Net hari ini tampak berbeda, ia tidak tersenyum dan berkata sepatah katapun pada James. Sedari tadi ia hanya fokus menyetir tanpa menghiraukan segala pertanyaan dari James. Sampai mobil mereka berhenti di sebuah parkiran Rumah sakit Kangbuk yang terletak di Seoul. James pun kembali bertanya,
"Siapa yang sakit Phi?"
Tetap tidak ada jawaban dari bibir Net, ia kemudian turun dari mobilnya dan membukakan pintu bagi James. Mereka berdua pun berjalan menjauhi parkiran dan masuk ke area pendaftaran pasien.
"Permisi, kemarin saya sudah mendaftar atas nama Seo James,"ucap Net kepada petugas tersebut. James langsung menolehkan wajahnya pada Net.
"Aku?"
"Anda bisa langsung ke bagian departemen mental health center yang terletak di ujung kanan sana," jawabnya dan memberikan secarik kertas yang berisikan nomor pendaftaran kepada Net. Lelaki berahang tegas itu pun mengambilnya dan menggandeng tangan James menuju ruangan yang akan mereka datangi.
"Phi mendaftarkanku apa?"
"Aku mendaftarkanmu ke psikiater. Kau akan mengikuti beberapa tes terlebih dahulu sebelum berkonsultasi dengan dokternya,"
"Phi aku tidak mau,"
Langkah Net pun terhenti. Ia mendelikkan matanya tajam pada James.
"Ikut aku atau kau tidak akan pernah bertemu denganku lagi,"
"Phi....," James tampak khawatir dengan apa yang akan ia lewati nantinya.
Hingga mereka berdua sampai di departemen tersebut dan James pun mulai mengikuti beberapa rangkaian tes mulai dari tes radiologi, tes psikologi klinis secara paralel hingga tes gelombang otak. Sampai akhirnya James berkonsultasi langsung dengan psikiater yang dipilih oleh Net sendiri.
Waktu sore pun datang dan sedari tadi Net setia menunggu hingga akhirnya James keluar dari ruangan psikiater tersebut. Wajah James terlihat sembab, entah sudah berapa banyak emosi yang ia luapkan pada sesi konsultasi tersebut. Net menyambutnya dengan sebuah pelukan hangat dan James menaruh dagunya di bahu Net erat.
"Ayo ambil obatmu dulu lalu kita makan ya," ujarnya melepaskan pelukan mereka berdua.
*********
Saat ini.....
James terbangun dari tidurnya, ia terkejap sekilas mengingat bagaimana fase demi fase ia lewati agar bisa melupakan trauma masa kecilnya dulu. Kini James tidak perlu mengonsumsi obat-obatan tersebut, hanya saja sesekali ia tidak bisa tidur dan akan menelan sebuah pil tidur agar membuat harinya lebih nyaman esok.
Kali ini James menengok ke sebelah, di sampingnya Boss tengah tertidur nyenyak usai pertengkaran mereka semalam. James mengambil ponselnya di samping tempat tidur yang sebelumnya ia charge agar baterainya penuh. Ia masih belum membalas pesan dari Net. Matanya melirik ke arah jam dinding berwarna biru tua yang melekat disana. Pukul tiga pagi, sopankah jika ia membalasnya sekarang? Sejak kapan ia mementingkan kesopanan kepada seorang Net Siraphop?
Maaf aku baru balas. Baik akan kusimpan nomormu phi
Pada akhirnya James membalasnya saat itu juga dan kembali berbaring diatas kasur. Momen-momen saat kuliah dulu kembali terngiang di kepalanya, bagaimana Net selalu menemani setiap sesi konsultasinya kepada dokter dan bagaimana Net memeluk setiap tangisannya usai melakukan hal tersebut.
Net selalu berada di masa tersulitnya saat muda dulu. Ialah yang selalu mendukung James baik dari segi finansial ataupun mental dalam melewati hari-hari tersebut. Oleh karenanya Net mendapatkan posisi terpenting di sudut hati James walaupun sudah lewat bertahun-tahun lamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST AND FOUND - NetJames
FanfictionJames yang sedang melewati quarter-life crisis harus menerima kenyataan bahwa hidupnya tak seindah orang lain. Di usianya yang tiga puluhan, ia harus menemui kembali masa lalu indah yang selama ini telah terkubur dalam-dalam. Apakah James akan menco...