Chapter 14 : Tak bisa disangkal

19 6 3
                                    

Setelah pertengkarannya dengan Yeora, Erin langsung menarik Uiju ke kamarnya. Setelah memastikan semua jendela juga pintu terkunci, Erin berlalu untuk mengganti pakaian nya. Ia mengenakan tanktop juga celana pendek untuk tidur, setelahnya berlalu menghampiri Uiju yang duduk di kasur menunggunya.

"Owh ya, apa kamu tak mau berganti pakaian dulu?" tanya Erin pada Uiju.

"Tidak. Bagaimana aku akan berganti baju jika saat ini saja aku berada di kamar mu?" jawabnya sembari kembali bertanya.

"Tapi kamu tak perlu memikirkannya, aku memakai baju di balik jaket ku ini," sambungnya sambil memperhatikan HP nya.

"Hehhehe, maaf aku langsung menarik mu kesini😅. Dan juga, kamu lagi ngapain?" tanyanya sembari duduk di samping Uiju.

"Kan enggak ada sinyal, kamu ngapain main HP?"

"Iya tau, aku hanya memperhatikan catatan ku tentang tragedi yang terjadi," jawabnya seraya membenarkan kacamatanya.

"Catatan?🤨"

"Maksud ku, tentang yang semua terjadi. Aku hanya merasa heran saja dengan kematian teman-teman kita yang tak wajar seperti itu," jawabnya.

"Ya kan memang ada yang janggal sejak awal. Pasti ada alasan kenapa semua ini terjadi. Terlalu aneh untuk disebut sebagai sebuah kebetulan."

"Hmm ya, itu benar," ucap Uiju sambil mengelap kacamatanya sebelum ia kenakan kembali.

"Apa kamu rabun jauh?
Kenapa memakai kacamata?"

"Ahhh tidak, aku hanya ingin memakainya," jawab Uiju yang kemudian memakai kacamatanya.

"Tapi akan lebih baik kalau kamu tak mengenakannya," ucap Erin mengambil kacamata Uiju.

"Eh, kenapa?" tanyanya sembari menatap Erin.

"Kamu terlihat manis🤭," jawabnya sembari menahan tawa.

"Ya sudah lah. Sekarang kembalikan kacamataku," pintanya.

"Enggak mau," jawab Erin langsung menyimpan kacamata Uiju di laci yang ada di samping meja.

"Aku mau melihatmu tanpa memakai kacamata itu☺️."

"Ayolah Rin, ku mohon kembalikan. Aku merasa aneh tanpa memakai kacamata ku itu. Aku juga harus kembali ke kamar ku. Nicho dan yang lainnya pasti menunggu."

"Kenapa?" tanya Erin.

"Apa kamu mau membiarkan ku sendiri disini? Kamu kan bisa tidur di ranjang samping," ucapnya sembari melihat ranjang Ji-Won yang kosong.

"Bukannya kamu tidur sekamar dengan Yejin dan yang lainnya?" tanya Uiju.

"Enggak tuh🤨.
Sejak Ji-Won mati aku selalu tidur sendiri disini."

"Ouhh," jawab Uiju sembari ingin berlalu ke kasur yang lain.

"Owh ya, Uiju~" panggil Erin lembut.

"Emh ya, ada apa?" tanyanya sambil menghentikan langkahnya.

"Bulannya cantik ya," ucapnya sembari melihat bulan purnama dari jendela.

"Iya, kamu benar."

"Ehmm, bulannya cantik."

"Iya, aku tau itu. Aku bisa melihatnya."

"Bulannya cantik, Uiju☺️," ucap Erin sembari menatap Uiju.

"Ckk, kamu sudah mengatakannya beberapa kali. Dan aku bisa melihatnya kalau bulannya cantik," jawab Uiju.

"Dan aku akan terus mengatakan, sampai kapanpun itu untukmu, Uiju sayang😉."

Misteri Vila || [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang