Chapter 16 : Depresi

20 7 0
                                    

Setelah kejadian insiden yang sengaja di lakukan oleh Yeora, kini mereka benar-benar memutuskan untuk tetap bersama dan menjaga satu sama lain. Terutama untuk teman perempuan mereka yang tersisa 5 orang. Di tambah dengan Yeora yang mereka jaga dari jarak jauh.

Dari banyaknya insiden yang terjadi, setelah 3 hari kemudian, tak terjadi hal apa pun. Mereka sangat bersyukur dan bisa bernapas lega karena diantara mereka tak ada jatuh korban lagi.

Di hari ke-26, tiba-tiba saja mereka mendapat sebuah surat yang dimana tertulis untuk melanjutkan permainan. Awalnya mereka tak menghiraukannya. Namun di sore harinya, surat itu kembali ada dan tertulis jika tak melanjutkan permainan, maka akan ada korban lagi.

Mereka pun bertanya-tanya, bagaimana caranya mereka melanjutkan permainan jika kartu-kartu itu telah pelaku itu sendiri yang ambil. Di saat berpikir, Erin baru menyadari kalau dia masih menyimpan beberapa kartu tantangan yang di tinggalkan pelaku. Setelahnya, mereka pun memainkan permainan itu, pada malam harinya setelah makan malam.

"Apa kita akan melanjutkan permainan ini?" tanya Aiko.

"Yahh hanya ini yang bisa kita lakukan untuk saat ini," sahut Nicho menjawab.

"Kita mulai saja permainannya," ucap Cio memulai permainannya.

Di saat itu, yang walaupun hubungan Aiko dan Kyungmin saat ini sedang tidak baik, tapi Kyungmin tetap duduk di sampingnya. Dan bahkan berusaha mengajaknya bicara sesaat. Aiko hanya menanggapinya biasa-biasa saja, tak seperti sebelumnya.

Permainan pun di mulai. Cio yang memulai permainan pun memutar panah dan panah itu berhenti menunjuk ke arah Fuma. Setelahnya, Fuma dengan ragu mengambil koin truth or dare dan melemparkannya sebelum ia raih kembali dan menggenggamnya.

"Lo dapat apa Fum?" tanya Cio.

"Kartu kejujuran," ucap Fuma sembari mengambil sebuah kartu.

"Apa yang akan kamu lakukan kalau kamu bisa keluar dari sini?"ucap Fuma membacakan pertanyaan sembari mengernyit heran.

"Jadi? Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Myungho.

"Hmm, menjalani hidup dengan baik mungkin. Setelah melalui semua hal aneh disini, aku sadar akan satu hal. Kita bisa mati kapan saja. Dan aku tak mau mati sia-sia. Jadi aku akan melakukan apa yang membuatku senang dan juga menyayangi orang-orang sekitar baik itu keluarga atau teman. Karena bisa saja pertemuan itu menjadi pertemuan terakhirku dengan mereka," jelas Fuma sembari menatap Aiko dengan lembut.

"👀Kenapa kamu menatap ku seperti itu?" tanya Aiko heran.

"Apa salah ya kalau aku berbicara sembari menatap seseorang?😅 Kan itu etika dasar. Kita harus menatap seseorang ketika sedang berbicara☺️," ucapnya mencoba bersikap tenang.

"Ahh tidak, hanya saja kenapa kamu tak menatap Myungho saja yang ada di samping kiri mu. Atau gak Sora, yang ada di depan mu."

"Hufff, sudahlah, kenapa kalian malah mempermasalahkan hal itu?" tanya Ocha.

"Iya, kita lanjutkan saja permainannya lagi," sahut Haemin kemudian memutar panah.

Permainan pun berlanjut. Panah yang Haemin putar berhenti dan menunjuk pada Sora. Sora kemudian melemparkan koinnya dan mendapat tantangan untuk mencari seekor ular di dalam hutan. Tantangan yang konyol.

Lalu kemudian, pemain selanjutnya ada Yejin. Yejin di tantang untuk merendam dirinya di pantai dalam waktu satu hari. Kartu tantangan pun tinggal satu. Saat panah kembali di putar, akhirnya panah itu berhenti pada Fuma. Fuma melempar koinnya dan alhasil mendapatkan kartu tantangan terakhir. Fuma benar-benar merasa takut akan tantangan yang gila itu. Tapi setelah ia lihat, ternyata hal itu membuatnya terkejut dan diam beberapa saat karena bingung harus bagaimana ia melakukannya.

Misteri Vila || [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang