09. Berbincang

148 17 0
                                    

Sehari sebelum pertemuan itu diadakan, saat ini Asterea terlihat mondar-mandir di dapur utama. Membuat Jaremmy, Mirabeth, Erika serta yang lainnya hanya bisa memperhatikan sang Duchess mereka tersebut.

Asterea sedang dalam dilema saat ini, sebab beberapa hari yang lalu sebenarnya ia harus kembali berbicara dengan Bryan, namun terhalang oleh Saintess Amoreba yang tiba-tiba datang menemuinya.

Kemarin, seharusnya Asterea kembali berbicara kepada Bryan, namun Duke satu itu ternyata sedang sibuk dan memiliki jadwal untuk bertemu dengan Putra Mahkota serta Grand Duke di istana.

Dan hari ini, Bryan sudah kembali ke Mension. Tapi, lagi dan lagi tekat Asterea redup. Entah hilang kemana, tapi itu lah yang di alami oleh Asterea.

"Sepertinya banyak yang sedang anda pikirkan, Nyonya?" Tanya Mirabeth memecahkan keheningan.

Asterea lalu menoleh kearah Mirabeth yang berada di sampingnya.

Perempuan itu menghela napas dengan kasar lalu duduk di kursi yang ada disana.

"Aku sedang bingung," seru Asterea lalu melipat tangannya kemeja dan membaringkan kepalanya disana.

"Apa anda masih memikirkan hari esok?" Tanya Jaremmy menebak-nebak.

Namun, hanya gelengan yang menjadi jawaban dari Asterea atas pertanyaan Jaremmy barusan.

Erika lalu mendekat kepada Duchess nya itu. "Apa anda sedang memikirkan Tuan Duke?"

Pertanyaan Erika barusan langsung diangguki pelan oleh Asterea.

Ah, mereka bertiga pun saling melempar pandang. Padahal setahu mereka, Duchess mereka itu akhir-akhir ini memilih untuk menghindari Duke mereka setelah masalahnya dengan Erika waktu itu.

"Apa yang sedang anda pikirkan tentang Tuan Duke, Nyonya?" Tanya Mirabeth.

"Aku ingin bertanya sesuatu kepadanya, tapi aku masih ragu dia akan percaya padaku atau tidak." Ucap Asterea menjawab.

Wajah perempuan itu saat ini benar-benar terlihat lesuh.

"Sebaiknya anda mencoba untuk berbicara dengan Tuan Duke, siapa tahu Tuan mendengarkan anda."

"Tapi bagi ku agak sulit, Jare. Aku takut dia masih dendam karena sifat ku, apa lagi aku pernah menampar dan memakinya."

Mirabeth prihatin dengan kegundahan hati Duchess nya itu, siapa suruh tingkah bar-bar nya itu muncul tiba-tiba.

"Jika anda membahas masalah yang menyangkut Nona Alenka, pasti beliau mendengarkan anda." Erika berujar tiba-tiba.

Jaremmy dan Mirabeth memberikan tatapan tajam kepada Erika, yang dimana gadis itu langsung menciut.

Tapi perkataan Erika barusan seakan berefek kepada Asterea. Perempuan itu langsung menegakkan kembali badannya.

"Ide bagus, terimakasih Erika. Aku akan menemuinya, pasti dia ada di ruang kerjanya saat ini."

Asterea langsung bergegas pergi dari sana, menyisahkan Mirabeth dan Jaremmy yang masih memberikan tatapan tajam kepada Erika.

"Kenapa membawa nama Nona Alenka?" Tanya Mirabeth. "Seharusnya jangan membawa nama Nona Alenkan dalam masalah ini,"

"Maafkan aku, tapi aku hanya ingin menyelesaikan kegundahan hati Nyonya Asterea." Erika sedikit menunduk memainkan jemarinya. Ia takut dengan kedua orang yang lebih tau darinya itu.

* * *

Tok... Tok...

Terdengar ketukan pintu diluar sana, membuat Bryan dan Gegiano yang sedang mengerjakan sesuatu didalam langsung mengalihkan perhatiannya kearah pintu.

The Duchess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang