Ketegangan di ruangan tersebut akhirnya mereda, wajah lebam keduanya terpampang jelas di hadapan para tamu di rumah duka. Net dan Boss saling melirik satu sama lain dengan tatapan kesal sementara James dan Ibunya berusaha tersenyum menyapa para tamu dan sanak saudara. Hingga malam telah datang, James pun memutuskan untuk mengumpulkan keduanya di dalam kamar.
"Sesungguhnya apa yang kalian berdua lakukan saat ini membuatku teramat kesal" ucap James sambil duduk dan melihat mereka berdua yang masih berhadapan dengan tatapan saling kesal satu sama lain.
"Kau bisa pulang sekarang Phi Net," lanjut James lalu berdiri dan mencoba keluar dari kamar.
"Hey.., aku akan disini sampai upacara kremasi selesai," jawab Net menahan pergelangan tangan James.
"Bisa kau lepaskan tanganmu dari tangan kekasihku?" tanya Boss kesal lalu melepaskan pegangan tersebut.
"Hentikan aku mohon. Kalian berdua tidak menghargaiku jika seperti ini," tegas James.
"Biarkan aku berbicara berdua denganmu James. Aku mohon," pinta Net dengan tatapan memelas. James melirik ke arah Boss sekilas lalu Ia mengangguk pelan menjawab permintaan Net.
"Aku berjanji aku akan menyelesaikan ini Sayang, " jawab James lalu Boss akhirnya keluar dari ruangan tersebut secara perlahan membiarkan mereka berdua berbicara.
"Apa yang mau kau bicarakan Phi. Semuanya sudah selesai," ucap James pelan.
"Aku akan menjelaskan segalanya kepadamu,"
"Walaupun kau jelaskan, segalanya telah berubah. Kau terlambat Phi," papar James kecewa.
"Aku pernah menyebutkan soal adik perempuanku kepadamu bukan? Saat itu dia kritis dan aku harus kembali ke Thailand....," ungkap Net mengawali pembicaraan.
"Lalu?"
"Tepat saat aku menginjakkan kakiku ke Bangkok, ia meninggal dunia. Saat ini juga aku tidak dapat kembali ke Korea. Aku harus ikut tinggal bersama ayahku dan meneruskan perusahaannya."
"Aku turut berduka cita,"
"Berikan aku kesempatan sekali lagi James. Tolonglah. Aku akan menjagamu seperti sebelumnya. Keadaan sekarang sudah berbeda, saat ini aku telah memimpin perusahaan. Aku bisa menikahimu kapanpun juga,"
James tertawa kecil mendengar permintaan Net barusan,
"Kau berkata seperti itu, lalu bagaimana dengan tunanganmu Kongjiro? Lagipula bukankah kau baru saja putus dengan Phi Love? Aku tidak menyangka ternyata kalian berpacaran dulu,"
"Kau salah paham,"
"Sudahlah Phi. Aku menghargai atas seluruh bantuanmu hingga saat ini,"
"Soal Love. Aku tidak benar-benar berpacaran dengannya. Kami berdua melakukannya untuk menaikkan branding atas restoranku dan brand fashion terbaru miliknya. Soal Kongjiro dia itu....,"
Ucapan Net terhenti saat seseorang dari luar mengetuk pintu kamar tersebut hingga Boss membukanya pelan,
"Tunanganmu datang menjemputmu," papar Boss menghentikan pembicaraan mereka.
"Sawadee khub Phi James. Phi Net aku datang untuk menjemputmu, karena besok pagi kita akan ada acara penting"
James melihat sosok lelaki mungil yang hadir diantara mereka bertiga. Kulitnya putih, wajahnya tampak ceria, matanya terlihat tajam namun tampak ramah dan polos. Lelaki bernama Kongjiro itu sangatlah muda dan imut hingga James menundukkan kepalanya lalu kembali menyadari posisinya saat ini.
"Nong Kong. Salam kenal. Kau bisa pulang sekarang Phi Net, terima kasih sudah membantuku dan Phi Boss selama ini"
Net pun berdiri lalu membiarkan Kongjiro memeluk lengannya erat hingga mereka berdua tidak terlihat lagi di hadapan James. Boss melirik ke arah kekasihnya tersebut dan James pun membalas dengan sedikit senyuman, "Ayo kita keluar,"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST AND FOUND - NetJames
FanfictionJames yang sedang melewati quarter-life crisis harus menerima kenyataan bahwa hidupnya tak seindah orang lain. Di usianya yang tiga puluhan, ia harus menemui kembali masa lalu indah yang selama ini telah terkubur dalam-dalam. Apakah James akan menco...