Saat malam tiba, baby Jevan dan Haruna sudah diperbolehkan pulang. Bayi itu sudah pulih dan sehat. Haruto dan Jeno yang sedang belajar di rumah masing masing merasa senang mendengar kabar itu. Jeno segera menjemput Haruto di apartemennya dan mengantarnya ke rumah sakit.
Mereka menyelesaikan administrasi yang mana ditanggung oleh Jeno sepenuhnya. Haruto tak dibiarkan menanggungnya. Kata Jeno. "Biarkan pria yang menanggungnya."
Itu membuat Haruto agak bingung. Memangnya gw bukan laki apa?!
Tak ambil pusing mereka segera mengambil bayi itu dan mengucapkan terimakasih pada dokter serta suster yang telah merawat si kembar Jevan-Haruna.
Kini keduanya dalam perjalanan pulang.
Haruto pindah menjadi duduk di belakang bersama dua bayi di gendongannya. Haruto melirik ke belakang dan melihat ada peralatan bayi di bagasi.
"Lo beli peralatan bayi?"
"Iyaa." Jawab Jeno. "Semuanya lengkap kok. Ada baju2 sama bedongan. Minyak kayu putih, bedak dan segala macemnya udah gue beli."
Haruto tersenyum. Jeno rupanya juga menyayangi bayi bayi itu. "Thanks."
"Lo laper?" Tanya Jeno. Haruto menggeleng. "Gak kok."
Mobil mereka sampai di lobby apartemen. Haruto membawa Haruna dan Jevan di pelukannya sementara Jeno membawa peralatan bayi di tangannya. Mereka memasuki kamar Haruto lalu menidurkan bayi itu di kasur mereka.
Haruto mencium kedua kening bayinya lalu beranjak dari kamarnya. Ia memilih menyiapkan handuk dan pakaian untuk Jeno.
Jeno ada di kamar sebelah. Tengah menyusun lemari kecil serta pakaian dan mainan Jevan- Haruna.
"Mau mandi air hangat?" Tawar Haruto. Jeno mengangguk. "Ya."
Haruto meninggalkannya dan pergi ke dapur. Memasak air untuk Jeno mandi.
Selagi menunggu airnya matang, Haruto melihat plastik berisi dua kotak susu di meja makan. Susu itu untuk Jevan dan Haruna. Namun satu kotak kecil membuat Haruto terkejut setelah membacanya.
J-jamu pelancar asi?
🍰 We Having A Babies 🍰
Tak ambil pusing, Haruto akan menanyakannya nanti. Ia mempersiapkan bak mandi Jeno dulu agar anak itu rileks.
Sementara Haruto memasak makan malam untuk keduanya. Ia menggoreng ayam. Membuat bumbu dan memasak nasi juga. Tetapi semua itu harus terjeda sejenak akibat tangisan anaknya yang nyaring.
Haruto berlari ke kamar. Ia mendapati Haruna yang menangis. Segera ia menggendongnya. "Cup cup...anak mama. Mau apa nak? Laper yaa..cup cup jangan nangis sayang." Tetapi tetap saja Haruna menangis.
Seolah terpancing, Jevan akhirnya terbangun dan menangis. Haruto pun juga menggendongnya. "Cup cup..jagoan mama jangan nangis sayang...ada apa nak? Laper ya..cup cup."
Mereka tetap menangis. Mungkin benar bila mereka lapar. Haruto berniat akan membuatkan mereka susu sebelum akhirnya Jeno datang dengan dua buah botol susu.
Jeno menghampiri mereka dan menyuapi dot ke masing masing mulut mereka. Calon Ayah anak anak itu baru saja selesai mandi. Rambutnya masih basah dan hanya memakai handuk yang dililit di pinggangnya.
"Sini. Anak anak aku pegang. Kamu mandi sana." Kata Jeno. Haruto mengangguk dan menyerahkan dua bayi itu dengan hati hati. "Sama ayah yaa adek."
"Iya mama." Jawab Jeno yang membuat Haruto tersenyum tipis dihiasi semburat merah pada pipinya. Ia akhirnya pergi mandi dan memutuskan untuk menyelesaikan masakannya setelah mandi. Sementara Jeno akan mengurus si kembar sampai tidur lagi.
🍰 We Having A Babies 🍰
Haruto sudah selesai mandi dan berpakaian. Ia kembali melanjutkan masakannya yang tertunda. Sementara Jeno berada di ruang tamu sambil beristirahat di sofa. Jujur saja, Jeno lapar.
"Jeno."
"Iya?"
"Ayo makan. Masakannya udah matang."
🍰 We Having A Babies 🍰
Sepiring nasi dan ayam goreng tersaji di atas meja makan. Ditemani dengan beberapa lauk lain seperti sup kentang dan telur dadar gulung.
Suara dentingan sendok dan garpu saling beradu. Tak ada yang buka pembicaraan hingga akhirnya mereka selesai makan.
Haruto mencuci piring sementara Jeno mengelap meja. Seusai itu mereka beristirahat di ruang tamu sambil menonton tv ditemani cemilan cemilan.
Seketika Haruto teringat akan sebuah jamu tadi. Ia akan menanyakannya pada Jeno. "Jeno, kamu beli jamu untuk siapa?" Tanyanya dengan hati hati.
Jeno melotot. Astaga!
"Oh i-itu tadi tuh pas beli susu, ada promo..sekalian sama jamu tadi jadi lebih murah lagi. Gitu." Jelas Jeno dengan sedikit terbata. Haruto mengangguk paham.
"Tapi kalau lu tertarik, minum aja gapapa. Siapa tahu kan kalau berhasil.." bisik Jeno. Membuat Haruto melotot. "Heh!"
"Oh iya. Besok kan libur, ada rapat. Gue nginep ya? Hehehe..."
Haruto mengangguk. "Iya. Lagian udah malem banget."
🍰 We Having A Babies 🍰
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us [Jeno X Haruto]
FanfictionJust story about between us, you and me. [Jeno NCT X Haruto TREASURE]