Jiwoong dibawa ke kerajaan tanpa tahu mengapa saat usianya 15.
Dipertemukan dengan pangeran kecil bernama Yujin dan ditugaskan untuk selalu berada di dekatnya, menjaganya.
Pada awalnya dia keberatan, hidupnya memang lebih terjamin namun mereka telah merebutnya dari sang ayah.
Hanya pesan terakhir sang ayah yang membuat Jiwoong bertahan.
Oh, mungkin juga karena Yujin ternyata sangat manis dan dia menyukainya.
"Usianya sudah genap 20 tahun dan dia masih tidak menampakan tanda-tanda apapun. Raja mulai ragu kalau dia benar-benar sang penyelamat."
"Kalau begini dia mungkin saja akan ditendang keluar, kembali ke jalan."
"Kasihan."
Orang-orang di istana membicarakan hal yang serupa sejak beberapa hari. Topik utamanya adalah Jiwoong.
Jiwoong mulai paham kalau kerajaan membawanya karena menginginkan sesuatu. Dan Jiwoong gagal memberikannya.
Memikirkan dirinya akan ditendang keluar dari istana tentu membuat Jiwoong sedih. Bukan karena takut kembali hidup susah.
Jiwoong hanya takut berpisah dengan Yujin yang selama 5 tahun telah menjadi adik kesayangannya.
"Jiwoong Hyung? Kenapa melamun? Apa yang Hyung pikirkan?"
Yujin menatap Jiwoong polos. Senyum merambat di wajah yang lebih tua.
"Sedang memikirkan hadiah apa yang sebaiknya Hyung berikan untukmu di hari ulang tahunmu nanti."
"Itu masih tiga minggu lagi. Lagipula aku tidak menginginkan apapun."
"Benarkah? Bagaimana dengan perjalanan rahasia ke danau, menangkap kunang-kunang?"
Mata Yujin berbinar. Dia telah berulang kali memohon pada sang ayah agar dibiarkan pergi ke danau malam hari sejak Jiwoong menceritakan pengalaman masa kecilnya menangkap kunang-kunang di danau, namun tidak pernah mendapat jawaban ya.
Jiwoong pun selalu menolak ajakannya untuk pergi diam-diam.
"Hyung serius?"
"Hanya jika kamu berjanji merahasiakannya."
"Tentu!!"
Yujin harus menahan diri untuk tidak melompat dan berseru bahagia, sebab jika guru etikanya tahu dia akan mendapat masalah.
Tiga minggu berlalu seperti angin.
Sekarang pukul sebelas malam, dan sekitar satu jam lagi usia Yujin akan resmi menjadi 15.
Memakai pakaian serba hitam, Yujin mengendap meninggalkan area kediamannya bersama Jiwoong.
Entah apa yang telah Jiwoong lakukan namun Yujin melihat para penjaga tengah tertidur. Baru Yujin sadar, Jiwoong mengambil risiko besar menyelinap keluar bersamanya.
Jiwoong bahkan mencari tahu di mana sudut paling sepi dan terbengkalai dari kediaman sang pangeran untuk jadi jalan keluar mereka. Sebenarnya tidak bisa disebut jalan karena mereka melompati pagar.
Saat itu Jiwoong sudah berada di atas pagar, duduk dengan kukuh, tangan terulur siap menarik Yujin agar bisa naik dengan mudah.
Yujinpun sudah menggenggam tangan yang lebih tua.
"Kalian berdua sedang apa?"
Suara orang ketiga membuat jantung pemilik tangan yang bertaut hampir jatuh ke perut--tentu saja itu kiasan.
"Astaga, Gunwook Hyung! Kupikir siapa! Tolong jangan melapor pada Panglima Park ataupun Appamama!" Yujin memohon setengah berbisik.
Berdiri di depannya adalah anak sang panglima perang yang berbadan tegap dan tinggi meski usianya hanya satu tahun lebih tua dari Yujin.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUTS - Jiwoong Centric ✅
Fiksi PenggemarKarena sering dapet ide cerita tapi jarang bisa merealisasikannya dari awal sampai tuntas maka lahirlah buku ini. Sesuai judul isinya bisa jadi cuma potongan cerita, bukan complete story. Kalau minat dan semangat muncul baru kubuat full story-nya...