Seringkali perasaan ini muncul di relung hati
Membebani, juga mengisi penuh hingga akhirnya menyesakkan sanubari
Mas....
Adik perempuanmu ini rindu..
Aku masih saja terus menyalahkan diri,
Akan kepergianmu yang terasa seperti hukuman
Karna dulu, aku pernah mendambakan hidup seperti ini
Aku pernah berharap aku tak memiliki kamu,
Meski saat itu aku masih terlalu dini untuk mengerti apa itu hidup,
Pemikiran saat marah, pemikiran saat ingin sekali diakui.
Tapi memang tak sepatutnya aku sampai hati berharap seperti itu, bukan?
Dan kamu juga,
Kenapa ikut mewujudkannya?
"Aku akan kasih dia hadiah ulang tahun yang dia impikan Bu, yang ngga akan pernah terlupakan."
Masih ingatkah, kalimat 7 tahun lalu mu itu?
Ini memang tak terlupakan, namun sungguh, ini bukan sesuatu yang aku impikan
Aku tidak pernah memimpikan...
Menjadi anak yang bertanggung jawab penuh atas kondisi keluarga
Menjadi anak yang harus membahagiakan orang tua hingga lupa bahagiaku sendiri
Menjadi anak yang bahkan harus merelakan cita-citanya
Menjadi anak perempuan,
Yang bungkam sendirian meski ingin menangis dengan teriakan penuh luka
Menjadi saksi sekaligus korban yang tak bisa apa-apa dari setiap rusaknya 'rumah' kita
Taukah kamu Mas?
Aku bahkan ingin sekali memelukmu saat menulis ini,
Menangis keras dan menceritakan semuanya,
Menanggungnya bersama.
Karena ternyata aku juga tak sekuat itu.
Harus ku bagi dengan siapa luka ini?
Aku takut, menceritakannya membuka aib keluarga kita
Akupun takut memulai bercerita pada orang baru,
Karena semakin lama mereka akan semakin jauh dan tak tergapai
Menanggungnya sendirian pun semakin lama semakin ingin meledak akan rasa bersalah
Tapi,
Aku tak menyalahkanmu,
Aku menyalahkan diriku sendiri.
Atas harapanku pada Tuhan, yang akhirnya harus membawamu.
Bahuku sudah tak kuat menopangnya, Mas
Kepalaku sudah tak mampu untuk memikirkannya,
Kakiku sudah penuh luka karna memaksakannya,
Aku tak mengerti caranya berhenti
Meski aku menginginkannya
Tak ada yang bisa membawaku pergi
Dari lubang penuh aral ini
Aku harus bagaimana Mas?
Apakah jalanku memang seperti ini ya Mas?
Tak pantaskah aku bagi orang lain?
Karena begitu hancurnya aku.
Aku sendirian...
Aku kesepian..
Aku kelelahan..
Dan aku amat sangat merindukan,
sosokmu untuk ada di pelukan...
Seringkali pikiran pendek untuk ikut bersamamu seakan merayuku
Untuk lepas dari kesakitan ini
Tapi aku harus menunggu waktu penjemputan yang benar, kan Mas?
Jika tidak, aku tak bisa bertemu denganmu kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuplikan Hidup
PoesiaKetika hidup membawamu pada lika likunya, aku harap kamu tidak melewatinya sendirian. Bagaimana jika rumah itu tidak menjadi tempat teraman bagimu? Justru tempat dengan segala kesakitan dan ramai ketidaknyamanan yang akhirnya kamu dibuat terbiasa de...