🍰 ; 10

1K 98 29
                                    

Pelajaran olahraga di jam kedua telah dimulai. Haruto sudah berganti dengan  baju olahraganya. Mereka berkumpul dilapangan dan tentunya berbaris.

"Hari ini pelajaran kita adalah bermain basket. Bapak akan memberitahu kalian bahwa jadwal kelas 12 IPA 2 akan disatukan dengan 12 IPS 3. Maka dari itu mohon kerja samanya untuk nilai kalian." Jelas pak Lee. Yang dijawab kompak oleh murid muridnya.

Sekilas, Haruto menatap Jeno yang kebetulan berdiri di sampingnya. Wajahnya berubah sinis lalu meninggalkannya bersama anak anak kelasnya. Jeno tersadar bahwa Haruto sangat marah padanya.

"Hadeeh.."

🍰 We Having A Babies 🍰

Pengambilan nilai berlangsung sengit. Masing masing menunjukkan keunggulannya dalam permainan bola tangan itu. Apalagi mereka yang ikut eskul basket, kemampuan yang dipelajari secara khusus pun dikeluarkan dan menuai pujian yang keluar dari mulut mereka.

Peluit akhirnya berbunyi, tanda waktu olahraga telah selesai. Mereka bisa beristirahat dan kembali ke kelas.

Sebelumnya, para murid lebih dulu berkumpul di pinggir lapangan tuk istirahat sejenak seraya mengelap keringat sambil minum air. Keluhan lelah dan panas tak terelakkan, bahkan wajah Haruto memerah akibat sinar matahari yang terik.

"Enaknya beli es nih." Ucap Karina diamgguki Winter. "Es teh enak tuh."

"Jenoo!" Semua menoleh ke asal suara, termasuk Haruto yang daritadi diam saja sambil mengibaskan kaus olahraganya. Ia memperhatikan seorang gadis yang menghampiri Jeno.

"Aduh si pickme." Celetuk Shotaro di belakangnya. Mereka duduknya memang berdekatan. Haruto menengok ke belakangnya dan keduanya bertatapan.

"Ganjen banget ya si Rea." Celetuk Sungchan di samping Shotaro. "Mana suaranya keras banget. Sakit dengernya. Lu risih gak Haru?"

"Lumayan." Jawabnya singkat. Lalu memutuskan tuk menontoni Jeno dan Rea di jauh sana.

"Nih ada air buat kamu. Diminum ya." Rea memberikan botol air minum pada Jeno. Jeno menolak dengan halus. "Gak usah Rea. Gue ada minum kok."

"Tapi itu tinggal dikit."

"Gausah, gapapa." Jeno beranjak dari tempatnya. Tetapi Rea mengikutinya. "Yaudah. Ini ada handuk buat kamu." Rea memberikan handuk kecil padanya. Jeno lagi lagi menggeleng. "Gak. makasih."

"Iiihh! Gapapa Jeno, terima aja. Kamu keringetan."

"Heh bocah! Kalo orangnya gak mau ya gak mau! Gausah maksa tolol!" Haruto tiba tiba datang dan memaki gadis itu. Membuat yang lainnya panik dan ternganga.

"Tapi aku-"

"Udah! Aneh banget lu jadi orang. Gak mau malah dipaksa. Bego." Kesabaran Haruto terkuras. Ia langsung menarik tangan Jeno menjauh dari sana. Yang ditarik hanya pasrah sambil tersenyum dan menengok ke arah teman temannya.

🍰 We Having A Babies 🍰

Haruto membawanya ke kamar mandi. Tak banyak bicara, Haruto mengeluarkan handuk kecil miliknya yang belum disentuh lalu mengelap keringat di wajah dan kepala Jeno. Sangat telaten dan membuat Jeno tersenyum.

"Kenapa senyum?" Haruto ketus padanya. Rupanya amarah perkara semalam masih belum reda. Yah, Jeno memang mengecewakan Haruto.

"Gapapa. Seneng aja diginiin. Makasih cantik." Haruto mengangguk saja lalu ia mencuci mukanya. Jeno tetap menungguinya.

"Maaf." Ucapnya merasa bersalah. Haruto menoleh ke belakang. "Kenapa?"

"Karena gak dateng semalem."

Haruto menghela nafas. "Iya. Gapapa. Jangan ulangin lagi ya."

"Aku kecewa banget semalem." Lanjutnya. Jeno semakin merasa bersalah. "Maaf.

"Its okay.." Haruto tersenyum kecil. Membuat Jeno lega dan memeluknya tanpa sadar. Haruto tak menolak. Ia terdiam, terpaku beberapa saat. Sedangkan Jeno melepaskan pelukannya. "Eh maaf! Gue peluk peluk-"

"Gapapa. Peluk lagi." Haruto meminta. Jeno tak mengerti, tetapi menurutinya dengan senang hati. Memeluk tubuh Haruto seolah ia amat menyayanginya. Haruto pun demikian. Ia merasa nyaman dan disayangi.

🍰 We Having A Babies 🍰

Pulang sekolah, Haruto mengajak Jeno ke rumah orangtuanya tuk menengok buah hati mereka sekali lagi. Jeno langsung menyapa keduanya yang sudah terbangun. "Halo anak anak~ ini ayah."

Haruto sendiri sudah pergi ke dapur. Meminta makan pada ibunya karena ia lapar. Disisi lain, ia juga rindu masakan ibunya.

"Mama masak sup kimlo. Kamu mau?"

Haruto mengangguk. "Iya mah. Ntar tolong anterin ke kamar ya? Aku mau main sama twins soalnya."

"Oke sayang. Oh iya, itu mama bikin bolu sama cookies. Kamu makan berdua sama Jeno ya."

"Okey mama. Thank you." Haruto memotong beberapa kue bolu dan mengambil toples cookies. Tak lupa 2 botol air dingin. Ia menaiki tangga atas dan bergabung di kamar twins. Dilihatnya Jeno tengah menimang Haruna. Ia tersenyum tipis. "Halo Una~" sapanya pada si bayi di gendongan ayahnya. Kemudian ia menatap Jeno. "Mama abis bikin bolu sama cookies. Cobain deh."

"Suapin dong. Aku lagi megang Una."

Haruto dengan senang hati menyuapinya. Kalau dipikir pikir, dirinya sudah sedekat ini dengan Jeno.

"Enak banget. Suapin cookies juga ya."

"Iya Jeno. Abis ini juga kamu makan nasi ya.".

"Iya mama. Ayah mah nurut aja."

Sialan. Wajah Haruto memerah sekarang.

🍰 We Having A Babies 🍰

Haii..

Sorry slow update..

Masih ada yang nungguin book ini?

Akunya udah gak bisa sesering update kyk dulu. Udah sibuk bgt soalnya.

Maafin kesibukanku yaa..

Hope you like it!❤️

Between Us [Jeno X Haruto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang