Setelah menghadiri pertemuan dengan para ketua desa kemarin, saat ini Asterea terlihat sedang bersantai di dalam kamar istananya. Mungkin fatigued oleh tugas Duchess-nya yang tak kenal lelah, ia bahkan terlihat agak kebingungan ketika diperhadapkan dengan tumpukan dokumen yang menjadi tanggung jawabnya.
Sebagai Duchess, tanggung jawab Asterea sangatlah besar. Tidak hanya mengurus administrasi Duchy, namun juga memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan dan menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan oleh sang Duke. Hal ini menuntut Asterea untuk memiliki pemahaman yang mendalam terhadap kebutuhan dan keinginan penduduk Duchy, serta mampu merumuskan solusi yang tepat guna.
Peran Asterea juga mencakup mengelola kediaman Duke of Aunaragoz, yang menegaskan statusnya sebagai bagian integral dari pemerintahan Duchy. Tentu saja, kepercayaan dari sang Duke sangatlah vital dalam menjalankan tugas-tugas tersebut.
Sebuah ketukan sebanyak tiga kali tiba-tiba mengganggu perenungan Asterea, mungkin sebuah pertanda akan kedatangan tamu atau panggilan penting yang membutuhkan perhatiannya segera.
Tok . . . Tok . . . Tok . . .
Tidak lama setelah itu, salah satu pelayan dengan penuh hormat menghampiri Asterea. Setelah memberikan izin untuk masuk, Asterea dengan lembut bertanya, "Ada hal apa yang ingin kau sampaikan?"
Pelayan tersebut dengan tulus menjawab, "Ada seseorang yang ingin bertemu dengan Anda di taman belakang, Duchess."
Asterea, yang biasanya jarang menerima kunjungan, terkejut mendengar kabar ini. Apalagi kunjungan itu akan dilakukan di taman belakang, tempat yang jarang digunakan untuk pertemuan.
Rasa penasaran pun memuncak dalam diri Asterea. Dengan penuh kerendahan hati, ia bertanya pada pelayan, "Bolehkah aku mengetahui siapa yang hendak bertemu dengan ku?"
Pelayan dengan penuh hormat menjawab, "Yang Mulia Pangeran Kaindra, Duchess."
Asterea terkejut mendengar nama itu. Apa yang membuat Pangeran Kaindra, seorang pangeran yang begitu disegani, ingin bertemu dengannya? Asterea pun mulai merenung, menyadari bahwa ada hubungan khusus antara Pangeran Kaindra dan pemilik tubuh asli yang kini ditinggalkannya.
Dan saat ini di taman belakang Duchy, Asterea dengan pelan mendekati Pangeran Kaindra yang sedang duduk santai di salah satu bangku taman. Erika, pelayan setia Asterea, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Asterea meminta Erika untuk menyajikan teh sesuai cara yang pernah diajarkan sebelumnya, disertai dengan kue kering dari toples kemarin.
"Tolong buatkan teh yang waktu itu aku ajarkan pembuatannya, jangan lupa kue kering yang ada di toples waktu itu," pesan Asterea dengan lembut pada Erika.
Erika dengan ramah menanyakan apakah ada pesan tambahan sebelum meninggalkan keduanya. Asterea menolak dengan sopan dan meminta agar tidak terlalu lama.
Setelah Erika pergi, Asterea akhirnya mendekati Pangeran Kaindra dengan penuh rasa hormat. "Salam hormat hamba, Pangeran Kaindra," sapa Asterea dengan lembut.
Pangeran Kaindra pun membalas sapaan dengan ramah, "Oh hai!"
Diskusi dimulai, dengan Kaindra yang memulai pembicaraan. "Sepertinya kamu sudah banyak berubah, terakhir kali kita bertemu, kamu tidak terlihat seperti ini," Kaindra mengamati Asterea dengan cermat.
Astera menoleh ke pria tampan di sampingnya. "Bagaimana penampilanku terakhir kali kita bertemu?"
"Kamu sepertinya menyebalkan," jawab Kaindra.
"Sepertinya itu bukan jawaban yang tepat, Anda berbohong," balas Astera, tampak kesal.
Kaindra terkekeh mendengar tanggapan ini. Entah kenapa, dia merasa Astera sangat berbeda. "Di mana temanku yang pendiam dan selalu memasang ekspresi putus asa? Kamu sekarang memancarkan energi yang bersemangat."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess
FantasiIni kisah tentang seorang gadis bernama Inara Lengkira, yang jiwanya berhasil ditarik ke masa lalu, dimana Inara menempati jiwa seorang Duchess of Aunaragoz yang bernama Asterea Gergianna. Yang Inara ketahui setelah beberapa hari berada di tubuh Ast...