🍰 ; 08

1K 107 7
                                    

pada malam harinya, mama Haruto datang lagi. Kali ini ia bersama sang suami. Dengan hati yang senang Haruto menerima sekotak kue bolu dari sang papa. Haruto memakannya dengan nikmat, sementara anak anak berada ditangan kedua orangtuanya.

"Jevan~ lucu sekali sih~" Papa menimang si bayi Jevan, sedangkan Haruna berada di tangan sang mama.

"Besok kamu sekolah sayang?" Tanya mama. Haruto mengangguk. "Ya mama."

"Anak anak mama bawa ya? Biar kamu tidurnya nyenyak terus besok sekolah."

"Gak ngerepotin mama?"

"Enggak dong. Mama juga senang bisa main sama cucu cucu mama."

"Hmm..yaudah deh." Final Haruto.

"Sayang." Papa mulai bersuara. "Papa udah tahu semuanya, tentang si kembar. Surat adopsi sudah diurus oleh papa. Kamu dan temen kamu si Jono-"

"Jeno."

"Iya si Jeno. Kamu dan Jeno sudah resmi menjadi orangtua asuh si kembar."

"Uhuk!" Haruto terbatuk batuk. Ia segera meminum air di gelasnya lalu menatap papanya. "Hah?! Kok bisa?!"

"Kamu tuh kayak gak tahu papa kamu aja sih." Ucap mama yang menatap papa. Haruto berdecak sejenak. "Oh aku paham. Uang lagi kan?"

"Begitulah." Jawab papanya enteng. "Lo punya duit lo punya kuasa."

"Terserah." Haruto memutar bola matanya malas. "Kalau begitu nanti aku akan kabari Jeno."

🍰 We Having A Babies 🍰

Sementara Jeno tengah bermain basket di lapangan alun alun. Ia tak sendirian. Bersama teman teman lainnya. Tak hanya seme, ada juga uke. Dan yang pasti, semuanya laki laki.

"Masuk Jen!"

Dugh!

Dan bola basket pun berhasil memasuki ring. Teman temannya bertepuk tangan lalu Jeno tersenyum menghampiri mereka.

Salah satu laki laki manis memberi handuk kecil padanya dan diterima baik oleh Jeno. "Thanks Taro."

Shotaro mengangguk. "Iya."

"Woi makan dulu sini. Capek banget ih  gila." Jaemin bersama dua submissive lainnya datang. Mereka berkeringat dan sama sama masih mengenakan kaus hitam dan celana pendek hitam khas olahraga.

"Ayo makan daritadi gue udah laper banget!" Haechan menyaut.

"Ah lu mah laper mulu." Sahut submissive tinggi yang tadi datang bersama Jaemin, Sungchan namanya.

Semuanya tertawa. Mereka duduk melingkar di pinggir lapangan dan Renjun membagikan kotak kotak makanan secara rata. Dibantu oleh Chenle yang membagikan minuman.

"Oke semuanya karena udah dibagi sama rata, sekarang kita berdoa dulu." Jeno memimpin doa diikuti oleh teman temannya dan mereka memakan nasi kotak itu.

"Mingdep udah mulai lomba nih." Ujar Jihoon menatap teman temannya. "Jangan pada sakit sakit yaa."

"Yaa." Jawab mereka.

"Jen, gimana lu sama itu?" Tanya Junkyu tiba tiba.

"Apaan sih? Itu apaan?" Jeno tak mengerti.

"Haruto buset."

"Oh. Lancar aja bro, gue udah mulai deket banget ama dia." Jawab Jeno sambil tersenyum.

"Ditunggu jadiannya." Celetuk Yoshi.

"Dan pajaknya." Tambah Sungchan. Jeno berdeham saja.

"Ntar lomba boleh pake liptint gak ya?" Tanya Chenle.

"Eh buset deh sempet sempetnya." Jaemin.

"Ini lomba anying. Bukan nyari cowok." Junkyu

"Kita kan nanti lawan Smanda ya? Gue kemaren kesana tauk." Kata Sungchan.

"Lah lu ngapain kesana?" Shotaro bertanya.

"Nyari sugar daddy." Jawab Sungchan lalu ia tertawa. "Yakali anjir hahahahaha ya gue menjemput sepupu gue tercinta lah."

"Karina ya?" Tanya Renjun. Sungchan mengangguk. "Tapi disana gue ketemu cowok cantik banget anjirr gue jadi insecure." Ucapnya murung.

"Gausah insecure. Cantik tuh bukan cuman dilihat dari fisik aja, kalau hati lu baik lu bakal cantik luar dalam." Kata Jisung.

"Betul tuh. Apalagi kalau berwawasan luas juga, malah lebih good itu." Kata Jeno. "Gausah apa apa dibikin insecure. Pede aja."

"Iya Jeno." Jawab Sungchan.

"Ntar ada cogan gak ya?" Tanya Shotaro membuat Junkyu mendelik. "Heh bocah, lomba woy sempet sempetnya ya!"

"Bacooottt. lu juga nanti pasti nyari nyari uke tuh!"

"Kontol."

"Punya. Mau?"

"Woi ngapain bahas kontol kontolan sih gue lagi makan juga!"

🍰 We Having A Babies 🍰

Keesokkan harinya, sekolah berjalan seperti biasa. waktu istirahat telah tiba, Haruto pergi ke kantin untuk membeli makan siangnya. Haruto membeli bakso dan es teh. Ia makan sendirian di meja pojok. Tak lama, datanglah seseorang yang memang belakangan ini tengah dekat dengannya.

"Sendirian aja?"

"Hmm."

"Mau ditemenin?"

"Terserah."

"Jutek banget sih." Pipinya dicubit pelan. Haruto mendesis. "Jeno ih!"

Jeno tertawa. Ia menaruh ponselnya di meja. "Nitip ya. Gue mau beli nasi dulu."

Haruto mengangguk dan Jeno meninggalkannya. Ia melanjutkan kembali makannya dan ponsel Jeno berdering sejenak karena ada pesan masuk.

Sebenarnya, Haruto ogah memedulikannya. Tetapi sialnya matanya tak sengaja menangkap siapa yang mengirim pesan itu.

Rea
Jadi kan nemenin pulsek?

Ia berdecak. Entah kenapa rasanya hatinya lebih terbakar daripada mulutnya yang kini mengunyah baso setan dengan cabai rawit.

Ngapain sih si Rea! Jeno bisa bisanya deket ama tuh cewek! Najis banget gue!

🍰 We Having A Babies 🍰

Ekhem! Kira kira bakal ada apa nich??

(Bakal banyak crackpair)





Between Us [Jeno X Haruto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang