Chapter 19 : Perpisahan

14 7 0
                                    

Di hari ke-10, paginya saat sarapan, Aiko terlihat nampak murung. Ia bahkan tak selera untuk sarapan. Fuma dan yang lainnya bingung, ada apa dengan Aiko. Setelah sarapan, mereka berkumpul ke ruang tengah dan menanyakan ada apa dengan Aiko yang sedari tadi nampak murung.

"Kamu kenapa Aiko?" tanya Nicho heran.

"Apa kamu baik-baik saja?"

"🙂Aku? Aku punya kabar baik untuk kalian, dan juga kabar buruk😔," jawabnya.

"Apa itu?" tanya Ocha penasaran.

"Hmm, kabar baiknya, kalian semua bisa segera pulang ke rumah☺," jawab Aiko dengan tersenyum paksa.

"Benarkah?" tanya Hyunsuk senang.

"Bagaimana cara kita bisa pulang?" tambah Yejin.

"Tunggu dulu," sahut Erin tiba-tiba menyela mereka.

"Apa maksud mu dengan kalian? Seharusnya kan kamu bilang kita."

"Benar, apa maksudmu, Ai-chan?" tanya Fuma entah mengapa merasa tak tenang.

"Emmhh itu ... kabar buruknya🙂, aku tak bisa ikut pulang bersama kalian😖."

"Apa maksudmu?!!
Kenapa kamu tak bisa pulang dengan kami?!" tanya Kyungmin kaget sekaligus bingung.

Aiko pun lalu menjelaskan semuanya tentang pertemuannya dengan Hikaru. Namun Aiko tak memberitahukan tentang ruangan bawah tanah itu.

"Dia memintaku, untuk menemaninya, di, sini😖. Dan kalian semua bisa pulang dengan selamat," jelas Aiko mengakhiri penjelasannya.

"Tapi bagaimana mungkin kami meniggalkan mu sendiri disini?!" tanya Fuma merasa khawatir.

"Ayo kita pulang bersama. Pasti ada caranya, Ai-chan."

"Tidak ada.
Bagaimana pun caranya, Hikaru akan membunuh kalian semua. Dari pada kalian semua yang menjadi korban, lebih baik aku saja yang mengalah," jawab Aiko menahan tangisnya.

"Apa yang Aiko katakan benar," ucap Yejin.

"Aku tak mau berakhir mati disini."

"Ehmm, aku mau pulang😖," tambah Ocha.

"Aku tak tahan harus lebih lama tinggal disini, aku mau pulang."

"Kalian kenapa sih?!!" ucap Erin marah.

"Ai-chan, ayo kita kabur bersama. Aku tak mau meninggalkan mu disini sendirian😫."

"Aku pun sama, aku akan coba berbicara dengannya," timpal Fuma.

"Aku tak mau kamu tersiksa hanya untuk keselamatan kami."

"Enggak Fum. Dia gak akan mencelakai ku. Aku akan baik-baik saja disini😖. Aku tak mau kalian kenapa-kenapa karena ku. Yang dia inginkan hanya aku, jadi kalian pulanglah," ucap Aiko sembari membelakangi teman-temannya.

"Huhh, kita sudah tak punya pilihan lain," ucap Nicho sedih.

"Maksud lo apa?!!" tanya Kyungmin menarik kerah baju Nicho dan menatapnya tajam.

"Bagaimana mungkin kita bisa mempercayai pembunuh itu?! Bisa saja kan dia berbohong!! Gue gak mau Ai-chan tinggal disini bersama maniak itu!"

"Min, andaikan aku harus mati di tangannya, aku tak masalah, asal kamu dan yang lainnya bisa selamat dari tempat ini😣," jelas Aiko meyakinkan Kyungmin.

"Tap-tapi-" suara Kyungmin sudah bergetar sembari menahan isak tangisnya.

"Kyungmin," panggil Aiko sembari mengelus pipinya agar ia tenang.

Misteri Vila || [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang