"Yujin kenapa? Kok nangis?"
Hanbin yang baru kelar diskusi soal jadwal dengan manager utama ZB1 tampak kaget karena mendapati si maknae menangis di ruang tengah, dengan Gyuvin di sampingnya.
Bukan menangis keras sih, tapi matanya merah dan pipinya basah, wajahnya tampak frustasi, tangannya sibuk mengelap buku gambar yang diletakkan di antara crayon-crayon patah dan botol cola.
"Gapapa, Kak! Kakak bukannya lagi sibuk sama om manager? Ini Yujin biarin aku aja yang urus Kak," balas Gyuvin.
"Ya tapi--"
"Gapapa, Kaaaaa~"
Hanbin didorong pergi oleh Gyuvin ke arah pintu keluar, bingung lah, urusan Hanbin dengan manager kan sudah selesai. Mau apa juga di luar?
Jadi sementara Gyuvin kembali ke sisi Yujin, Hanbin melipir ke dapur mau mengambil minum biar kepala dingin sebelum nanti menginterogasi dua adiknya itu.
"Kenapa, Bin?" tanya Jiwoong yang kebetulan sedang membuat kopi.
"Itu tuh, Yujin nangis, aku tanya kenapa malah diusir sama Gyuvin."
"Halah, udah pasti Gyuvin itu yang bikin nangis."
Jiwoong berhenti mengaduk kopinya lalu meninggalkan cangkir di meja makan sementara dirinya mencari kedua adiknya yang sedang drama.
Di ruang tengah, Jiwoong mendapati Gyuvin sedang membujuk Yujin.
"Udah dong nangisnya, Kakak minta maaf kan ngga sengaja. Nanti Kakak bantuin bikin yang baru deh," ujar Gyuvin seraya menarik-narik lengan yang lebih muda.
Yujin menggoyangkan lengannya kuat biar pegangan Gyuvin terlepas. Kesal. Hidungnya merah dan pipinya masih basah, airmata juga sesekali mengalir meskipun sama sekali tidak terisak.
"Buat besok Kak ugh ngga sempet lagi."
"Sempet kok sempet! Udah ya? Jangan nangis lagi dong~ Ini kalau ketahuan Kak Jiwoong nanti Kakak dimarahin."
"Ketahuan apa?"
Gyuvin refleks mendongak, wajahnya kaget. Dia menatap Jiwoong kikuk.
"Eh, Kak Jiwoong. Ngga sibuk, Kak?" tanya Gyuvin basa-basi.
Jiwoong berkacak pinggang. "Kamu apain adeknya sampe nangis gitu?"
"Ngga kok, Kak."
"Kamu tuh ya, Vin. Udah dibilangin kalau bercanda jangan kelewatan. Kenapa sih kalau dibilangin ngga didengerin!"
Gyuvin menunduk. "Maaf."
Jiwoong kalau mode serius seram.
"Kenapa sih ribut-ribut?"
Taerae yang kebetulan kamarnya paling dekat dengan ruang tengah keluar dan bertanya kebingungan. Matthew yang sekamar dengan Taerae juga mengekor di belakangnya bersama Gunwook--akhir-akhir ini mereka menempel seperti perangko.
"Kak Gyuvin bikin ulah ya?" tanya Gunwook to the point.
"Kelihatannya sih gitu," tambah Matthew.
"Diem deh." Gyuvin melotot galak pada Gunwook--meskipun tidak berpengaruh.
Hanbin yang melihat Gyuvin sudah lebih dulu dimarahi Jiwoong malah berujung kasihan.
"Udah, Kak. Nanti malah Gyuvinnya ikutan nangis pula," ujar Hanbin.
"Emangnya aku Yujin." Gyuvin sempat-sempatnya protes.
Jiwoong tidak lagi memarahi Gyuvin, dia memilih menghampiri Yujin.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUTS - Jiwoong Centric ✅
FanfictionKarena sering dapet ide cerita tapi jarang bisa merealisasikannya dari awal sampai tuntas maka lahirlah buku ini. Sesuai judul isinya bisa jadi cuma potongan cerita, bukan complete story. Kalau minat dan semangat muncul baru kubuat full story-nya...