Fantasize

129 10 3
                                        

Sekolah

Aku tidak menyangka belajar adalah kegiatan yang aku sukai belakangan ini

Ini bukan tentang mendengarkan guruku atau membalik setiap lembar buku pelajaran yang penuh dengan coretan tak beraturan karyaku setiap mulai bosan.

Namun..

'Tuk'

Chanhee

Teman sebangkuku memberiku sebungkus jelly lagi biasanya.

Aku menoleh kearahnya dan dia hanya tersenyum tipis sembari kembali mengunyah jellynya sendiri.

Aku membuka bungkus jelly miliku dan mengangkat bukuku untuk menyembunyikan mulutku dari guru kami didepan sana.

Bukan hanya saat pelajaran dia memberiku jelly berbentuk aneka hewan seperti ini.

Bahkan saat kami makan siang dan aku meneguk tetes terakhir dari susu kotakku ia kembali menyodorkan bungkusan jellynya padaku.

Apakah dia anak pengusaha jelly atau apa sebenarnya?

"Yhaa Changmin bisa gigis kau kasih permen tiap saat" omel Kevin teman sekelas kami.

Chanhee kemudian melemparinya dengan sebungkus jelly yang lain.

"Itu jelly bukan permen Kevin" ujarnya kesal lalu kembali menatapku dan tersenyum.

Aku hanya terdiam menatapnya.

Orang lain pasti mengira bahwa pemuda manis didepanku ini sedang berusaha mendekatiku.

Tapi tidak.

Dia memiliki kekasih.

"Juyeon mengajakku bertemu nanti malam" ujarnya menyebut nama kekasihnya.

Siswa lain dari sekolah seni.

Mereka memang jarang bertemu karena Juyeon merupakan seorang trainee dari sebuah agensi.

"Aku harus memberinya apa yaa??" Ujarnya sembari menerawang.

Aku meraih jelly pemberiannya dan memasukannya kedalam sakuku

Mengapa kau tidak memberinya jelly seperti yang kau berikan padaku ini Chanhee?

Entah sejak kapan ia mulai memberikanku jelly setiap hari

Ah salah

Setiap saat lebih tepatnya

Dia hanya berkata saat kita pertama bertemu nalurinya langsung tergugah untuk merawatku.

Apakah aku seperti anak kecil dimatanya?

Aku seperti pangeran kecil yang polos dan harus dilindungi ia berkata mengenai pertemuan pertama kami saat aku pertama pindah kesekolah ini.

Namun Chanhee tahukah kamu?

Pertemuan pertama kita sebenarnya terjadi sebelum aku pindah kesekolah ini.

Kala itu saat pertama kali aku menginjakan kaki di Seoul dan mencoba untuk berkeliling di kota besar ini.

Aku kehabisan saldo kartu busku dan kau membayari aku untuk menaiki bus itu.

Bahkan saat tiba di halte pemberhentianku kau memberikan payungmu  padaku dan membiarkan air hujan membasahi dirimu.

Kala itu aku memakai masker jadi mungkin kau tidak mengenaliku.

Tapi apakah insting untuk merawatku bahkan sudah kau aktifkan saat itu?

Aku bahkan tidak bisa melupakan senyuman lebarmu kala melambaikan tanganmu padaku yang terpatung di halte kala itu.

Songs For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang