegelapan untuk menemukan cahaya yang sesungguhnya" ucap earthquake

Tiba tiba saja hang kasa dan earthquake pun merasakan sebuah getaran kecil dan batu batu di sekitar mereka berkumpul dan berubah menjadi monster batu besar dan kini dua saudara itu pun di kepung oleh monster batu itu. Hang kasa dan Earthquake pun kini berkerja sama untuk mengalahkan monster monster batu itu dan mereka juga saling membantu

"Awas saudaraku!" Ucap earthquake lalu menebas salah satu monster batu yang ingin menyakiti adiknya menggunakannya pedangnya

"Terimakasih" ucap hang kasa lalu kembali berdiri

Tapi semakin mereka lari, semakin mereka di kepung oleh monster monster batu itu dan mau tak mau mereka harus bekerja sama sebagai saudara lagi.

"Sama seperti dulu!" Ucap hang kasa

"Sama seperti dulu!" Ucap earthquake

Lalu dua saudara itu pun menggunakan kekuatan tornado elemental mereka untuk memukul mundur para monster monster batu yang menghalangi mereka dan untungnya mereka berhasil.













To be continued













Hero Elemental Master (the selected element (season 1))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang