3. TARUHAN

1.4K 90 1
                                    

Prince melihat ke arah jam dinding yang bertengger manis di dinding bercat biru kamarnya, waktu telah menunjuk pukul 00.00 tengah malam. Malam ini adalah malam pertandingan balap liarnya dengan Arsen. Davin sudah mewanti-wantinya saat pertemuan terakhir di kampus supaya Prince tidak telat datang pada waktu yang telah ditentukan. Jika Prince telat datang, Prince akan didiskualifikasikan dan dengan otomatis Prince harus menyerahkan dirinya pada Arsen.

Prince sudah harap-harap cemas semenjak pukul delapan malam tadi karena Jessica masih belum tidur sama sekali. Bundanya itu masih saja berkutat di dalam dapur karena Ezra akan pulang dari Amerika. Jessica ingin menyiapkan segalanya dengan begitu sempurna untuk Ezra. Mulai dari memasak kue-kue kesukaan Ezra, membersihkan kamar kosong, sampai beberapa hal tidak penting seperti menata ruangan pun dilakukannya. Jessica adalah bunda mereka yang benar-benar luar biasa.

Noah dan Yuan terus saja menghubungi hape Prince seperti orang tak tahu diri sehingga Prince terpaksa harus mematikannya. Jika Prince tidak mematikan hapenya, kelakuan ceroboh dua temannya itu akan membuat bundanya curiga.

"Prince.. Kok belum tidur?" Jessica mengetuk pintu kamar Prince dari arah luar saat menyadari lampu kamar Prince masih menyala. Prince lekas duduk bersila di atas kasur dan membuka laptopnya dengan cepat, berpura-pura seolah-olah tengah mengerjakan sesuatu.

"Ya Bunda.. Sebentar lagi. Tugas kuliahku barusaja selesai," dustanya pada Sang Bunda, karena pada kenyataannya, Prince tidak melalukan apapun di layar laptopnya.

Prince semenjak tadi hanya sibuk mengirim pesan chat pada Davin untuk membicarakan tentang pertandingan balap liarnya nanti dengan Arsen. Prince sedang menanyakan Ducati street fighter v4 kesayangannya yang tadi dititipkan padanya. Prince akan mengendarai motor itu untuk bertanding nanti. Prince baru saja berbohong pada Jessica jika motornya sedang diperbaiki di bengkel, padahal dititipkan pada Davin agar mempermudahnya menyelinap keluar dari rumah.

"Boleh nggak Bunda masuk sebentar?" ijin Jessica dari balik pintu.

"Ya," ucap Prince mengijinkan, berpura-pura serius memperhatikan layar laptopnya. Jika Jessica sudah membuka pintu, maka pada saat itu juga, Prince akan menutup laptopnya seolah barusaja selesai mengerjakan tugas dan bersiap untuk tidur.

Jessica kemudian membuka pintu, melangkah masuk, lalu menghampiri Prince dengan membawa segelas air putih dan beberapa tablet obat.

Prince segera menutup layar laptopnya dan berpura-pura menguap di depan Jessica untuk meyakinkannya bahwa Prince benar-benar telah mengantuk dan bersiap untuk tidur.

"Bunda lihat obat kamu utuh terus. Nggak kamu minum, ya? Pokoknya, malam ini Bunda harus lihat kamu benar-benar minum semuanya." Jessica mengulurkan beberapa butir obat ke arah Prince.

Prince memprotes.

"Bunda... Aku tuh nggak apa-apa."

"No protes."

"Ya, udah." Prince pada akhirnya pasrah, lekas mengambil beberapa butir obat itu dengan beberapa tegukan air putih. Jessica di sampingnya tersenyum lega seraya mengusap perhatian rambut Prince.

Dan asal kalian tahu!! Prince tidak benar-benar meminumnya. Obat-obatan itu hanya singgah sementara di bawah lidahnya. Biasanya, jika Jessica sudah pergi, Prince akan berlari ke arah jendela dan memuntahkannya disana.

Ini adalah sebagian rutinitas malam Prince yang sebenarnya sangatlah menyiksa. Prince tidak mau bergantung dengan obat-obatan dari kecil, tapi Prince harus selalu melakukannya agar dia baik-baik saja.

"Bunda tidur dulu ya... Kamu juga lekas tidur. Besok kita sambut Bang Ezra pulang dari Amerika. Jangan lupa mimpi indah ya," ujar Jessica lembut seraya mengusap sayang rambut Prince.

SAVAGE PRINCE [ORG.SAD] [R21] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang