Masih dihari yang sama, dimalam harinya, Asterea kini masih berada didalam ruang kerja milik Bryan. Urusannya dengan pria itu belum lah selesai, apalagi esok hari adalah pertemuannya dengan para ketua desa.
"Apa keputusanku sudah tepat?"
Pertanyaan itu sudah ke-9 kalinya dilontarkan Asterea kepada Bryan. Lagi pula, ia ingin bertanya kepada orang yang berpengalamaan dari nya untuk masalah seperti ini.
"Itu pertanyaan yang sama untuk ke-9 kalinya yang kau berikan padaku." Ucap Bryan datar.
Asterea langsung bersidekap dada didepan Bryan, pria itu yang ia harapkan memberi solusi, karen Bryan adalah Duke mereka.
"Makanya, kau harus memberikan solusi untukku." Ujar Asterea berdecak kesal.
"Dengar, aku mengatakan itu sebelum aku berpikir."
"Makanya, berpikirlah sebelum berbicara." Tukas Bryan menatap Asterea sedikit mengejek.
Bryan mengebalkan!
Bryan sialan!
"Duke satu ini kukira cerdas ternyata sama saja bodohnya." Maki Asterea pada akhirnya dan kembali duduk disofa yang ada disana.
Bryan mengerutkan keningnya saat mendapatkan makian tak terduka dari perempuan itu.
"Lebih baik kau pergi dari sini, kau membuat ku pusing." Usir Bryan pada Asterea yang menatapnya kesal.
Asterea berdecih, "Bilang saja kau tidak mau mendengar makian dariku, dasar mental yupi!"
"Asterea!?"
"Iya! Iya! Aku pergi! Dasar Duke menyebalkan."
Bryan mengurut keningnya, entah kenapa akhir-akhir ini Asterea terlihat sangat asing baginya, bahkan gadis itu malah memperlihatkan tingkah bar-bar yang tidak bisa di atur, keras kepala dan sebagainya yang buruk ada didalam diri gadis itu.
Apakah ada yang merasuki tubuh gadis itu?
* * *Malam semakin larut, namun tidak membuat Asterea mengantuk dan beristirahat. Gadis itu malah memilih untuk berkeliling mension yang saat ini sudah bisa ia masuki dengan bebas atas seizin dari Bryan.
Bahkan, para pelayan yang ada di Duchy ini pun sudah bisa menerima kehadiran Asterea secara perlahan.
Dan kini, Asterea sedang berada di salah satu taman kecil yang berada di halam depan milik kediaman Duke of Aunaragoz.
"Erika, tolong seduhkan aku teh hijau dan sepiring cookies," ujar Asterea memerintahkan Erika yang sedari tadi bersamanya.
Erika melihat kesana - kemari guna memeriksa sekitar apakah aman. "Tapi, Nona siapa yang akan menemani anda disini? Saya takut-,"
"Aku tidak apa-apa, jadi kau pergilah kedapur, aku ingin meminum teh."
Perintah Asterea seakan tidak mau di ganggu gugat, toh di taman yang ada di halaman depan ini tidak semengerikan di halaman belakang.
"Baiklah, saya akan kedapur. Tapi saya akan menyuruh beberapa prajut untuk menjaga anda disini."
"Ya, terserah kau saja."
Setelah itu Erika kemudian langsung pergi dari sana, menyisahkan Asterea yang terlihat menikmati angin malam.
Asterea menatap langit malam, dimana saat ini langit-langit dipenuhi oleh banyak bintang diatas sana. Namun, ada sesuatu yang ia cari diatas sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess
FantasyIni kisah tentang seorang gadis bernama Inara Lengkira, yang jiwanya berhasil ditarik ke masa lalu, dimana Inara menempati jiwa seorang Duchess of Aunaragoz yang bernama Asterea Gergianna. Yang Inara ketahui setelah beberapa hari berada di tubuh Ast...