Sudah sejak semalam adanya si kembar di apartemen Haruto, membuat sepasang remaja itu sulit tidur dan terbangun beberapa saat karena mereka selalu menangis. Entah lapar, haus, atau popoknya yang penuh.
Alhasil keduanya bangun kesiangan. Untung saja hari ini libur. Hal itu dimanfaatkan oleh keduanya untuk mengurus Jevan dan Haruna.
Berkat bantuan buku panduan dan insting, keduanya berhasil memandikan bayi dengan hati hati dan benar serta memakaikannya pakaian. Tak lupa membedongnya dan menyusui dengan dot.
Jevan dan Haruna kembali tertidur. Itu membuat keduanya lega dan bisa memakan sarapan merek dengan tenang meski telat karena ini sudah siang.
Pancake madu dan beberapa potong buah menjadi sarapan mereka. Harut memakannya sambil melihat pendaftaran kuliah di laptopnya. Jeno juga ikut melihatnya.
"Kedokteran?"
"Iya."
"Jurusan?"
"Gak tauu."
"Kok gak tau?"
"Diem ih Jeno!"
"Gitu doang marah."
"Kamu tuh ya-"
Ting tong!
Haruto segera bangun dan membuka pintu. Alangkah terkejutnya mendapati ibu nya yang datang dan memeluknya. "Astagaaa, mama kangen sekali sama anak mama. Kamu betah banget kayaknya disini sampe gak mau pulang!"
"Ehehe..i-iya mama.." jawabnya gugup dan cengengesan.
Duh datengnya gak ngomong ngomong sih. Batin Haruto.
"Eh ini sepatu siapa? Kamu bawa temen?" Mama mulai berjalan menuju ruang tamu. Jeno yang melihat kehadiran mama Haruto pun beranjak berdiri dan mencium tangan mama Haruto. "Tante."
"Halo ganteng. Temen satu sekolah Haruto sayang?" Tanyanya. Jeno mengangguk. "Iya tante."
"Oh gituu." Haruto sudah pergi ke dapur dan tak lama membawa segelas jus jeruk pada ibunya. "Mama. Ini jusnya."
"Thankyou sayang. Tau aja lagi haus banget." Mama meminum jus jeruk itu.
"Buat gw mana?" Tanya Jeno.
"Bikin aja sendiri." Jawab Haruto sambil duduk di samping sang ibu.
"Gak boleh gitu dong sayang." Tegur mamanya.
"Iya mah."
"Oh iya-"
OEEEKK OOEEKK
ketiga orang diruang tamu itu mematung. Mereka sama sama terkejut terutama Jeno dan Haruto.
Duh bisa bisanya lupa punya bayi! Batin keduanya yang akhirnya segera berlari ke kamar dan menggendong anak kembar itu. Jevan di gendongan Jeno dan Haruna digendongan Haruto.
"Astaga!" Ucap mama Haruto. Ia pun segera pergi ke dapur setelah sadar bahwa bayi bayi itu kehausan. Membuatkan mereka susu. Dan memberikannya pada keduanya.
Kedua bayi itu meminumnya dengan rakus. Nampaknya benar benar kelaparan.
"Kalian berdua, jelasin ke mama sekarang."
🍰 We Having A Babies 🍰
Setelah menidurkan si kembar, kini keduanya berada di ruang tamu sambil ditemani dengan secangkir teh dan cemilan. Mama menyesap tehnya dan menatap dua anak remaja di depannya. "Ayo. Jelasin ke mama."
"I-itu.." Haruto menceritakannya. Dibantu oleh Jeno. Mama mengangguk paham dan mengusap punggung keduanya.
"Sayangnya kalian masih muda." Ucapnya. "Keinginan kalian memang baik. Tapi kalian harus tau sayang, kalau pemerintah melarang pengadopsian anak oleh seseorang yang masih dibawah umur."
Jeno dan Haruto menunduk. Mendadak murung wajah keduanya. Dan itu semua tak luput dari mama. Wanita itu menghela nafasnya sejenak lalu menatap intens dua pemuda itu. "Lagipula, seyakin apa kalian ingin menjadi orangtua asuh si kembar-"
"Jevan dan Haruna. Itu namanya." Sela Haruto.
"Iya. Jevan dan Haruna. Seberapa yakin kalian berdua?"
"Sangat yakin." Jawab Jeno mantap.
"Haruto?" Tanya mama.
"Seratus persen yakin." Haruto tak kalah mantap. Mama mengangguk puas. "Its okay. Mama akan mengurus dokumen Jevan dan Haruna. Bagaimana pun mereka harus punya status yang jelas."
"Terimakasih mama/tante".
"Sama sama." Mama menyesap jus jeruknya. "Buat Jeno, panggil saya mama aja. Jangan tante."
"Iya tan- eh mama. Iya mama." Jawab Jeno kikuk.
"Good." Jawab Mama. Haruto dan Jeno menghela nafas lega. Selanjutnya, pembahasannya bukan lagi tentang bayi kembar itu. Melainkan rencana perkuliahan yang akan mereka hadapi.
🍰 We Having A Babies 🍰
Pada sore harinya, mama dan Jeno telah pamit pulang. Haruto menghela nafasnya saat apartemen kembali menjadi sepi, tak ada ocehan dari Jeno.
Jujur saja, sejak kedatangan Jeno apartemennya jauh lebih berwarna karena ocehan ocehannya.
Ya sudahlah. Besok masih bisa bertemu lagi.
OEEKK OOEEKKK
tetapi Haruto juga lupa jika ia sudah punya dua bayi. Ia segera berlari ke kamar dan menenangkan dua bayi yang menangis kencang itu.
Haruto mengecek popoknya. Oh sudah penuh ternyata. Ia menggantinya. Tangis mereka bersahutan, menyakiti pendengaran Haruto. Tak masalah, karena bayi kecil tak pernah punya salah.
Setelah mengganti popok keduanya, Haruto menggendong keduanya dengan hati hati. Dan berjalan pelan mengitari ruang tamu sambil bersenandung lagu tidur.
Tangis mereka perlahan berhenti. Terganti dengan tidur keduanya. Dengan pelan, Haruto menidurkan mereka kembali di kasur dan membedongnya.
Haruto meninggalkan keduanya. Ia memutuskan untuk membersihkan apartemen. Menyapu, mengepel, mencuci piring, memasak, semuanya ia lakukan. Meski terkadang harus terjeda oleh tangisan si kembar.
"Huft...capeeekkk.." Haruto tepar setelah menidurkan mereka untuk yang kesekian kalinya.
Oh kasihannya.
🍰 We Having A Babies 🍰
Hello!
Happy new year 2024!
Update an pertama di 2024!
Masih ada yang nungguin gak??
![](https://img.wattpad.com/cover/314709740-288-k456325.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us [Jeno X Haruto]
FanficJust story about between us, you and me. [Jeno NCT X Haruto TREASURE]