Aku bertemu dengan mereka kembali
Jacob Hyung dan teman wanitanya
Berciuman dihadapanku
'Nyut'
'Nyut'
'Nyut'
Jantungku berdetak cepat hingga bergetar di nadiku.
Namun ini berbeda dengan saat dia menyanjungku
Atau sekedar membisikan kata manisnya padaku.
Aku sampai tidak tau bersikap bagaimana untuk menghadapinya
"Ohh Chanhee" wanita itu akhirnya mengetahui keberadaanku
Sorot mata redup itu akhirnya bertemu mata denganku.
Aku ingin sekali belari kearahnya, melemparkan semua pemberiannya yang atau sekedar menamparnya.
Untuk sejenak aku berfikir untuk benar-benar melakukannya.
Aku sudah muak
Ia berdiri dari tempat duduknya dan menghampiriku.
"Sudah selesai kuliah?" Tanyanya padaku seolah tidak terjadi apapun.
Aku mengangguk pelan.
Wanita itu menghampiri kami dan bergelayut dilengan Jacob Hyung.
Aku menatap kearah mata redup itu namun ia hanya tersenyum tipis kearahku.
"Nanti hyung hubungi yaa" ujarnya sembari mengusaki rambutku.
Lalu ia berlalu dengan wanita itu dan meninggalkanku sendirian.
'Tes'
'Tes'
Bukan air mataku
Namun hujan musim gugur mulai berjatuhan.
Aku melirik sekilas Jacob hyung berlari sembari merangkul wanita itu menuju mobill sportnya.
'Tes'
'Tes'
'Sraaaashhh'
Hujan malam ini semakin deras seiring dengan gemuruh dihatiku.
Aku berjalan gontai untuk duduk di tangga lobi kampusku dan menatap kosong setiap tetes air yang tengah belomba membasahi bumi.
Aku mengusap air mataku dan menatap langit yang bersembunyi dibali hujan malam ini.
Bahkan langit menertawai kebodohanku.
Bukan hanya sesekali dia melakukan ini kepadaku.
Berkata dia mencintaiku namun dia juga mencintai wanita itu dan memperkenalkanku sebagai teman yang ia anggap sebagai adik sendiri.
Jika memang kau hanya mencintaiku sebagai adik kau harusnya berterus terang padaku Hyung...
Biarkan aku memberikan batasanku padaku.
Kau selalu menghancurkan tembok yang ku bangun diantara kita namun kau juga menghancurkan kepercayaanku padamu.
Kau bilang untuk jangan mudah mengatakan selamat tinggal namun dengan mudah juga kau meninggalkanku saat aku menunggumu untuk merangkulku.
Selama ini aku selalu diam hanya karna tidak mau kehilanganmu.
Mungkin aku terlalu larut dalam semua kata manis yang selalu kau bisikan padaku
Semua omong kosong itu
Omong kosong yang ku sadari setiap kau meninggalkanku seperti ini namun ku lupakan ketika kau kembali merenhkuhku dan mengatakan kata manismu kembali.