Phoenix Pt. 3

439 40 3
                                    

Seluruh kerajaan berduka.

Pangeran mahkota mereka telah menghembuskan napas terakhir.

Yujin pergi di usianya yang belia.

Upacara penghormatan terakhir dilaksanakan di hari yang sama.

Semua berbaris rapi dengan kepala tertunduk pada tanah lapang.

Doa-doa dinyanyikan, api mulai dinyalakan.

Suara tangis pilu sang ratu menjadi satu-satunya yang menyaingi doa.

Sampai kemudian suara pekikan nyaring membelah angkasa.

Semua mata mencari asal suara.

Kemudian mendapati cahaya merah menyala memancar di kejauhan.

Gyuvin, salah satu orang di barisan, ingat betul dia pernah melihat sinar yang sama beberapa tahun lalu.

Tepatnya sehari sebelum Jiwoong dibawa ke istana.

Orang-orang bilang itulah tanda bahwa Phoenix sedang menggunakan kekuatannya.

Belum habis rasa terkejutnya, dari arah cahaya muncul sesuatu yang berwarna jingga kemerahan, bergerak mendekat secepat kilat.

Semua orang mendongak menatap langit.

Di atas kepala mereka, seekor burung yang besarnya melebihi manusia terbang berputar-putar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di atas kepala mereka, seekor burung yang besarnya melebihi manusia terbang berputar-putar.

Tiap helai bulunya merah membara.

Ekornya panjang bak lidah api.

Suara-suara gumaman mulai ramai saling menyahut.

Terkejut. Takjub.

Sebab dengan mata kepala sendiri mereka melihat sosok burung api legendaris yang tersohor.

Kala Phoenix mulai turun mendekat, semua orang melangkah mundur.

Kakinya yang memijak tanah segera berubah, tidak lagi berhias cakar setajam mata panah namun tampak layaknya kaki manusia biasa, kotor penuh luka.

Kemudian dari kaki hingga kepala perlahan sosoknya berubah, utuh menjadi manusia yang parasnya dikenali sebagai Kim Ji Woong, pengawal sang pangeran.

Namun Jiwoong yang ini memiliki sayap api di punggungnya. Berjalan dengan kaki telanjang menghampiri Yujin yang terlelap dalam pembaringan terakhir.

Gunwook yang berusaha berlari meski terseok karena luka cambuk di sekujur tubuhnya belum sembuh betul sampai di tengah keramaian itu dengan napas terengah.

Dihampiri Gyuvin yang tanpa diminta lekas menopang tubuhnya.

"Gunwook-ah, apa yang terjadi?"

Gyuvin tahu kalau Gunwook menemui Jiwoong sebab dia jugalah yang membiarkan Gunwook memberitahu Jiwoong tentang kabar duka ini.

CUTS - Jiwoong Centric ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang