3 (Piscess)

197 14 1
                                    


Kali ini aku yang menaruh sumpitku diatas meja. Aku menunduk dan menunjukkan gelagat tidak nyaman dengan keadaan ini. Lidahku mati rasa. Aku tidak tau harus berkata apa kepada laki-laki dihadapanku ini.

"Ayo makanlah lagi," Phi Net memecahkan suasana dan kembali makan. Kali ini ia memakan ayam crispy tersebut. Aku pun ikut mengambil sumpitku dan kembali makan.

"Kalau aku bilang bahwa aku tertarik padamu. Apakah kita akan menjadi canggung?" Phi Net kembali mengatakan hal yang membuatku susah menelan makanan ini.

"Aku gak ngerti..," jawabku pelan.

"Aku ingin mengenal lebih jauh denganmu. Aku ingin tau segala hal tentangmu. Apa tidak boleh?"

"Aku juga ingin tau apa yang kamu lakukan hari ini. Apa saja tugasmu. Apa yang kamu makan hari ini. Aku ingin tau tentang keluargamu, kehidupanmu. Apa yang membuatmu kesal dan bahagia hari ini," tambahnya.

"Kenapa aku?" tanyaku pelan.

"Apa harus ada alasan?"

"Karena aku mirip dengan adik Phi?"

"Kalian memang mirip tapi itu bukan alasan mengapa aku tertarik padamu,"

"Terus kenapa? Kita kan baru ketemu tiga kali,"

"Hehe kamu ingat jumlah berapa kali kita bertemu?"

"Iya kan memang hanya di perpustakaan, lalu di kantin, terus di kafe dan hari ini adalah hari keempat kita bertemu,"

"Jadi tidak boleh kalau aku tertarik padamu?"

"Bukan. Maksudku kenapa aku? Phi kan tampan dan terkenal. Banyak yang menyukai Phi lalu kenapa aku? Dan aku adalah laki-laki"

"Masalahnya aku tidak menyukai mereka,"

"Bagaimana dengan Minji? Jiwon?"

"Kenapa kamu jadi membawa teman-temanmu ke dalam pembicaraan kita?"

"Ya karena mereka cantik. Aku heran saja. Aku ini biasa tidak terlihat di hadapan orang banyak, kenapa Phi memilih aku?" ucapku kali ini dengan lantang.

Jujur aku tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh Phi Net. Kenapa aku? Pipiku tembam, aku tidak imut dan aku juga tidak memiliki hidung mancung layaknya orang-orang Korea yang lain. Bisa dibilang wajahku adalah standar. Lagipula dia terlihat bukan seorang gay sepertiku.

"Saat ini kamulah yang paling cantik bagiku dan aku tidak akan meminta ijin untuk mendekatimu. Karena saat ini aku akan benar-benar mendekatimu. Jadi bersiaplah hidupmu akan aku ganggu setiap hari,"

Mataku terbelalak dan tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"Ayo habiskan dulu makanannya. Aku akan mengantarmu pulang setelah ini," ucapnya lagi.

*****

Kali ini James membuka matanya tepat di atas single bed miliknya Hal pertama yang ia lakukan adalah mengambil ponsel yang terletak di atas meja nakas samping tempat tidurnya.

Net :

Selamat pagi James. Hari ini kamu tidak ada kelas kan?

James langsung duduk dan mengucek kedua matanya. Ia mencoba memastikan bahwa pesan yang ia baca barusan benar dari Net.

"Jadi yang semalam itu bukan mimpi?"

Ia kembali menoleh ke meja nakas dan menemukan sebuah buku yang semalam diberikan oleh Net. It Ends with Us karya Colleen Hoover. James mengingat perkataan Net semalam mengenai buku tersebut,

LOST AND FOUND - NetJamesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang