SIDE STORY 1 - BAGIAN 4

152 9 1
                                    


Isaac perlahan membuka matanya. Kelopak matanya berat dan penglihatannya sangat kabur. Dia menggerakkan kakinya sedikit, lalu dia menemukan bahwa kakinya melilit di pinggang Felix, dan tangannya juga melingkari lehernya.

Ingatan akan rintihan dan tangisan bergema dengan sangat jelas. Tapi selain itu dia tidak tahu apa yang terjadi dan dia sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi dalam situasi ini. Isaac sedang berbaring di bak mandi besar dan memeluk pria itu. Dia tiba-tiba merasakan sejuta kesulitan dan keraguan muncul.

"...Kapan kamu mengisi airnya?"

"Baru saja"

"Kamu tidak bisa memperlakukan tubuhku seperti ini setiap hari. Apakah kamu mengerti?"

Isaac bersandar di dada Felix, dia hanya bisa menggerutu meski sudah tidak ada tenaga lagi. Dia menghela nafas dan kemudian melihat senyum lembut muncul dengan suara bibir Felix yang menyentuh pipinya.

"Felix ... serius. Aku tidak bisa terus melakukan ini."

"Aku juga ingin melakukannya dalam jumlah sedang, tapi sulit karena jadwalku sangat padat. Soalnya... Menemukan jadwal yang kosong lebih dari sebuah berkah"

"Alasan bodoh lainnya"

"Jadi mau bagaimana lagi? Aku menjadi gila setiap kali aku melihatmu. Kamu mengalihkan perhatianku. Aku tidak bisa menjadi pria yang baik ketika kamu begitu dekat dan hanya untukku"

Bisikan lembut meluncur dari ujung bibirnya yang masih bergerak maju mundur di pipinya yang basah. Isaac mencoba memutar kepalanya, tetapi sulit untuk menyingkirkan jari-jari Felix saat mereka meremas dagunya dengan sangat erat.

"Bagaimana aku bisa bersikap normal saat wajahmu masih merah? Aku bahkan merasa kamu masih menginginkanku"

Isaac masih mendengarkan dengan saksama apa yang dia katakan, tiba-tiba dia merasa sangat malu. Saat pipinya memerah dan panas, Felix berubah menjadi monster lagi. Monster yang ingin memakannya hidup-hidup. Felix mengambil momen ini untuk menggigit telinganya, menghisapnya, dan mencium lehernya dengan ahli. Isaac menutup matanya dan membiarkannya melanjutkan.

Alpha pasti lebih setia pada insting daripada Beta. Mereka seperti binatang jadi apa yang bisa dia harapkan ketika Felix adalah Alpha dominan yang unggul? Mungkin itu sebabnya dia menjadi begitu keras kepala saat bercinta, berciuman, dan hal-hal lain yang tidak perlu.

Sial baginya, sudah lama dia melakukan hubungan badan dengan Felix sehingga dia sangat kelelahan. Tentu saja, mereka sudah terikat jadi ketika mereka menggabungkan tubuh mereka dan saling memandang, itu sangat menggairahkan hingga berubah menjadi adegan yang benar-benar konyol. Dia sibuk menggoyangkan pinggangnya, memohon lebih dan menyuruhnya untuk terus melanjutkannya, tapi setelah bangun... dia sangat sulit untuk menggerakkan anggota tubuhnya.

Jika dia harus mengomel tentang hal itu, maka dia harus mengomel sepanjang hari.

"Tidak peduli seberapa banyak aku memikirkannya, akan sulit bagi kita jika seperti ini setiap hari."

Isaac menghembuskan napas dan membuka matanya untuk menunjukkan kepadanya bahwa dia akan mengambil sikap tegas. Terlepas dari itu, tangan Felix yang tidak sopan sudah mendarat di dadanya.

"Apa maksudmu sayang?"

"Maksudku... sulit untuk bergerak setelah aku berhubungan badan dan aku membencinya. Aku lelah, banyak hal yang harus kulakukan di pagi hari dan itu tidak memungkinkan ku untuk tetap seperti ini. Aku masih harus mengurus toko dan Benjamin, aku juga ingin melindungi mereka dari melihatku tergeletak di tanah."

Isaac pada dasarnya telah dilatih untuk tidak tidur selama seminggu, dia memiliki stamina yang cukup untuk mengatakan bahwa dia bukan lagi manusia. Jarang baginya untuk merasa lelah dan itu berarti Felix telah memaksakan segalanya hingga batasnya.

DEAR BENJAMIN : VOLUME 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang