🍰 ; 12

490 50 5
                                    

"Selamat atas kemenangan tim kamu." Haruto berucap setelah mereka menginjakkan kaki di apartemen miliknya. Jeno tersenyum. "Thanks."

"Nginep aja ya? Kasian kamu capek." Tangannya menyalakan lampu. Mereka langsung ke pantry dapur dan meminum segelas air putih.

"Gak enak ah nginep mulu."

"Gapapa. Gini, anggap aja rumah sendiri." Haruto membuka lemari kabinet di atas. Mengambil beberapa cemilan untuk disantap bersama Jeno seusai mereka membersihkan badan.

"Aduh Ru, gua makin gak enak."

"Udah gapapa. Lagian rumah asli lu jauh. Sesekali kalau mau nginep disini gapapa." Ia membukakan satu bungkus biskuit coklat dan memakannya satu.

Jeno makin merasa tak enak. Meski ayah dan ibu Haruto sangat santai terhadapnya namun tetap saja rasa tak enak itu ada.

"Thanks ya, Haruto." Satu biskuit diambil dan dikunyah oleh Jeno. "Lo repot repot banget..dan, makasih udah rela gak sekolah buat nonton gue tanding."

Haruto tersenyum. Hal yang langka karena senyuman itu tulus dan lebar. "Iya Jeno."

🍰 We Having A Babies 🍰

Dering telepon berhasil membangunkan Jeno dari tidur yang lelap. Lelaki itu mengerang rendah penuh kekesalan. Sial, mimpinya tengah indah tadi.

Dengan ogah ogahan ia mengangkatnya tanpa melihat si pengirim. "Halo."

"Jen, tolong pulang. Jena kumat lagi."

Shit!

"Diapain lagi sih sama tua bangka itu?"

"Gua gatau. Si Jena pingsan di kamar gak jawab2 panggilan gua."

"Bangsat!" Jeno melirik ke arah pintu kamar yang tertutup. "Lu tungguin gua. Bawa Jena ke rumah sakit, bilangin administrasi biar gua yang urus."

"Iya bang. Maaf ganggu malem2."

"Gapapa." Telepon itu berakhir. Jeno mengambil jaket hitamnya dan kunci motor. Ia membuka sedikit pintu kamar Haruto dan melihat Haruto sudah tertidur pulas di kasurnya. Ia tersenyum tipis lalu menutupnya kembali. Dengan terburu buru ia meninggalkan apartemen demi seseorang yang tengah menunggu di rumah sakit.

🍰 We Having A Babies 🍰

Jam di dinding menunjukkan pukul empat pagi. Rasa kantuk Jeno menghilang entah kemana setelah mengendarai motor dengan kesetanan dan memakan waktu 1 jam lima belas menit.

Rumah sakit anggrek menjadi tempat bagi sosok Jena dilarikan ke sana. Ia sempatkan untuk mengurus administrasi atas nama Jena. Setelah itu ia pergi ke kamar inapnya dan melihat sosok perempuan yang terbaring lemah di atas brankar.

"Jena!" Jeno menghampiri perempuan itu.

"Jeno." Jena menjawabnya dengan lemah. Tangannya yang terbebas dari infus di genggam oleh Jeno. "Diapain lagi?"

"Biasa...ibu sama Vania ngamuk lagi.." jawabnya. "Ayah juga."

"Ah sialan!" Jeno mengumpat. Ia benar benar benci keluarganya. "Vania bangsatt!"

"Mereka bajingan, keluarga lo, ngunciin Jena habis dipukul." Sahut laki laki yang menolong Jena.

"Hadeh...gue sedih Just, kenapa keluarga gue berantakan banget sih anjiiinggg!!" Jeno meremas rambutnya. "Hahaha hidup kok lucu banget. Anjing ketawa gue bangsat." Tawa hambar menguar dari bibirnya. Justin dan Jena menatapnya sedih. Terutama Jena karena merasa bersalah.

"Jena, tolong sabar sedikit lagii yaa...bulan depan gue gajian. Semoga gaji gue cukup buat kuliah lo."

"Jeno..jangan please..itu buat lo aja. Gaji lo buat lo."

"No no, gapapa. Gue enek liat keluarga kita. Apa mau pindah sekarang aja?"

"Jangan, ibu gak bolehin aku sampai aku lulus SMA."

"Anjing!" Jeno benar benar marah. Mengapa hidup Jena harus sehancur ini?

"Vania sialan. Gatau terimakasih magadir!"

🍰 We Having A Babies 🍰

Sementara itu Haruto terbangun dan berubah panik saat ia tak temukan Jeno. "Jeno, lu dimana sih?" Keluhnya sambil menelpon Jeno namun sialnya ponsel Jeno tertinggal di kamarnya.

Niat Haruto hari ini ingin sekolah. Namun ia malah dibuat khawatir oleh Jeno. Alhasil Haruto memilih bolos saja.

Haruto mendesah kecewa. Ia pergi ke kamarnya dan berbaring pasrah di atas kasurnya. Kemudian melihat salah satu boneka kecil yang terselip di antara tumpukan bantalnya. Boneka kelinci yang lucu nan putih itu rupanya milik Haruna, anak mereka.

Seulas senyum terbit di bibirnya. Memeluk erat boneka itu.

"Haahh...mama kangen kalian.."

Raut wajahnya kemudian berubah kusut. Lalu mendecak sejenak. "Ah mana sih tuh orang! Pagi pagi bikin badmood aja bangsat."

🍰 We Having A Babies 🍰

Dah segitu dulu, aku mau tidur🫶🏻🫶🏻 besok dilanjut

Between Us [Jeno X Haruto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang