"Kita harus sama-sama masuk Universitas Dongguk," ujar lelaki beralis tebal tersebut sambil berbaring di atas lapangan basket di sekolahnya.
"Kita berdua memang aneh. Tidak mengejar Universitas Seoul ataupun KAIST, tapi malah memilih Dongguk," jawab lelaki disampingnya yang juga tengah berbaring karena kelelahan usai bermain basket usai menjalani kelas malam.
Net dan Boss. Keduanya adalah sahabat karib yang keduanya bersekolah di Yongsan International School of Seoul. Keduanya juga terkenal dengan ketampanannya walaupun mereka berasal dari Thailand. Di sisi lain Net terkenal dengan otaknya yang cerdas dan Boss terkenal dengan kemampuannya di bidang seni. Perbedaan tersebut justru membuat mereka semakin dekat.
"Terkadang aku berfikir. Bagaimana jika nanti kita menyukai seseorang yang sama," ucap Boss tidak menggubris pertanyaan Net sebelumnya.
"Tidak mungkin terjadi. Tipe kita berbeda. Sangat berbeda"
Keduanya menutup diri masing-masing. Bahwa mereka berdua adalah gay. Net tidak berani mengakui hal tersebut pada Boss, begitupun sebaliknya. Ia tidak mau persahabatan mereka runtuh karena orientasi seksual yang ia miliki.
Siapa sangka bahwa beberapa tahun kemudian, keduanya akan menyukai seseorang yang sama. Lelaki yang sama.
Dan lelaki tersebut bernama James.
**********
Mesin mobil Maserati dengan tipe MC20 yang berwarna biru muda tersebut terparkir dengan sempurna di halaman apartemen yang berada di Desa Guryeong yang berada di distrik gangnam. Berbeda dengan lingkungan Seoul yang terkenal mewah, justru daerah ini terlihat agak kumuh seakan menjadi bukti terjadinya kesenjangan sosial di Korea Selatan.
Mobil mewah itu menjadi pusat perhatian dari warga sekitar yang melewati daerah tersebut, hingga Net turun dari mobil yang ia kendarai. Sambil melepaskan kacamata hitamnya ia berjalan menelusuri pintu apartemen dan menekan bel yang terletak dibawah.
"James pergi. Untuk apa kau kesini?" jawab seseorang dibalik interkom tersebut.
"Aku ingin berbicara denganmu," tukas Net santai hingga pintu masuk apartemen dibukakan oleh Boss dan ia pun berjalan menuju ke arah lift.
Sejujurnya perasaan lelaki berusia tiga puluh empat tahun itu tidak tenang. Pikirannya kalut. Tidurnya pun tidak nyenyak. Ia telah mengerahkan seluruh anak buahnya, namun ia tidak bisa menemukan dimana keberadaan orang yang ia cintai.
Hingga langkah kakinya terhenti di depan pintu ruangan apartemen Boss dan keduanya bertatap muka. Tanpa basa basi Boss mempersilahkan mantan sahabatnya tersebut masuk dan mereka berdua duduk berhadapan di kursi meja makan.
"Apa maumu?"
"Aku hanya ingin bertemu denganmu,"
"Kau mau pamer bahwa James telah memilihmu?" tukas Boss memalingkan wajahnya dan lebih memilih menatap fotonya berdua dengan James yang masih tertata rapi tepat di ruangan tersebut.
"Kau masih berharap padanya?" tanya Net dan ikut melirik ke dalam foto tersebut. "Sebaiknya kau menurunkan foto itu, kau harus melupakan dia," tambah Net yang membuat emosi Boss meningkat.
"Apa maksud tujuanmu datang kemari? Mau memberikan undangan pernikahan kalian?" geram Boss padanya.
"Apa kau masih sering berhubungan dengan James akhir-akhir ini?"
"Kau merasa bangga telah menyuruhnya memblokir nomorku?" tanya balik Boss yang kini mulai tidak bisa menahan emosinya.
"Baiklah kalau begitu aku akan pergi," Lelaki berahang tegas itu pun berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST AND FOUND - NetJames
FanfictionJames yang sedang melewati quarter-life crisis harus menerima kenyataan bahwa hidupnya tak seindah orang lain. Di usianya yang tiga puluhan, ia harus menemui kembali masa lalu indah yang selama ini telah terkubur dalam-dalam. Apakah James akan menco...