07 (Bitter Truth)

153 15 3
                                    

Mataku menunduk melihat sepasang sendok dan garpu yang terletak diatas meja. Kami berdua berhadapan namun belum sepatah kata pun keluar dari mulutku sejak aku duduk tepat berada di hadapannya. Net Siraphop. Cinta pertamaku yang membantuku menyembuhkan trauma serta melupakan masa lalu buruk yang terjadi selama aku kecil. Sejak aku datang ke Four Season hotel ini dan duduk di hadapannya, aku bisa melihat jelas raut wajahnya yang tersenyum tiada henti. Senyuman yang meluluhkanku beberapa tahun lalu.

"Terima kasih" ucapku pertama kali kepada waitress yang membawakan makanan kami. 

Sepiring Hors d'oeuvres telah disajikan di hadapan kami, aku pun langsung menyantapnya menggunakan pisau roti dan garpu dalam waktu singkat. Net kembali tersenyum.

"Nafsu makanmu memang masih tetap sama," ungkapnya mengomentari cara makanku. Aku tidak menggubrisnya hingga first main course datang yaitu kalkun goreng dengan madu. Net langsung mengambil piringku dan memotong setiap bagian dagingnya agar aku mudah memakannya. Aku meliriknya tajam dan memakan setiap daging yang telah ia iris.

"Jadi bagaimana dengan orang tuamu? Apa kamu rajin mendatanginya?" tanya Net kembali membuka topik.

"Kenapa Phi pergi meninggalkanku begitu saja?" tanyaku langsung kepadanya tanpa basa basi. Matanya terhenti. Ia menaruh pisau dan garpunya lau menangkupkan kedua tangannya.

"James... aku bisa jelaskan semuanya. Aku..." ucapannya terhenti saat ponselku berdering. Aku langsung mengangkatnya dan mendengar suara tangisan kencang dari Ibuku.

"Appamu.... meninggal James...,"

Air mataku langsung menetes dan sontak aku berdiri lalu segera mengambil tasku yang tergantung di kursi,

"Hey kau mau kemana?" tanya Net terlihat khawatir padaku.

"Aku harus ke Mokpo. Ayahku meninggal" jawabku sambil menangis.

"Apa? Aku akan mengantarmu ke stasiun. Aku akan menemanimu kesana," papar Net lalu memelukku mencoba menenangkanku. Tak lama kemudian ia memanggil waitress dan membayar makanan kami. 

**********

Perjalanan kurang lebih 3 jam kurang akan kami berdua lewat bersama di dalam kereta ini. Mataku masih sembab karena air mataku yang kerap menetes, bahkan sapu tangan milik Net kini telah sepenuhnya basah oleh air mataku. Kepalaku bersandar di pundaknya lalu tangan hangat miliknya tiada henti mengelus kepalaku agar aku lebih tenang.

"Sejak kapan Appa-mu sakit?" tanya Net begitu melihat keadaanku lebih tenang.

"Saat itu aku hendak seminar proposal, tiba-tiba saja aku mendapatkan telpon bahwa Appa sakit. Ia mengidap banyak penyakit karena kebiasaanya merokok" 

"Lalu?"

"Semuanya kacau. Aku cuti kuliah selama dua tahun karena bekerja," jawabanku membuat Net terperangah hingga kepalaku berhenti bersandar di bahunya.

"James? Kau?"

"Aku gagal lulus tepat waktu. Aku bekerja serabutan selama setahun, lalu mendapatkan pekerjaan stabil di kantorku saat ini selama setahun dan mereka membolehkanku bekerja sambil kuliah. Aku harus membiayai keluargaku dan membayar hutang keluarga. Banyak hal yang terjadi sejak kepergianmu Phi,"

Aku bisa melihat jelas tatapan kasihan Net kepadaku. Ia memelukku dengan erat lalu aku bisa merasakan kecupannya di kepalaku. Aku tahu hal ini salah, tapi saat ini yang aku butuhkan adalah sebuah sandaran dari seseorang.

"Mulai saat ini aku akan menjagamu oke?

"Jangan menjanjikan sesuatu yang tidak bisa kau tepati Phi," jawabku datar hingga Train Attendant menawari kami untuk membeli makanan disana.

LOST AND FOUND - NetJamesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang