Hanbin mendengar suara alarm ponsel berbunyi nyaring. Tangan kanannya mencari ponsel sementara tangan kiri mengusap mata yang belum terbuka.
Setelah mematikan alarm, Hanbin mencuci muka dan keluar kamar.
Suara tangisan dari ruang TV langsung menyapa telinganya.
Tampak Ricky dan Taerae tengah fokus menonton drama di Netflix.
"Huhuhuhuhu!"
"Padahal Hyunwoo udah janji bakal jadi orang pertama yang Haein liat."
"Polisinya kaya tai nih, sengganya biarin Hyunwoo nunggu sampe operasinya kelar kek."
Hanbin tertawa kecil, padahal sudah sering melihat Ricky terlalu asyik menonton drama sampai menangis, kadang berteriak kesal, tapi tetap lucunya tidak berkurang.
"Ky, itu gak mau dikumpulin mutiara kamu?" ujar Hanbin melihat mutiara berjatuhan dari pipi Ricky ke sofa, ke pangkuannya, dan ke karpet.
Ricky, masih sambil menangis, mulai memunguti mutiara-mutiara itu lalu mengumpulkannya di meja di depan tempatnya duduk.
"Huhuhu lumayan buat beli Gucci."
Hanbin melipir ke dapur, lapar.
Di dapur, dia melihat Jiwoong baru selesai mencuci cangkir.
"Yujin mana Bang?" tanya Hanbin, biasanya Yujin kalau pagi selalu menempeli Jiwoong.
"Masih tidur, nih mau dibangunin."
Whoosh!!
Hanbin cuma merasakan angin tepat di wajahnya, lalu sosok Jiwoong sudah hilang dari pandangan.
"Enak ya bisa sekilat itu pindah tempat, kalo bangun kesiangan gak perlu takut telat. Ya gak bakal bangun kesiangan juga sih, orang gak pernah tidur," ujar Hanbin pada diri sendiri.
Ya kan Jiwoong vampir, tidak butuh tidur. Cuma perlu minum darah, itu juga tidak perlu setiap hari.
Hanbin baru sadar meja makan masih kosong, padahal seharusnya sarapan untuk semua penghuni rumah sudah berjajar rapi. Hari itu yang bertugas membuat sarapan adalah Hao.
Karena tidak ada makanan, Hanbin meninggalkan dapur dan mencari teman-temannya yang lain.
Lalu dia mendengar suara ribut-ribut dari arah taman.
Tampak Hao, Matthew, Gyuvin, dan Gunwook berkumpul di taman, ada sebuah bola tergeletak di rumput.
"Beda!" "Sama!" seru Hao dan Gyuvin bersahutan.
"Gunwook! Sikat!" seru Matthew.
Gunwook maju dengan cepat kemudian mengunci leher Gyuvin dengan lengan--tidak serius kok.
Tiba-tiba ZRASH! Api muncul entah dari mana dan membakar tangan Gunwook.
Maka Gunwook refleks melepas kuncian di leher Gyuvin, apinya langsung hilang sih. Bahkan tangan Gunwook sama sekali tidak terasa panas--sial dia tertipu karena tadi itu hanya ilusi.
"Eh-eh-eh-eh! Masa temen sendiri dibakar! Emangnya ayam?" tegur Hanbin sekaligus menyadarkan orang-orang akan eksistensinya.
"Bang Gyuvin curang pake ilusi!" gerutu Gunwook dengan bibir mengerucut.
Gyuvin hanya tertawa.
"Kalian ributin apa sih?" tanya Hanbin, penasaran.
Hao berkacak pinggang. "Masa Gyuvin nyamain Kakak sama Matthew dan Gunwook!"
"Ya kan sama-sama anjing?" Gyuvin berujar tanpa rasa bersalah.
"Serigala ya anjir!" protes Matthew.
![](https://img.wattpad.com/cover/353668041-288-k792992.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CUTS - Jiwoong Centric ✅
FanfictionKarena sering dapet ide cerita tapi jarang bisa merealisasikannya dari awal sampai tuntas maka lahirlah buku ini. Sesuai judul isinya bisa jadi cuma potongan cerita, bukan complete story. Kalau minat dan semangat muncul baru kubuat full story-nya...