Parenting

13 1 0
                                    

Pembelajaran seumur hidup adalah ketika menjadi orang tua.

Bagaimana kita akan mendidik, merawat, dan terpenting adalah menyayangi mereka.

Anak kita.

Darah daging kita.

Yang mungkin saat itu kita nantikan kehadirannya.

Atau bahkan mungkin hadir atas ketidakinginan kita.

Namun ia akan selalu ada,

Saat kalian melakukan'nya'.

Mereka yang lahir atas itu bukanlah suatu kesalahan.

Tidak ada anak yang lahir sebagai kesalahan.

Yang ada kalianlah si orang tua yang melakukan kesalahan hingga berbuah mereka si kecil tak berdosa.

Tuhan bahkan menciptakannya suci.

Atas raga mungil dari surga, yang terlahir tanpa tau apa-apa tentang kejamnya dunia yang menantinya.


Kalian si orang tua,

Harus mengerti,

Bahwa anak kalian bukanlah pelampiasan dendam.

Anak kalian bukan pula sumber kesialan atau kesusahan

Anak kalian bukanlah sarana pewujud impian kalian.

Yang harus mewujudkan apapun yang ada dalam ekspetasi kalian.

Karena merekapun memiliki batasnya.

Bukan pula boneka yang bisa kalian mainkan, kalian pukul, kalian caci maki layaknya benda mati tak punya nyawa.

Mereka hidup

Atas hak dan takdir yang mereka dapatkan dari Penciptanya.

Dengan hati dan perasaan yang sama seperti yang bisa kalian rasakan.

Sedih, kecewa, takut, bahagia.

Kalian yang seharusnya menjadi malaikatnya, pelindungnya.

Bukan iblis perenggut kebahagiaan dan hak hidup mereka di dunia.




Tuhan menciptakan mereka,

Dengan beberapa replika dari orang tuanya.

Bila kalian mencaci mereka atas sikapnya,

Bukankah seperti mencela diri kalian sendiri?

Kalian tidak akan mendapatkan mereka yang baik dengan mendidik tak baik

Kalian juga tidak akan mendapatkan mereka yang baik dengan diri kalian sendiri yang belum baik

Dan kalian yang melahirkannya, bukan berarti berhak atas segala perlakuan yang ingin kalian lakukan atasnya.

Memukul, menginjak, membungkam, bahkan membunuhnya.

"Aku sudah bersusah payah membesarkannya, seharusnya aku dapat keuntungan atas itu."

Tanpa kalian sadari,

Surga sudah Tuhan janjikan untuk semua pengorbanan kalian.

Tanpa kalian memintanya.

Ironis sekali,

Kalian mendidiknya dengan memukulnya.

Hanya untuk menuruti apa yang kalian mau.

Seharusnya apa pelajaran yang mereka dapat?

Kekerasan.

Bukan pelajaran lain yang berusaha kalian sampaikan.

Karena tidak ada pelajaran yang dapat diambil dari melakukan kekerasan selain perlakuan kekerasan itu sendiri.

Seharusnya kalian tau bagaimana rasanya karena kalianpun pernah menjadi anak dan memiliki ekspektasi terhadap orang tua.






Mereka juga manusia.

Mereka juga berhak hidup atas segala rasa nyaman, bahagia, kasih sayang.

Bukan kekerasan, sikap acuh, kata-kata kasar, atau bahkan pengasingan.

Dunia luar sudah terlalu kejam pada mereka.

Dan sebagai rumah, kalian seharusnya menjadi tempat kembali dari segala ketidakadilan.

Untuk menemui tempatnya berlindung.

Bukan semakin menyiksa mereka di istananya sendiri.

Karena sebelum dititipkan pada kalian ke dunia ini,

Tuhan selalu menyayanginya disana.

Anak bahkan kerap kali menjadi cerminan atas orang tuanya.

Bagaimana orang tuanya mendidiknya, bagaimana orang tuanya membesarkannya.

Jangan sampai kalian terlambat menyadari semua saat Tuhan sudah mengambilnya kembali.

Lalu menyalakan Tuhan atas semua yang terjadi.

Dunia tidak berputar sesuai hati kalian.





Sudahkan kalian siap untuk itu semua?

Untuk pembelajaran seumur hidup yang akan kalian jalani?

Cuplikan HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang